Selasa, 26 Mei 2009

Minggu Pentakosta : Yehezkiel 11 : 19 - 20

HIDUPLAH SENANTIASA DALAM BIMBINGAN ROH KUDUS


Pendahuluan

Kedatangan Roh Kudus atau hari turunnya Rohu’ul Kudus adalah bukti kebenaran Firman Tuhan Yesus, karena di kala Dia mau naik ke Sorga, Dia pernah menjanjikan bahwa akan diutusnya Roh Kudus untuk bersama murid-murid-Nya (Kis. 1:8).
Dipahami secara kronologis bahwa saat kedatangan Roh Kudus adalah hari kelima puluh, yang dihitung dari hari kebangkitan hingga ke hari kenaikan Tuhan Yesus: 40 hari dan dari hari kenaikan hingga hari kedatangan Roh Kudus: 10 hari, maka dimengerti bahwa hari kedatangan Roh Kudus adalah hari kelima puluh atau dalam sebutan bahasa Yunani disebut hari Pentakosta (hari kelima puluh).
Hari turunnya Roh Kudus adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para murid Tuhan Yesus, hal itu terjadi sewaktu mereka berkumpul di Yerusalem yang terdiri dari 16 suku bangsa dan dengan jumlah jiwa mencapai 120 orang.. Dalam acara perkumpulan itu mereka juga melakukan pemilihan Rasul untuk menggantikan Yudas Iskariot yang telah mengakhiri hidupnya dan di sana terpilihlah Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot lewat proses undi. (Kis. 1:23 – 26).
Setelah itulah tiba-tiba terdengar suara yang menderu dibarengi tiupan angin keras dan tanpak lidah-lidah seperti nyala api dan menghinggapi mereka maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus (Kis. 2:1-4).
Peristiwa itu adalah suatu kejutan besar dan menimbulkan berbagai interpretasi dan pemahaman yang bercorak ragam, namun melalui khotbah Petrus yang sungguh bersemangat, maka jelaslah maksud dari peristiwa itu, yakni tentang kebenaran kebangkitan Kristus dan Dialah yang telah naik ke sorga serta menjanjikan kedatangan Roh Kudus sebagaimana kamu lihat dan kamu dengar di sini. Dengan demikian jelaslah bagi mereka arti dari semua peristiwa itu (Kis. 2 : 32 - 33).
Oleh pengamat Sejarah Gereja memahami bahwa pada hari turunnya Roh’ul Kudus, di situlah juga hari kelahiran gereja di dunia yang mengemban minimal 3 (tiga) pokok tugas yang sangat mendesak dan prinsip, yakni : Koinonia (bersekutu), Marturia (bersaksi), dan Diakonia (melayani).
Setelah orang banyak memahami makna peristiwa besar itu, lalu mereka bertanya kepada Petrus, apakah yang harus kami perbuat ? Jawab Petrus: “Bertobatlah kamu, agar memperoleh pengampunan dan menerima karunia Roh Kudus“.

Penjelasan Nats.

Sama halnya dengan makna nas ini (Yehez. 11:19–20) karena sengaja dikenakan kepada hari Pantakoste ke II, bahwa Israel perlu mendapat pertobatan, perubahan dan pembaharuan. Selaku umat yang dipanggil Tuhan menjadi umat pilihan-Nya perlu menyadari dirinya, perilakunya, perbuatan termasuk sikap mereka kepada Tuhan yang sering menunjukkan kemurtadan. Maka perlu mereka dengan segera berpaling kepada Tuhan dan meninggalkan kepercayaan kepada dewa-dewa yang menjijikan serta melupakan segala perbuatan-perbuatan yang keji itu. Soalnya bagi mereka perlu dengan segera ada perubahan yang signifikan yang betul-betul tampil beda dari antara bangsa-bangsa sekitar.
Secara konkrit bahwa selaku umat pilihan Tuhan dan yang dipanggil hidup dalam suatu persekutuan dan di tempatkan di satu tempat yakni, tanah Israel, maka Tuhan sungguh-sungguh menghendaki agar mereka memiliki:
Pertama : Hati yang lain (yang baru) dan betul-betul berbeda dari sifat orang di sekitar mereka (tampil beda).
Kedua : Roh yang baru (kekuatan baru, sikap yang baru, karakter yang baru, perilaku dan kepribadian yang baru). Ada perubahan hidup yang prinsip dan mendasar.
Ketiga : Tekad untuk menjauhkan hati yang keras, hati yang membantu, hati yang degil.
Keempat : Hati yang taat, yang loyal, tidak menentang dan tidak selalu bersungut-sungut dan komplein.

Dengan demikian maka dalam praktek kehidupan mereka sehari-hari akan nampak di depan mata umum bahwa mereka dengan setia :
 Hidup sesuai dengan ketetapan dan peraturan Tuhan, tanpa ada alternatif (pilihan) yang lain.
 Hidup dan berperilaku sebagai umat Tuhan.

Dan itu perlu dan harus dinampakkan sebab Tuhan adalah Allah mereka. Dengan kata lain mereka wajib dan bertanggung jawab berperilaku yang lajim sebagai umat dan pilihan Tuhan.

Applikasi dan Renungan

a. Merayakan hari kedatangan Roh Kudus pada hari kedua telah semakin menipis (sirna). Agaknya sebagian besar umat kristen tidak lagi memanfaatkan hari pesta kedua turunnya Roh Kudus untuk menyelenggarakan ibadah / kebaktian yang sungguh-sungguh (sama halnya hari kedua Natal dan hari kedua Paskah). Jika kita renungkan sebentar bahwa pernah hari kedua Roh Kudus, kebangkitan dan Natal di negara ini sebagai hari fakultatif dalam hubungan hari kerja. artinya jika benar-benar dipergunakan untuk berkebaktian maka tidak menjadi persoalan (tidak dianggap absen) kalaupun tidak masuk kantor. Tetapi sekarang tidak lagi, kenapa? Karena memang orang Kristen ternyata tidak berkebaktian lagi di pesta ke II (dua), sehingga dipastikanlah hari raya kedua Natal , Paskah dan Pentakosta menjadi hari kerja penuh.
b. Kedatangan Roh Kudus menyadarkan segenap umat kristen dan seluruh warga jemaat tentang perilaku dan perbuatan kita masing-masing. Apakah dalam setiap kegiatan dan aktifitas di keseharian kesibukan kita menunjukkan keperbedaan yang khas (tampil beda) dari yang bukan Kristen selaku orang yang percaya kepada Kristus dan menjadi contoh dan teladan bagi sesama kita ?
c. Apakah tanda-tanda dalam hidup ini, bahwa kita yang memperoleh kekuatan Roh Kudus memiliki sikap yang menunjukkan ketaatan, dan jauh dari kekerasan dan hati yang degil dan membatu ?
d. Bagaimana selayaknya yang hendak kita nampakkan dalam praktek hidup sehari-hari sebagai pertanda bahwa kita adalah orang yang menuruti perintah dan Firman Tuhan ?
e. Bagaimana supaya gereja : warga dan majelis gereja berhati lembut, taat dan jauh dari kekerasan ?

Scopus.

Hiduplah senantiasa dalam bimbingan Roh Kudus. sebab semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Rom. 8 ; 14).



Medan, awal Oktober 2008



Pdt. M.S.P Sitorus, MTh
Pendeta HKBP Ressort Medan II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar