Jumat, 14 Juni 2024

Renungan hari ini: “MUSA BERDOA KEPADA TUHAN” (Bilangan 14:17)

Renungan hari ini:

 

“MUSA BERDOA KEPADA TUHAN”


 

Bilangan 14:17 (TB2) "Sekarang, kiranya kekuatan TUHAN nyata kebesarannya, seperti yang Kaufirmankan"

 

Numbers 14:17 (NET) "So now, let the power of my Lord be great, just as you have said"

 

Dalam ayat ini, Musa berdoa kepada Tuhan agar kekuatan dan kebesaran-Nya nyata di tengah-tengah umat Israel. Situasi yang melatarbelakangi ayat ini adalah ketika bangsa Israel meragukan janji Tuhan dan merasa takut untuk memasuki tanah perjanjian karena laporan negatif dari sepuluh pengintai yang dikirim ke Kanaan. Mereka khawatir akan kekuatan musuh dan mulai memberontak melawan Musa dan Harun. Musa, sebagai pemimpin yang setia dan pendoa syafaat, memohon kepada Tuhan agar menunjukkan kekuatan dan kebesaran-Nya bukan hanya untuk menghukum, tetapi juga untuk menyelamatkan dan mengampuni. Di sini, Musa mengingatkan Tuhan akan janji-Nya dan sifat-Nya yang penuh kasih dan panjang sabar.

 

Dalam menghadapi tantangan dan ketakutan, kita diingatkan untuk percaya pada kekuatan Tuhan. Sama seperti Musa yang percaya bahwa Tuhan dapat menyelamatkan bangsa Israel, kita juga harus yakin bahwa Tuhan mampu menolong kita dalam setiap situasi yang sulit. Musa berdoa bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh bangsa Israel. Kita diajak untuk menjadi pendoa syafaat, mendoakan keluarga, teman, dan bangsa kita, terutama saat mereka sedang dalam kesulitan atau kebingungan.

 

Musa mengingatkan Tuhan akan janji-Nya. Kita juga harus belajar untuk mengandalkan janji-janji Tuhan dalam Alkitab. Saat kita berdoa, kita bisa mengingatkan Tuhan akan janji-Nya dan bersandar pada kebenaran firman-Nya. Meski bangsa Israel sering memberontak, Musa tetap memohonkan kasih dan pengampunan Tuhan bagi mereka. Ini mengajarkan kita untuk selalu memiliki hati yang penuh kasih dan pengampunan terhadap sesama, meski mereka sering kali mengecewakan atau melukai kita.

 

Ketakutan bangsa Israel terhadap musuh-musuh mereka mencerminkan ketakutan kita dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini mengajarkan kita untuk menghadapi ketakutan dengan iman kepada Tuhan yang berkuasa dan mampu melakukan segala hal. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menghadapi situasi yang membuat kita meragukan kekuatan Tuhan. Namun, melalui ayat ini, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu siap untuk menunjukkan kebesaran dan kekuatan-Nya, asalkan kita datang kepada-Nya dengan iman dan doa yang sungguh-sungguh. Tuhan adalah Allah yang setia, yang akan menggenapi setiap janji-Nya dan menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas kepada kita.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini?  Nas hari ini memberikan beberapa poin yang hendak kita renungkan, yakni:

 

Pertama, mengakui Kekuatan Tuhan. Musa memohon agar kekuatan Tuhan dinyatakan. Dalam kehidupan kita, penting untuk selalu mengakui dan mengingat bahwa Tuhan memiliki kekuatan yang tak terbatas. Dia mampu mengatasi segala rintangan dan masalah yang kita hadapi.

 

Kedua, mengandalkan Janji Tuhan. Musa mengingatkan Tuhan akan firman-Nya. Ini menunjukkan pentingnya mengenal dan mengandalkan janji-janji Tuhan yang terdapat dalam Alkitab. Saat kita menghadapi situasi sulit, kita dapat berdoa dan mengingatkan Tuhan akan janji-janji-Nya, seperti yang Musa lakukan.

 

Ketiga, keberanian dalam Doa. Musa menunjukkan keberanian dan kepercayaan dalam doanya. Dia tidak ragu untuk berbicara langsung kepada Tuhan dan memohon intervensi-Nya. Kita juga diajak untuk berdoa dengan iman dan keyakinan, percaya bahwa Tuhan mendengar dan akan menjawab doa-doa kita.

 

Keempat, Kasih dan Pengampunan Tuhan. Meskipun bangsa Israel sering kali memberontak dan tidak percaya, Musa memohon belas kasihan dan pengampunan Tuhan bagi mereka. Ini mengingatkan kita akan kasih dan pengampunan Tuhan yang luar biasa, serta mengajak kita untuk menunjukkan kasih dan pengampunan kepada sesama.

 

Kelima, mengatasi ketakutan dengan iman. Konteks dari ayat ini adalah ketakutan bangsa Israel terhadap tantangan di depan mereka. Musa mengajarkan kita bahwa ketakutan harus dihadapi dengan iman kepada Tuhan yang berkuasa. Ketika kita merasa takut atau ragu, kita perlu mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan dan mempercayai kuasa-Nya. Karena itu, melalui renungan ini, kita diajak untuk selalu mengingat kebesaran dan kekuatan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Dengan iman yang kuat, kita dapat menghadapi setiap tantangan dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan kuasa dan kasih-Nya yang luar biasa. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Kamis, 13 Juni 2024

Renungan hari ini: “KASIH DAN BELAS KASIH ALLAH” (Lukas 15:7)

Renungan hari ini:

 

“KASIH DAN BELAS KASIH ALLAH”


 

Lukas 15:7 (TB2) "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan"

 

Luke 15:7 (NET) "I tell you, in the same way there will be more joy in heaven over one sinner who repents than over ninety-nine righteous people who have no need to repent"

 

Nas hari ini menyampaikan pesan yang sangat mendalam tentang kasih dan belas kasih Allah. Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajarkan kita beberapa hal penting:

 

Pertama, Kasih Allah yang tak terbatas. Ayat ini menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada setiap individu. Allah tidak hanya mencintai mereka yang sudah hidup dalam kebenaran, tetapi juga mereka yang tersesat dan berdosa. Ketika satu orang berdosa bertobat, ada sukacita besar di surga. Ini menegaskan bahwa setiap orang sangat berharga di mata Tuhan.

 

Kedua, pertobatan yang berharga. Pertobatan adalah langkah penting dalam perjalanan rohani seseorang. Satu orang berdosa yang bertobat membawa sukacita yang luar biasa di surga, menunjukkan betapa berharganya perubahan hati dan penyesalan yang tulus di hadapan Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tidak pernah meremehkan kekuatan dan nilai dari pertobatan.

 

Ketiga, panggilan untuk menjangkau yang tersesat. Sebagai pengikut Kristus, kita diundang untuk mengikuti teladan-Nya dalam menjangkau dan menyambut mereka yang tersesat. Kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan pengampunan, membantu mereka menemukan jalan kembali kepada Tuhan. Misi kita adalah menjadi alat Tuhan dalam membawa terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan.

 

Keempat, kegembiraan di surga. Sukacita di surga karena pertobatan satu orang berdosa menunjukkan betapa besar perhatian dan kepedulian surga terhadap setiap jiwa. Ini mengingatkan kita bahwa surga bukanlah tempat yang jauh dan tidak peduli, tetapi tempat di mana setiap keputusan dan perubahan hati manusia dirayakan dengan sukacita.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ayat ini mengandung banyak makna mendalam yang dapat direnungkan. Berikut adalah beberapa poin penting untuk direnungkan dari Lukas 15:7:

 

Pertama, nilai pertobatan. Pertobatan adalah tindakan yang sangat berharga di mata Tuhan. Satu orang berdosa yang bertobat membawa sukacita besar di surga. Ini menunjukkan betapa pentingnya bagi setiap individu untuk berbalik dari jalan yang salah dan kembali kepada Tuhan.

 

Kedua, Kasih dan Pengampunan Tuhan. Ayat ini menekankan kasih dan pengampunan Tuhan yang tak terbatas. Tuhan tidak hanya mencintai mereka yang sudah hidup dalam kebenaran, tetapi juga merindukan pertobatan mereka yang tersesat. Tuhan senantiasa siap menerima dan merayakan kembalinya setiap orang yang bertobat.

 

Ketiga, sukacita di surga. Sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat menggambarkan betapa besar perhatian dan kasih Allah terhadap setiap individu. Ini menunjukkan bahwa di hadapan Tuhan, setiap jiwa adalah sangat berharga dan layak untuk dirayakan.

 

Keempat, panggilan untuk menjangkau yang tersesat. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam mencari dan menyelamatkan yang hilang. Kita diundang untuk menunjukkan kasih dan pengampunan kepada mereka yang membutuhkan, membantu mereka menemukan jalan kembali kepada Tuhan.

 

Kelima, kebahagiaan sejati. Ayat ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati di surga tidak hanya ditemukan dalam ketaatan dan kesalehan, tetapi juga dalam penyelamatan dan pemulihan orang-orang yang tersesat. Ini memberikan kita perspektif tentang betapa pentingnya misi penyelamatan dalam hidup kita sebagai orang Kristen. Karena itu, melalui renungan ini, marilah kita merenungkan betapa berharganya setiap jiwa di mata Tuhan dan betapa pentingnya peran kita dalam menyebarkan kasih dan pengampunan-Nya kepada dunia. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Rabu, 12 Juni 2024

Renungan hari ini: “TUJUAN KEDATANGAN YESUS KRISTUS KE DUNIA” (1 Timotius 1:15)

Renungan hari ini: 

 

“TUJUAN KEDATANGAN YESUS KRISTUS KE DUNIA”



1 Timotius 1:15 (TB) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa

 

1 Timothy 1:15 (NET) This saying is trustworthy and deserves full acceptance: “Christ Jesus came into the world to save sinners” – and I am the worst of them!

 

Nas hari ini adalah pengakuan mendalam dari Rasul Paulus tentang tujuan kedatangan Yesus Kristus ke dunia. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Lebih dari itu, ia menyebut dirinya sendiri sebagai yang paling berdosa di antara mereka. Ada beberapa poin penting yang perlu kita pelajari dari ayat ini:

 

Pertama, Kebenaran yang Mutlak. Paulus memulai dengan mengatakan bahwa "perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya." Ini menunjukkan bahwa pesan ini bukan hanya sebuah pendapat, tetapi sebuah kebenaran yang harus dipegang teguh oleh semua orang percaya. Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

 

Kedua, misi Yesus Kristus. Tujuan utama kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menyelamatkan orang berdosa. Ini adalah inti dari Injil dan merupakan kabar baik bagi semua orang. Tidak ada yang terlalu berdosa untuk diselamatkan oleh kasih karunia-Nya. Kasih Yesus tidak terbatas dan dapat menjangkau semua orang, tidak peduli seberapa besar dosa mereka.

 

Ketiga, kerendahan hati Paulus. Paulus, meskipun seorang rasul besar dan pelayan Tuhan, tidak segan mengakui bahwa ia adalah yang paling berdosa di antara semua orang. Ini menunjukkan kerendahan hatinya dan pengakuan akan kasih karunia Tuhan yang besar dalam hidupnya. Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain, tetapi selalu menyadari kelemahan dan dosa kita sendiri.

 

Keempat, penerimaan dan pengampunan. Pengakuan Paulus memberikan kita pengharapan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni. Jika Paulus, yang menyebut dirinya sebagai yang paling berdosa, bisa diselamatkan, maka kita semua juga bisa mendapatkan pengampunan dan keselamatan melalui Yesus Kristus. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya menerima kasih karunia Tuhan dengan hati yang terbuka dan bersyukur.

 

Apa yang hendak kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa poin penting yang hendak direnungkan, yakni:

 

Pertama, Kebenaran yang harus diterima. Paulus menegaskan bahwa "perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya." Hal ini menandakan pentingnya pesan ini untuk diterima dan dipercaya oleh semua orang. Yesus Kristus datang ke dunia dengan tujuan utama untuk menyelamatkan orang berdosa. Kebenaran ini adalah fondasi dari iman Kristen dan harus menjadi dasar dari hidup kita sebagai orang percaya.

 

Kedua, Kasih Karunia dan Misi Kristus. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa. Ini menunjukkan kasih karunia Tuhan yang luar biasa. Tuhan mengasihi kita meskipun kita adalah orang berdosa. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan. Kehadiran Yesus di dunia adalah manifestasi dari kasih Allah yang terbesar, yang memberikan pengharapan kepada semua orang yang merasa tidak layak.

 

Ketiga, kerendahan hati Paulus. Paulus, meskipun seorang rasul yang dihormati, tidak ragu untuk mengakui bahwa dia adalah yang paling berdosa di antara semua orang. Kerendahan hati Paulus ini mengajarkan kita untuk tidak sombong atau merasa lebih baik dari orang lain. Sebaliknya, kita harus selalu menyadari kelemahan dan ketidaksempurnaan kita di hadapan Tuhan.

 

Keempat, pengakuan dan pengampunan. Pengakuan Paulus tentang dosanya sendiri menunjukkan bahwa setiap orang, tidak peduli seberapa besar dosa mereka, dapat menerima pengampunan melalui Yesus Kristus. Ini adalah pesan pengharapan yang kuat bahwa keselamatan dan pengampunan tersedia bagi semua orang yang percaya kepada-Nya dan bertobat dari dosa-dosanya. Karena itu, sama seperti Paulus, kita juga harus siap untuk membagikan pesan pengharapan ini kepada orang lain. Mengingat bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa, kita harus bersedia mengasihi dan mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan telah mengasihi dan mengampuni kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Selasa, 11 Juni 2024

Renungan hari ini: “PENTINGNYA MENJAGA DIRI DARI PENGARUH YANG MERUSAK” (Ulangan 23:6)

Renungan hari ini:

 

“PENTINGNYA MENJAGA DIRI DARI PENGARUH YANG MERUSAK”


 

Ulangan 23:6 (TB2) "Selama kamu hidup, janganlah kamu mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya"

 

Deuteronomy 23:6 (NET) "You must not seek peace and prosperity for them through all the ages to come"

 

Nas hari ini membahas tentang pentingnya menjaga diri dari pengaruh yang merusak. Dalam kehidupan kita, ada situasi atau orang-orang yang bisa membawa kita menjauh dari Tuhan dan kehendak-Nya. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam hubungan yang dapat mengganggu iman dan ketaatan kita kepada Tuhan.

 

Ayat ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya bijak dalam memilih teman dan rekan. Kita diajak untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari hubungan tersebut terhadap kehidupan rohani kita. Persahabatan yang baik seharusnya membawa kita lebih dekat kepada Tuhan, bukan sebaliknya.

 

Dalam menjaga hubungan dengan Tuhan, kita harus berani mengambil keputusan yang mungkin sulit, termasuk menjauh dari orang-orang atau situasi yang membawa pengaruh negatif. Ini bukan berarti kita membenci atau tidak mengasihi mereka, tetapi lebih pada menjaga agar hubungan kita dengan Tuhan tetap kokoh dan tidak terganggu.

 

Meskipun ayat ini berbicara tentang sikap keras terhadap musuh Israel, kita juga diingatkan oleh ajaran Yesus untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44). Kita bisa belajar untuk membedakan antara menjaga diri dari pengaruh negatif dan tetap menunjukkan kasih dan kebaikan hati.

 

Apa yang perlu dipelajari dari nas hari ini? Pelajaran yang dapat dipetik dari nas hari ini adalah:

 

Pertama, keadilan dan perlindungan. Ayat ini mengajarkan pentingnya keadilan dan perlindungan terhadap bangsa sendiri. Ketika seseorang atau sekelompok orang telah menunjukkan niat jahat dan tindakan bermusuhan, penting untuk menjaga jarak dan melindungi diri dari pengaruh buruk tersebut. Ini adalah bentuk keadilan untuk tidak memberikan dukungan kepada mereka yang berusaha merugikan kita.

 

Kedua, kewaspadaan dan Hikmat. Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu waspada terhadap niat dan tindakan orang lain. Tidak semua orang memiliki niat baik, dan kadang-kadang kita perlu berhati-hati dan bijaksana dalam berinteraksi dengan mereka yang telah menunjukkan niat jahat.

 

Ketiga, memahami batas Kasih dan Pengampunan. Dalam konteks Perjanjian Lama, ada batasan yang jelas mengenai kasih dan pengampunan terhadap musuh yang telah berbuat jahat secara konsisten. Namun, dalam terang ajaran Yesus di Perjanjian Baru, kita diajarkan untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Mat. 5:44). Ini adalah tantangan besar, tetapi juga panggilan untuk menunjukkan kasih yang melampaui kebencian dan dendam.

 

Keempat, menghormati Perintah Tuhan. Bangsa Israel dipanggil untuk menaati perintah Tuhan meskipun mungkin sulit dan bertentangan dengan perasaan mereka sendiri. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan dan kehendak-Nya, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan pribadi kita.

 

Renungan dari Ulangan 23:6 mengajak kita untuk merenungkan tentang keadilan, kewaspadaan, dan ketaatan kepada Tuhan. Sambil memahami konteks sejarah dan ajaran yang diberikan, kita juga diajak untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita dengan bijaksana, selalu memohon hikmat dan petunjuk dari Tuhan. Karena itu, renungan ini mengajak kita agar dapat hidup dalam ketaatan dan hikmat, serta menunjukkan kasih yang sejati sesuai dengan ajaran Tuhan. (rsnh)

 

Selamt berkarya untuk TUHAN

Senin, 10 Juni 2024

Runungan hari ini: “KEBAIKAN HATI DAN KESETIAAN RUT KEPADA MERTUANYA” (Rut 2:12)

Runungan hari ini:

 

“KEBAIKAN HATI DAN KESETIAAN RUT KEPADA MERTUANYA”



Rut 2:12 (TB) "TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung" 

 

Ruth 2:12 (NET) "May the Lord reward your efforts! May your acts of kindness be repaid fully by the Lord God of Israel, from whom you have sought protection!”

 

Nas hari ini, yang diucapkan oleh Boas kepada Rut, merupakan salah satu ayat yang penuh dengan makna dan pengharapan. Dalam konteks ini, Boas mengakui kebaikan hati dan kesetiaan Rut kepada mertuanya, Naomi, dan bagaimana Rut meninggalkan tanah kelahirannya untuk mengikuti Naomi dan menyembah Allah Israel. Ada beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dari ayat ini:

 

Pertama, pengakuan atas perbuatan baik. Boas menghargai semua pengorbanan dan kebaikan yang telah dilakukan oleh Rut. Ini mengajarkan kita pentingnya mengakui dan menghargai perbuatan baik orang lain. Tindakan kecil sekalipun bisa memberikan dampak yang besar dan layak dihargai.

 

Kedua, pembalasan dari Tuhan. Boas berdoa agar Tuhan membalas perbuatan baik Rut. Ini menunjukkan keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap perbuatan baik kita. Dia melihat dan menghargai setiap tindakan kebaikan dan kesetiaan kita, dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal.

 

Ketiga, perlindungan di bawah sayap Tuhan. Boas menggambarkan Tuhan sebagai tempat perlindungan yang aman. Ini adalah gambaran yang sangat indah dan menghibur. Ketika kita merasa lelah, tertekan, atau takut, kita dapat datang kepada Tuhan dan berlindung di bawah sayap-Nya yang penuh kasih. Dia adalah pelindung dan penjaga kita.

 

Keempat, kesetiaan dan pengabdian. Rut adalah contoh teladan kesetiaan dan pengabdian. Dia meninggalkan segala sesuatu yang dikenalinya demi mengikuti Naomi dan menyembah Allah Israel. Ini mengajarkan kita pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan kepada sesama, bahkan ketika itu membutuhkan pengorbanan besar.

 

Kelima, berkat dari Tuhan. Boas berharap agar Rut menerima upah sepenuhnya dari Tuhan. Ini menunjukkan bahwa berkat Tuhan adalah sesuatu yang nyata dan dapat kita harapkan. Ketika kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita dapat percaya bahwa berkat dan upah dari-Nya akan mengikuti.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini?  Nas hari ini memberikan banyak hal yang dapat direnungkan, terutama dalam konteks iman, ketulusan, dan perlindungan ilahi. Mari kita gali beberapa poin penting yang dapat menjadi bahan perenungan:

 

Pertama, pengakuan atas ketulusan dan kebaikan. Boas, dengan kata-kata ini, mengakui ketulusan hati dan kebaikan Rut. Ini menunjukkan pentingnya menghargai dan mengakui kebaikan dan ketulusan orang lain. Renungkan bagaimana kita dapat lebih peka dan apresiatif terhadap kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita.

 

Kedua, pembalasan Tuhan yang adil. Boas menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan akan membalas perbuatan baik Rut. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah adil dan tidak pernah melupakan kebaikan yang kita lakukan. Renungkan tentang keadilan Tuhan dan bagaimana kita dapat percaya bahwa setiap perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya.

 

Ketiga, perlindungan di bawah sayap Tuhan. Gambaran Tuhan sebagai tempat perlindungan yang aman di bawah sayap-Nya memberikan kenyamanan dan keamanan. Renungkan tentang bagaimana Tuhan menjadi tempat perlindungan kita dalam berbagai situasi kehidupan. Apakah kita benar-benar berlindung kepada-Nya saat menghadapi tantangan?

 

Keempat, kesetiaan dan pengorbanan. Rut meninggalkan tanah kelahirannya untuk mengikuti Naomi dan menyembah Allah Israel. Ini mengajarkan tentang kesetiaan dan pengorbanan. Renungkan bagaimana kita dapat menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ketika itu membutuhkan pengorbanan.

 

Kelima, berkat dari Tuhan. Doa Boas agar Rut menerima upah sepenuhnya dari Tuhan menunjukkan keyakinan pada berkat Tuhan yang melimpah. Renungkan bagaimana kita dapat menaruh harapan dan keyakinan pada berkat Tuhan dalam hidup kita. Karena itu, marilah kita menghargai kebaikan dan pengorbanan orang lain di sekitar kita, percaya bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan luput dari perhatian Tuhan. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Minggu, 09 Juni 2024

KOTBAH MINGGU 2 SETELAH TRINITATIS Minggu, 09 Juni 2024 "TUHAN MENGUATKAN HAMBANYA" (1 Samuel 8:4-11)

KOTBAH MINGGU 2 SETELAH TRINITATIS

Minggu, 09 Juni 2024

 

"TUHAN MENGUATKAN HAMBANYA"

Kotbah: 1 Samuel 8:4-11  Bacaan: 2 Korintus 4:13-5:1


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kedua setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “TUHAN Menguatkan Hamba-Nya”. Setiap manusia pasti menghadapi tantangan dan pergumulan dalam hidupnya. Dalam situasi-situasi tersebut, sering kali kita merasa lemah dan tidak berdaya. Namun, sebagai umat Allah, kita memiliki janji bahwa Tuhan selalu hadir untuk menguatkan kita. Pada kotbah kali ini, kita akan merenungkan bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya melalui kisah Samuel di 1 Samuel 8:4-11.

 

Pada masa tua Samuel, rakyat Israel datang kepada Samuel dengan permintaan untuk menunjuk seorang raja yang akan memerintah mereka, seperti bangsa-bangsa lain. Permintaan ini muncul karena ketidakpuasan terhadap anak-anak Samuel yang tidak berjalan di jalan yang benar seperti ayah mereka. Permintaan ini membuat Samuel sangat tidak senang karena merasa hal ini adalah penolakan terhadap kepemimpinannya dan pemerintahan Tuhan atas mereka.

 

Dalam 1 Samuel 8:6, Samuel merasakan penolakan dari rakyat Israel dan membawa persoalan ini kepada Tuhan dalam doa. Ini adalah langkah pertama yang sangat penting: ketika merasa lemah dan tidak berdaya, kita harus datang kepada Tuhan dalam doa, menyerahkan segala kekhawatiran dan permasalahan kita kepada-Nya.

Tuhan menjawab doa Samuel dengan memberikan pengertian dan petunjuk. Dalam ayat 7-9, Tuhan menguatkan Samuel dengan menyatakan bahwa penolakan rakyat bukanlah penolakan terhadap Samuel pribadi, melainkan terhadap Tuhan sendiri yang telah menjadi Raja mereka sejak zaman keluar dari Mesir. Tuhan juga menginstruksikan Samuel untuk memenuhi permintaan rakyat, namun dengan memperingatkan mereka tentang konsekuensi memiliki seorang raja.

 

Dalam ayat 10-11, Samuel menyampaikan segala firman Tuhan kepada rakyat yang meminta raja. Samuel menjelaskan apa yang akan terjadi jika mereka memiliki seorang raja: Raja akan mengambil anak-anak mereka untuk menjadi prajurit, mengolah ladang, dan membuat peralatan perang. Ini menunjukkan bahwa meskipun Tuhan mengizinkan permintaan mereka, ada tanggung jawab dan konsekuensi yang harus ditanggung oleh rakyat.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara Tuhan menguatkan hamba-Nya? Cara Tuhan Menguatkan Hambanya Samuel Berdasarkan 1 Samuel 8:4-11

 

Pertama, memberikan pengertian dan perspektif yang benar (ay. 7). Ketika Samuel merasa kecewa dan tersinggung dengan permintaan rakyat untuk memiliki seorang raja, Tuhan memberikan perspektif yang lebih luas. Dalam ayat 7, Tuhan menjelaskan kepada Samuel bahwa penolakan itu bukanlah penolakan pribadi terhadap Samuel, tetapi terhadap Tuhan sendiri. Hal ini menguatkan Samuel dengan memberikan pemahaman bahwa tugasnya adalah menjalankan perintah Tuhan, bukan mencari penerimaan pribadi dari rakyat. "Tetapi TUHAN berfirman kepada Samuel: 'Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang mereka katakan kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.'"

 

Kedua, menyediakan petunjuk yang jelas (ay. 9). Tuhan memberikan arahan yang spesifik kepada Samuel tentang apa yang harus dilakukan. Dalam ayat 9, Tuhan memerintahkan Samuel untuk memperingatkan rakyat mengenai konsekuensi memilih seorang raja. Dengan memberikan petunjuk yang jelas, Tuhan memimpin Samuel untuk tetap berada dalam rencana-Nya meskipun situasinya sulit. "Oleh sebab itu, dengarkanlah permintaan mereka; hanya, peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka bagaimana cara raja yang akan memerintah mereka."

 

Ketiga, membekali dengan keberanian dan kekuatan untuk menyampaikan Kebenaran (ay. 10-11). Samuel diberi keberanian oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan yang mungkin tidak ingin didengar oleh rakyat. Dalam ayat 10-11, Samuel dengan tegas dan jelas menyampaikan firman Tuhan mengenai konsekuensi dari memiliki seorang raja. "Lalu Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu yang meminta seorang raja kepadanya. Katanya: 'Inilah cara raja yang akan memerintah kamu: ia akan mengambil anak-anakmu laki-laki dan mengangkatnya menjadi kusir keretanya dan menjadi orang-orang berkuda serta menjadi pelari di depan keretanya;'"

 

Keempat, memberikan dukungan spiritual dan moral. Tuhan mendukung Samuel secara spiritual dan moral dengan menjelaskan situasi yang sebenarnya dan memberikan arahan yang tepat. Ini memberi Samuel kekuatan untuk menjalankan tugasnya tanpa merasa terbebani oleh perasaan pribadi yang negatif. Tuhan memastikan bahwa Samuel tidak merasa sendirian atau ditinggalkan dalam tugas yang berat ini.

 

Tuhan menguatkan hambanya Samuel dengan memberikan pengertian yang benar, menyediakan petunjuk yang jelas, membekali dengan keberanian untuk menyampaikan kebenaran, dan memberikan dukungan spiritual serta moral. Melalui tindakan ini, Tuhan memastikan bahwa Samuel tetap kuat dan teguh dalam menjalankan tugasnya meskipun menghadapi penolakan dan tantangan dari rakyat. Hal ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi tantangan, kita perlu mencari pengertian, petunjuk, keberanian, dan dukungan dari Tuhan.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari perikope Minggu kedua setelah Trinitatis ini? Ada beberapa hal yang menjadi renungan kita dari kotbah ini, yakni:

 

Pertama, keberanian dan keteguhan dalam pelayanan. Samuel tetap teguh dalam menyampaikan pesan Tuhan meskipun itu adalah berita yang mungkin tidak ingin didengar oleh rakyat. Ini menunjukkan bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya untuk berdiri teguh dalam kebenaran dan menjalankan tugas-Nya.

 

Kedua, penyerahan kepada Tuhan. Samuel mencontohkan pentingnya membawa segala persoalan kepada Tuhan dalam doa. Ketika kita merasa lemah atau ditolak, kita harus menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan yang adalah sumber kekuatan kita.

 

Ketiga, ketaatan kepada petunjuk Tuhan. Meskipun Samuel merasa tidak senang dengan permintaan rakyat, dia tetap taat pada petunjuk Tuhan. Taat pada Tuhan berarti siap menjalankan perintah-Nya meskipun itu tidak sesuai dengan keinginan pribadi kita.

 

Dalam 1 Samuel 8:4-11, kita melihat bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya, Samuel, melalui doa, petunjuk, dan kekuatan untuk menyampaikan kebenaran. Karena itu, kita diingatkan bahwa dalam menghadapi penolakan, kesulitan, atau kelemahan, Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Seperti Samuel, marilah kita selalu datang kepada Tuhan dalam doa, mendengarkan petunjuk-Nya, dan berdiri teguh dalam kebenaran-Nya. Tuhan selalu hadir untuk menguatkan kita, umat-Nya, dalam setiap situasi hidup yang kita hadapi. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!