Minggu, 09 Juni 2024

KOTBAH MINGGU 2 SETELAH TRINITATIS Minggu, 09 Juni 2024 "TUHAN MENGUATKAN HAMBANYA" (1 Samuel 8:4-11)

KOTBAH MINGGU 2 SETELAH TRINITATIS

Minggu, 09 Juni 2024

 

"TUHAN MENGUATKAN HAMBANYA"

Kotbah: 1 Samuel 8:4-11  Bacaan: 2 Korintus 4:13-5:1


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kedua setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “TUHAN Menguatkan Hamba-Nya”. Setiap manusia pasti menghadapi tantangan dan pergumulan dalam hidupnya. Dalam situasi-situasi tersebut, sering kali kita merasa lemah dan tidak berdaya. Namun, sebagai umat Allah, kita memiliki janji bahwa Tuhan selalu hadir untuk menguatkan kita. Pada kotbah kali ini, kita akan merenungkan bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya melalui kisah Samuel di 1 Samuel 8:4-11.

 

Pada masa tua Samuel, rakyat Israel datang kepada Samuel dengan permintaan untuk menunjuk seorang raja yang akan memerintah mereka, seperti bangsa-bangsa lain. Permintaan ini muncul karena ketidakpuasan terhadap anak-anak Samuel yang tidak berjalan di jalan yang benar seperti ayah mereka. Permintaan ini membuat Samuel sangat tidak senang karena merasa hal ini adalah penolakan terhadap kepemimpinannya dan pemerintahan Tuhan atas mereka.

 

Dalam 1 Samuel 8:6, Samuel merasakan penolakan dari rakyat Israel dan membawa persoalan ini kepada Tuhan dalam doa. Ini adalah langkah pertama yang sangat penting: ketika merasa lemah dan tidak berdaya, kita harus datang kepada Tuhan dalam doa, menyerahkan segala kekhawatiran dan permasalahan kita kepada-Nya.

Tuhan menjawab doa Samuel dengan memberikan pengertian dan petunjuk. Dalam ayat 7-9, Tuhan menguatkan Samuel dengan menyatakan bahwa penolakan rakyat bukanlah penolakan terhadap Samuel pribadi, melainkan terhadap Tuhan sendiri yang telah menjadi Raja mereka sejak zaman keluar dari Mesir. Tuhan juga menginstruksikan Samuel untuk memenuhi permintaan rakyat, namun dengan memperingatkan mereka tentang konsekuensi memiliki seorang raja.

 

Dalam ayat 10-11, Samuel menyampaikan segala firman Tuhan kepada rakyat yang meminta raja. Samuel menjelaskan apa yang akan terjadi jika mereka memiliki seorang raja: Raja akan mengambil anak-anak mereka untuk menjadi prajurit, mengolah ladang, dan membuat peralatan perang. Ini menunjukkan bahwa meskipun Tuhan mengizinkan permintaan mereka, ada tanggung jawab dan konsekuensi yang harus ditanggung oleh rakyat.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara Tuhan menguatkan hamba-Nya? Cara Tuhan Menguatkan Hambanya Samuel Berdasarkan 1 Samuel 8:4-11

 

Pertama, memberikan pengertian dan perspektif yang benar (ay. 7). Ketika Samuel merasa kecewa dan tersinggung dengan permintaan rakyat untuk memiliki seorang raja, Tuhan memberikan perspektif yang lebih luas. Dalam ayat 7, Tuhan menjelaskan kepada Samuel bahwa penolakan itu bukanlah penolakan pribadi terhadap Samuel, tetapi terhadap Tuhan sendiri. Hal ini menguatkan Samuel dengan memberikan pemahaman bahwa tugasnya adalah menjalankan perintah Tuhan, bukan mencari penerimaan pribadi dari rakyat. "Tetapi TUHAN berfirman kepada Samuel: 'Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang mereka katakan kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.'"

 

Kedua, menyediakan petunjuk yang jelas (ay. 9). Tuhan memberikan arahan yang spesifik kepada Samuel tentang apa yang harus dilakukan. Dalam ayat 9, Tuhan memerintahkan Samuel untuk memperingatkan rakyat mengenai konsekuensi memilih seorang raja. Dengan memberikan petunjuk yang jelas, Tuhan memimpin Samuel untuk tetap berada dalam rencana-Nya meskipun situasinya sulit. "Oleh sebab itu, dengarkanlah permintaan mereka; hanya, peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka bagaimana cara raja yang akan memerintah mereka."

 

Ketiga, membekali dengan keberanian dan kekuatan untuk menyampaikan Kebenaran (ay. 10-11). Samuel diberi keberanian oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan yang mungkin tidak ingin didengar oleh rakyat. Dalam ayat 10-11, Samuel dengan tegas dan jelas menyampaikan firman Tuhan mengenai konsekuensi dari memiliki seorang raja. "Lalu Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu yang meminta seorang raja kepadanya. Katanya: 'Inilah cara raja yang akan memerintah kamu: ia akan mengambil anak-anakmu laki-laki dan mengangkatnya menjadi kusir keretanya dan menjadi orang-orang berkuda serta menjadi pelari di depan keretanya;'"

 

Keempat, memberikan dukungan spiritual dan moral. Tuhan mendukung Samuel secara spiritual dan moral dengan menjelaskan situasi yang sebenarnya dan memberikan arahan yang tepat. Ini memberi Samuel kekuatan untuk menjalankan tugasnya tanpa merasa terbebani oleh perasaan pribadi yang negatif. Tuhan memastikan bahwa Samuel tidak merasa sendirian atau ditinggalkan dalam tugas yang berat ini.

 

Tuhan menguatkan hambanya Samuel dengan memberikan pengertian yang benar, menyediakan petunjuk yang jelas, membekali dengan keberanian untuk menyampaikan kebenaran, dan memberikan dukungan spiritual serta moral. Melalui tindakan ini, Tuhan memastikan bahwa Samuel tetap kuat dan teguh dalam menjalankan tugasnya meskipun menghadapi penolakan dan tantangan dari rakyat. Hal ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi tantangan, kita perlu mencari pengertian, petunjuk, keberanian, dan dukungan dari Tuhan.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari perikope Minggu kedua setelah Trinitatis ini? Ada beberapa hal yang menjadi renungan kita dari kotbah ini, yakni:

 

Pertama, keberanian dan keteguhan dalam pelayanan. Samuel tetap teguh dalam menyampaikan pesan Tuhan meskipun itu adalah berita yang mungkin tidak ingin didengar oleh rakyat. Ini menunjukkan bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya untuk berdiri teguh dalam kebenaran dan menjalankan tugas-Nya.

 

Kedua, penyerahan kepada Tuhan. Samuel mencontohkan pentingnya membawa segala persoalan kepada Tuhan dalam doa. Ketika kita merasa lemah atau ditolak, kita harus menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan yang adalah sumber kekuatan kita.

 

Ketiga, ketaatan kepada petunjuk Tuhan. Meskipun Samuel merasa tidak senang dengan permintaan rakyat, dia tetap taat pada petunjuk Tuhan. Taat pada Tuhan berarti siap menjalankan perintah-Nya meskipun itu tidak sesuai dengan keinginan pribadi kita.

 

Dalam 1 Samuel 8:4-11, kita melihat bagaimana Tuhan menguatkan hamba-Nya, Samuel, melalui doa, petunjuk, dan kekuatan untuk menyampaikan kebenaran. Karena itu, kita diingatkan bahwa dalam menghadapi penolakan, kesulitan, atau kelemahan, Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Seperti Samuel, marilah kita selalu datang kepada Tuhan dalam doa, mendengarkan petunjuk-Nya, dan berdiri teguh dalam kebenaran-Nya. Tuhan selalu hadir untuk menguatkan kita, umat-Nya, dalam setiap situasi hidup yang kita hadapi. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar