Rabu, 17 Juni 2015

Sibasaon Minggu, 26 Juli 2015: Yohanes 6:1-21



"Percaya dan Yakin akan
Kuasa TUHAN"
Yohanes 6:1-21
Minggu, 26 Juli 2015




I.    Pendahuluan
A
lkitab menggunakan beberapa kata Ibrani, Aram dan Yunani untuk mengartikan pekerjaan Allah yg hidup dalam alam dan sejarah. Semuanya diterjemahkan 'tanda' atau 'mujizat’. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pekerjaan Allah itu adalah:

1.     Ganjil, ajaib; diungkapkan dengan mengasalkannya dari kata Ibrani berakar pl', 'berbeda', khususnya partisipium nifla'ot (ump. Keluaran 15:11*; Yosua 3:5); berasalkan kata Aram temah (ump. Daniel 4:2-3; 6:26), dan berasalkan kata Yunani teras (ump. Kisah Para Rasul 4:30; Roma 15:19).
2.    Berkuasa, berkekuatan; diungkapkan dengan kata Ibrani gevura (ump. Mazmur 106:2; 145:4) dan kata Yunani dunamis (ump. Matius 11:20; 1 Korintus 12:10; Galatia 3:5).
3.    Penuh arti, bermakna; diungkapkan dengan kata Ibrani 'ot (ump. Bilangan 14:11*; Nehemia 9:10), dengan kata Aram 'at (ump. Daniel 4:2-3; 6:26*), dan dengan kata Yunani semeion (ump Yohanes 2:11; 3:2; Kisah Para Rasul 8:6).

Mujizat adalah media Allah untuk berbicara secara dramatis kepada orang-orang yang mempunyai telinga untuk mendengar. Peristiwa mujizat berkaitan langsung dengan iman para pengamat atau orang-orang yg terlibat langsung dan dengan iman orang-orang yang akan mendengar atau membacanya kemudian. Mukjizat yang ada di hadapan kita saat ini merupakan satu-satunya "tanda" yang dicatat semua Injil. Markus dan Lukas menyebutkan bahwa Yesus mengajar kepada orang banyak sebelum terjadi mukjizat ini, tetapi Yohanes sendiri yang mencatat khotbah Yesus pada keesokan harinya.

II. Penjelasan Teks
a.  Ayat 1-4
Yang dimaksudkan dengan seberang Danau Galilea ialah pantai timur. Nama lain untuk perairan ini ialah Danau Genezaret (bnd Lukas 5:1). Karena tertarik oleh mukjizat-mukjizat yang dibuat oleh Yesus, banyak orang mengerumuni Dia di sepanjang pantai utara. Ini menunjukkan adanya pelayanan untuk jangka waktu tertentu, mungkin beberapa bulan, di wilayah Galilea, sesudah rangkaian peristiwa dalam pasal 5 di Yerusalem. Gunung merupakan sebuah tanah yang tinggi. Penyebutan Paskah sebagai sudah dekat merupakan hal yang penting, karena Yohanes tidak mencatat upacara Perjamuan Kudus sebagai bagian dari rangkaian peristiwa pada minggu Sengsara, dia mungkin menarik perhatian pembaca kepada tujuan dari mukjizat ini dan khotbah tentang sakramen inti dari iman Kristen.

b. Ayat5-9
Kota yang terdekat adalah Betsaida. Pastilah sulit bagi orang-orang untuk memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu dan waktu yang sudah senja. Yesus beranggapan bahwa Dia dan kelompok-Nyalah yang harus menyediakan makanan yang diperlukan (ayat 5). Dia menasihati Filipus tentang cara dan sarana untuk memperolehnya, sekalipun Ia mengetahui apa yang akan dilakukan-Nya. tetapi Dia ingin mencobai (menguji) iman para murid-Nya. Filipus adalah penduduk Betsaida (bnd. Yohanes 1:44). Uang sebanyak dua ratus dinar, menurut perhitungan sang rasul, nyaris tidak cukup. Satu dinar harganya kurang lebih sama dengan dua puluh sen dolar dan merupakan upah kerja seorang buruh untuk satu hari.

Seorang buruh dengan keluarga yang rata-rata berjumlah lima jiwa orang mungkin menghabiskan setengah upahnya untuk membeli makanan. Dengan beranggapan bahwa keluarga itu makan tiga kali satu hari, dapat disimpulkan bahwa setengah dinar akan dapat membeli makanan sebanyak lima belas porsi. Satu dinar dengan demikian dapat dipakai untuk makan selama dua hari atau tiga puluh porsi. Dua ratus dinar akan cukup untuk menyediakan makan satu kali bagi sekitar 6.000 orang. Kelompok orang yang berkumpul ketika itu laki-lakinya saja sudah berjumlah 5.000 orang (Yohanes 6:10). Ternyata tidak perlu menghabiskan perbendaharaan yang ada dan bersusah payah membeli makanan di kota. Andreas maju untuk melaporkan tentang seorang anak. Kata Yunaninya dipakai untuk jangkauan usia yang cukup luas. Juga bisa dipakai untuk seorang budak, tetapi hal itu tidak mungkin di sini. Roti jelai merupakan makanan murah rakyat jelata. Roti tersebut tidak lebih besar daripada sebuah roti kismis. Bahan yang tersedia tampaknya teramat kecil untuk mencukupi kebutuhan saat itu.

c. Ayat 10-13
Untuk usaha besar yang akan dilaksanakan diperlukan keteraturan. Atas perintah Yesus yang disampaikan melalui para murid, orang-orang disuruh duduk menurut kelompok. Disebutnya rumput menunjukkan bahwa ketika itu musim semi (bnd. Ayat 4). Adanya rumput membantu orang-orang itu duduk dengan nyaman. Yesus kemudian mengucap syukur atas makanan itu, lalu membagi-bagikan roti itu kepada murid-murid-Nya, dan melalui mereka kepada orang banyak itu. Di dalam proses pembagian itulah terjadi mukjizat. Orang-orang itu memperoleh sebanyak yang mereka kehendaki, baik roti maupun ikan, berbeda dengan perhitungan Filipus "sepotong kecil". Kelimpahan pemberian itu cocok dengan besarnya ukuran wadah untuk menyimpan sisanya. Berkat-berkat Allah tidak boleh disia-siakan. Dua belas bakul diperlukan untuk menampung potongan-potongan yang lebih, sehingga semua murid menjadi sibuk.

d. Ayat 14-15
Tidak diragukan lagi bawa sebuah mujizat telah terjadi. Orang-orang melihatnya dan menjadi terkesan oleh peristiwa tersebut. Semua pihak memperoleh keuntungannya sendiri. Mereka melihat bahwa orang yang memberikan pertolongan itu bukan orang biasa, dan berkesimpulan bahwa dia pastilah nabi yang akan datang itu (bnd Ulangan 18:18). Seperti halnya dalam Yohannes 4, disini  sang nabi tampaknya diidentifikasi sebagai Mesias. Sedangkan didalam Yohannes 1:20-21 keduanya dibedakan. Didalam pandangan umum mungkin tidak ada perbedaan yang ketat diantara keduanya. Bagamanapun juga nabi  itu akan dijadikan raja seandainya kehendak orang-orang tersebut dituruti. Tindakan itu sekaligus akan mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas mukjizat tersebut, dan juga memastikan pemanfaatan kuasa Yesus untuk mengadakan mukjizat bagi pemenuhan kebutuhan bangsa itu, baik secara ekonomi maupun militer. Pengharapan umum terhadap Mesias akan dengan cara dramatis. Tetapi Dia yang kerajaan-Nya tidak berasal dari dunia ini (Yohanes 18:36), yang memahami adanya usaha tersebut, mengelaknya dengan menyingkir.

e. Ayat 16-20
Tuhan telah memenuhi kebutuhan orang banyak sekarang memenuhi kebutuhan para murid-Nya, yang dilanda badai di danau pada malam hari. Tanpa Yesus, tetapi tampaknya menunggu Dia untuk datang bergabung dengan mereka (ay. 17), para murid menuju ke Kapernaum. Keadaan hari yang sudah gelap kini ditambah lagi dengan kekhawatiran akan angin kencang dan danau yang bergelora. Waktu itu mereka sudah mendayung selama sekitar dua tiga mil jauhnya dari pantai. Ketika situasi mulai menjadi gawat, Yesus datang menghampiri. Ketakutan terhadap badai kini ditambah dengan ketakutan melihat sesuatu yang muncul tiba-tiba. Tetapi suara Yesus yang mengatakan, "Aku ini, jangan takut," melenyapkan semua ketakutan mereka. Mereka menyambut Dia di perahu dan tidak lama kemudian mereka sudah sampai di pantai. Kitab-kitab Injil Sinoptik mengatakan bahwa pada peristiwa ini Yesus berjalan di atas air.

KuasaNya untuk mengadakan mukjizat juga tampak dalam kemampuan untuk menghilangkan hambatan jarak. Daya tarik bumi dan ruang berada dibawah kekuasaanNya. Yohannes tidak memberikan penafsiran pada kisahnya. Bagian ini bermanfaat untuk mengajarkan bahwa sekalipun menghadapi kekuatan-kekuatan yang menentang, Yesus akan memberikan kemampuan kepada UmatNya untuk tetap mencapai tujuan yang telah ditetapkanNya bagi mereka, termasuk surga.

III. Penutup
Mukjizat pemberian makanan untuk 5.000 orang merupakan tanda yang seharusnya membawa orang pada pemahaman tentang keilahian Yesus Kristus. Namun bukan demikian yang terjadi pada orang banyak. Mereka mengira bahwa harapan mereka akan kedatangan Mesias telah terwujud. Sebab itu mereka ingin menjadikan Dia raja (ayat 15), dengan impian dapat menikmati roti gratis setiap hari. Artinya kebutuhan pangan terpenuhi tanpa perlu kerja keras. Itulah sebabnya mereka kemudian mencari-cari Yesus (bnd. ayat 24). Berpaling pada Tuhan atau mencari Tuhan untuk kepentingan diri sendiri masih dilakukan orang hingga saat ini. Misalnya, agar memiliki kehidupan yang makmur dan penuh damai sejahtera. Atau karena ingin kebutuhan mereka terpenuhi. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja kebutuhan material dan bukan kebutuhan rohani. Begitu pulakah kita? Apakah ini menjadi isi doa kita sehari-hari?

Orang yang dekat dengan kita dalam kehidupan sehari-hari tidak serta-merta mengenai isi hati dan pikiran kita. Kendati dekat secara jasmani terkadang tetap terjadi pemahaman yang tak tepat. Itu mungkin yang terjadi pada para murid, yang mcnyaksikan-dari- dekat kuasa Ilahi Tuhan Yesus. Mereka menyaksikan perbuatan baik Tuhan Yesus yang mengubah air menjadi anggur, sehingga menghindarkan pesta perkawinan di Kana dari suatu keaiban (Yohanes 2:1- 12); mereka melihat Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengenyangkan orang banyak. Hal-hal ajaib itu mungkin membuat para murid berpikiran yang sama dengan orang banyak yang hendak menjadikan Dia raja. Itu sebabnya, Tuhan Yesus sengaja mengutus terlebih dahulu para murid ke seberang danau (bnd. Matius 14:22) supaya Ia dapat berdoa (Matius 14:23). Mungkin sekali Tuhan Yesus mendoakan para murid agar mengerti misi-Nya dengan benar dan tidak dikacaukan dengan pengharapan orang banyak tersebut.

Dilepaskan sendirian dalam perahu di tengah-tengah danau yang sedang bergelora, para murid menjadi ketakutan melihat sosok Yesus yang belum mereka kenali (Yohanes 6:19). Ini adalah suatu proses pembelajaran para murid agar mereka tidak terjebak melihat Dia semata-mata sebagai jaminan semua kebutuhan hidup mereka. Sapaan Tuhan Yesus, "Aku ini ..." (Ego eimi) adalah pernyataan janji Ilahi akan kehadiran-Nya senantiasa dalam hidup para murid-Nya. Oleh karena itu, dalam situasi apa pun para murid tidak perlu takut karena kehadiran Tuhan Yesus adalah kehadiran Allah pemilik hidup dan alam semesta ini. Di mana pun mereka berada di dunia ini, Tuhan Yesus selalu menyertai mereka. Janji penyertaan-Nya ini seharusnya membuat kita berani menghadapi tantangan apa pun dengan tetap setia. Hayati kehadiran-Nya dengan hidup kudus dan bersaksi. Kiranya kita mencari Tuhan karena kerinduan untuk mempertuhankan Dia di dalam hidup kita sehari-hari.

Pdt. Sofian M. Pane, S.Th
Melayani di GKPA Resort Padangbolak

widgeo.net

Jamita Minggu, 26 Juli 2015: 2 Raja - raja 4 :42 – 44



"Percaya dan Yakin akan
Kuasa TUHAN" 


2 Raja - raja 4 :42 – 44                            Minggu, 26 Juli 2015


I.    Pendahuluan

E
lisa merupakan nama nabi Israel pada abad 9 SM yang dalam Perjanjian Lama ditulis 'elisya', yang artinya 'Allah ialah keselamatan' atau 'Allah itu Juruselamat'. Segala sesuatu yang dapat diketahui mengenai latar belakang Elisa disajikan dalam 1 Raja-raja 19:16, 19-21. Tidak diceritakan mengenai umurnya atau tempat lahirnya, tapi kita dapat menduga bahwa ia berasal dari Abel-Mehola (Tell Abu Sifri) di lembah Yordan, dan bahwa ia masih muda tatkala Elia memilih dia. Bahwa dia anak dari suatu keluarga mampu agaknya benar. Jika kita memberi penanggalan pada masa pelayanannya dari saat pemanggilannya, maka pelayanan itu meliputi pemerintahan Ahab, Ahazia, Yoram, Yehu, Yoahas dan Yoas, suatu masa lebih 50 tahun. Cerita-cerita tentang pelayanannya disajikan dalam 1 Raja-raja 19; 2 Raja-raja 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 13; dan meliputi 18 deret peristiwa. Tak dapat dipastikan urutan waktu seluruhnya, karena jelas ada yg kosong' dalam urutan kejadian-kejadian (misalnya dalam 2 Raja-raja 6:23 dengan 2 Raja 6:24; 5:27 dengan 2 Raja-raja 8:4-5; 13:13 dengan 2 Raja-raja 13:14 dab). Suasana peristiwa-peristiwa ini tidak setegang seperti suasana pertempuran antara ibadah Yahweh dan ibadah Baal, yang terdapat pada zaman Elia. Elisa melayani sebagai pimpinan suatu golongan nabi dan pelayanannya terdiri dari pertunjukan tanda dan mujizat, baik dalam rangka perseorangan maupun dalam rangka nasional. Elisa dapat kelihatan sebagai semacam pelihat dalam tradisi Samuel, yang didatangi para petani dan raja untuk minta bantuan.

II.   Penjelasan Teks
a. Ayat 42
Seseorang dari Baal-Salisa atau Bet-salisa, "Rumah dari Tiga Lembah" (bnd 1 Samuel 9:4), di dekat Gilgal. Rupanya orang yang datang dari Baal-Salisa menolak untuk memberikan persembahannya kepada para imam dan suku Lewi yang buruk akhlaknya (bnd 1 Raja-raja 12:28-31); sebaliknya, karena dirinya seorang saleh, ia membawa persembahannya kepada nabi-nabi Tuhan yang sejati, mereka yang setia kepada firman dan tugas-tugas perjanjian. Pemberian itu memenuhi kebutuhan para nabi. Tentu saja yang mereka persembahkan adalah roti hulu hasil atau buah sulung sebagaimana diaturkan dalam Bilangan 18:13 dan Ulangan 18:4. Karena tidak ada imam dan orang Lewi di Israel, orang ini tetap mempertahankan semangat melaksanakan upacara-upacara yang diwajibkan.

b. Ayat 43
Berikanlah kepada orang-orang itu. Sang nabi mengenali dan menerima makanan itu sebagai berkat Allah bagi orang-orang itu dan bukan bagi dirinya dan hambanya. Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya. Makanan itu akan cukup dan akan ada sisanya. Dengan demikian Tuhan menunjukkan bahwa kekuasaan dan pemeliharaan-Nya senantiasa cukup-dan bahkan mungkin melebihi yang kita butuhkan, jadi Ia meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu ragu-ragu menentang kejahatan serta berusaha mencabut kejahatan itu hingga ke akar-akarnya.

III.   Penutup
Bila Kristen masa kini ditanya: "Mengapa kamu yakin bahwa Allah akan memelihara kamu melalui segala kesulitan?" Jawabannya dapat bermacam-macam. Namun bila pertanyaan ini kita tujukan kepada Elisa, maka jawabannya adalah "Sejarah sudah membuktikan bahwa Allah senantiasa memelihara hamba-Nya, dan tentunya juga akan memelihara aku."

Jawaban Elisa ini merupakan dasar bagi sikap dan tindakan dia ketika menghadapi kelaparan yang melanda Gilgal, sementara itu serombongan nabi datang menemuinya. Dia tidak bingung, panik, atau cemas menghadapi situasi demikian. Sebaliknya, ia malah menyuruh hambanya untuk menaruh kuali yang paling besar dan memasak sesuatu dalam jumlah besar. Dalam situasi normal, permintaan Elisa bukanlah perkara yang besar, namun dalam keadaan kelaparan melanda seluruh negeri maka permintaan Elisa bukanlah perkara kecil. Lalu ketika bujangnya mengumpulkan sulur-suluran dan labu liar-tanaman yang tidak mereka kenal, Elisa pun tidak menolak. Bahkan ketika para nabi berteriak-teriak karena tanaman itu beracun, Elisa dengan tenangnya meminta tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga makanan yang beracun itu menjadi tawar dan enak!

Sikap dan tindakan Elisa ini pasti berdasarkan pemeliharaan Allah terhadap Elia melalui burung gagak, seekor binatang yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia. Tanaman liar dan beracun yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia tentunya dapat dipergunakan Allah untuk memelihara hamba-Nya. Demikian juga peristiwa memberi makan 100 orang adalah mirip dengan peristiwa dimana Elia dipelihara melalui janda Sarfat. Elisa yakin bahwa Allah berbuat seperti yang pernah diperbuat-Nya kepada hamba-Nya Elia. Elisa melihat sejarah sebagai bukti bahwa Allah peduli dan sanggup memelihara umat-Nya, dan berdasarkan sejarah itu pula maka Elisa mempunyai keyakinan yang teguh untuk melandasi sikap dan tindakannya.

Alkitab penuh dengan fakta sejarah. Allah telah membuktikan bahwa Ia peduli dan sanggup memelihara umat-Nya sepanjang zaman. Seharusnya kita pun mempunyai keyakinan seperti Elisa di dalam menghadapi segala ancaman dan kesulitan yang mengelilingi kita, karena keyakinan inilah yang akan melandasi sikap dan tindakan kita..

Pdt. Sofian M. Pane, S.Th
Melayani di GKPA Resort Padangbolak
widgeo.net

Jamita Minggu, 19 Juli 2015: MARKUS 6:30-34, 53-56

widgeo.net
TERGERAKLAH HATINYA OLEH BELAS KASIHAN
MARKUS 6:30-34, 53-56


Minggu, 19 Juli 2015
Minggu VII setelah Trinitatis



Saudara-saudara yang dikasihi Kristus Yesus,
S
eluruh perbuatan Yesus adalah pernyataan diri Allah yang memelihara dan mengarahkan hidup manusia menuju pemenuhan yang sempurna. TindakanNya tidak sekedar memuaskan tetapi memampukan manusia untuk mengerti dan mau menunaikan tugas panggilannya di tengah-tengah gejolak kehidupan. Dia tidak hanya memberi makanan dan minuman sebab hal-hal itu hanyalah sebahagian dari tanda-tanda kehidupan. Juga mereka tidak perlu putus asa ketika menghadapi kesulitan hidup bahkan dengan menghadapi serangan dan siksaan yang paling kejam sekali pun sebagaimana dialami oleh Yohanes pembabtis yang mati dibunuh dengan kepala dipenggal (ay 27). Seluruh pengalaman hidup itu membutuhkan pemaknaan dari sudut pandang iman.

Dalam teks ini diberitakan bahwa para rasul-rasul berkumpul bersama Yesus dan melaporkan semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Pelayanan itu adalah penampakan pekerjaan Yesus karena itu harus didiskusikan dengan Yesus. Pelayanan itu datang dari Yesus oleh sebab itu juga harus dipertanggungjawabkan-pada Yesus. Pelayan yang benar adalah pelayan yang bertanggungjawab, yang berani melaporkan seluruh kegiatannya dalam persekutuan dengan Yesus. Pelayanan harus memiliki fondasi sebagaimana Yesus melakukannya dalam kata dan perbuatan. Pelayanan itu harus selalu memiliki waktu bertemu dengan Yesus.

Bila seluruh pelayan mau mempertanggungjawabkan perkataan dan perbuatannya di hadapan Yesus maka tidak ada kekwatiran akan adanya ketidakberesan pelayanan. Laporan itu amat penting demi keberlanjutan pelayanan. Pelayan yang tidak membuat laporan sama dengan mempersempit ruang gerak pelayanan bahkan dapat merusak masa depan gereja.

Yesus mengajak para rasul itu ke tempat yang sunyi sebagai bentuk penguatan sekaligus pernyataan bahwa pergerakan para rasul itu ada dalam wilayah tanggungjawabnya. Para rasul diajak untuk bertemu secara khusus sehingga mereka mendapat pemahaman yang khusus dan lengkap. Para pelayan yang dekat dekat Yesus akan semakin kuat dan mendapat semangat baru dalam melayani.

Seringkali rasa frustasi datang bukan karena beratnya beban pelayanan tetapi karena persekutuan dengan Yesus diabaikan. Yesus mengajak mereka ke tempat khusus tidaklah untuk menjadikan pelayanan itu menjadi sulit dijangkau atau menjadi eksklusif. Pelayan tidak perlu mempersulit kedatangan jemaat. Pejabat gereja tidak menjadi lebih hebat ketika untuk menjumpainya saja teramat sulit atau dipersulit-sulit.

Dalam pertemuanlah pemahaman diluruskan dan maksud baik diteruskan. Yesus mengajak rasul-rasul itu ke tempat yang sunyi tetapi mudah di jangkau (ay 33: banyak orang melihat dan mengetahui tujuan mereka). Waktu dan tempat khusus bagi pelayan adalah kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kemajuan pelayanan. Di tempat khusus itu justru mereka menggumuli lebih dalam bagaimana intensifikasi pelayanan dapat djalankan. Waktu dan tempat khusus bagi pelayanan adalah kesempatan instropeksi dan evaluasi demi perbaikan dan pengembangan.

Menurut Injil Markus ini, rasa ingin berjumpa dari orang banyak itu begitu tinggi. Mereka bahkan orang banyak itu mampu mendahului rombongan Yesus tiba di tempat. Kejadian itu mencerminkan antusiasme yang tinggi karena kebutuhan yang mendesak. Mereka tidak hanya kekurangan dalam berbagai kebutuhan jasmani tetapi juga mereka kehilangan tuntunan sebab Yesus melihat "mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala" (ay. 34), di antara mereka banyak yang sakit (ay. 53).

Gambaran ini mencerminkan hidup manusia yang penuh penderitaan. Menurut teks ini penderitaan yang paling besar bukan karena soal makanan (sebab baru pada tindakan selanjutnya di atasi sebagaimana terbaca dalam ay. 36-44), tetapi lebih mengarah kepada "ketercerai-beraian" sebagai dampak ketidakhadiran para gembala. Tetapi penulis Injil Markus dalam kaitan ini lebih menegaskan lagi bahwa prioritas pelayanan gereja bukanlah persekutuan atau diskusi tentang apa yang pernah Yesus ucapkan tetapi pemberitaan tentang Allah yang hidup yang menghadirkan berbagai keajaiban dalam situasi konkrit.

Saudara-saudara,
Dalam "pengasingan" itu, Yesus dan para muridNya diserbu oleh tuntutan kesengsaraan manusia. Manusia terdesak oleh kebutuhan dan kepentingan dan seringkali tidak menemukan jawaban bahkan yang sering terjadi malah bertemu dengan pemangsa yang berkedok turut meringankan beban. Namun Yesus tergerak oleh belaskasihan sebab Dia adalah Kasih itu sendiri. Dia adalah jawaban atas semua kebutuhan bahkan Dia sanggup memberikan sukacita yang melampaui harapan manusia.

KasihNya menggerakkan semua berkat tidak saja menyangkut kebutuhan rohani tetapi juga kebutuhan jasmani. Manusia tidak perlu menggunakan segala cara mempengaruhi Yesus untuk bertindak sebab Dia tahu apa yang dilakukan bahkan sebelum manusia memintanya. Dia memberikan berkat-berkatNya bukan karena dipengaruhi manusia seolah-olah karena permintaan itu yang menggerakkanNya bertindak. Kita meminta sebagai kesungguhan kita yang membutuhkannya. Jika dalam doa Bapa kami disampaikan "berikanlah kami makanan..." tidak berarti bahwa makanan dari Allah tidak tersedia atau ada setelah kita memintanya, tetapi supaya kita juga turut menikmatinya (bnd. Katekismus Luther).

Injil Markus menegaskan bahwa cara yang pertama Yesus lakukan mengasihi orang banyak itu adalah dengan "mengajarkan banyak hal" sebagai penegasan bahwa kebutuhan yang utama bukanlah makanan dan minuman tetapi "memahami kehidupan" sebagaimana Yesus jalankan. Sebanyak apapun makanan jika manusia "penuh ketidaktahuan" (bodoh) maka tidak akan menolong hidupnya bergerak ke masa yang akan datang.
Pengetahuan itu bersumber dari Firman Allah dan itulah yang membebaskan manusia dari kemiskinan, kebodohan, kekacauan, penyakit dan lainnya. I.L. Nommensen pernah berkata "Kamu tidak akan dapat memimpin hidupmu dan orang lain keluar dari kemiskinan dan kebodohan, kamu harus belajar Firman Allah". Firman Allah adalah hati Allah, semakin mengerti Firman Allah semakin dekat dengan sumber-sumber kehidupan.

Dalam kaitan ini perlu diingat teori ilmu ukur yang mengatakan bahwa "jarak terpendek dari dua titik adalah garis lurus yang menghubungkannya". Semakin mengerti Firman Allah semakin banyak jalan lurus yang terhubung dengan kegiatan / aktifitas yang menghasilkan berkat yang benar. Serpakin dekat kepada Yesus semakin banyak terobosan yang mengentaskan kehidupan dari beragam gejolak yang menggerogotinya.

Banyak orang menderita, meskipun tidak semuanya tahu bagaimana mereka mengatasi masalah-masalah itu. Sebahagian pergi ke dukun atau meminta kesembuhan dari kuburan nenek-moyang. Masih ada juga yang mencoba mengatasi penderitaannya dengan menuduh orang lain sebagai kambing hitam. Penderitaan seakan-akan tidak akan pernah lenyap dari dunia ini bahkan survey membuktikan semakin banyak penyakit yang timbul dalam ketidaktahuan. Semakin banyak dokter, semakin banyak pula penyakit yang tak terdiagnosa. Semakin banyak pakar semakin banyak pula masalah.

Jika dahulu kala, ketika zaman permulaan Yesus datang di dunia ini banyak orang datang kepada Yesus mendapat kesembuhan, mengapa di jaman modern ini orang semakin sedikit membawa pergumulan hidupnya kepada Yesus? Rumah-rumah ibadah lebih sepi dari tempat-tempat hiburan yang gelap. Kegiatan rohani sekain tak menarik sebab manusia lebih tertarik dengan aktifitas duniawi. Manusia mengharapkan banyak hal tetapi tidak tahu sumber hidup yang benar. Manusia mengalami disorientasi kehidupan.

Saudara-saudara yang dikasihi Kristus Yesus,
Meskipun dunia makin asyik dengan dirinya dan mencoba mengatasi persoalan hidup dengan kekuatannya, kasih Allah tidak pernah sepi. Yesus tetap menjadi penyembuh dan akan memulainya dari hal-hal mendasar untuk memulainya; bertolak dari iman. Bila dalam teks ini dinyatakan bahwa hanya dengan menjamah rumbai jubahNya saja mereka sembuh, tidak berarti bahwa sumber kekuatan itu ada pada jubah. Bukan jubah itu yang memberi kesembuhan kepada yang memegangnya seolah-oleh jubah itu punya kuasa magis tetapi seluruhnya (maupun benda) yang melekat dan mendekat pada Yesus telah menjadi saluran kuasa.

Setiap orang yang imannya melekat pada Yesus adalah juga saluran berbagai kuasa yang Yesus ijinkan. Yesus tidak terlalu sulit untuk dijangkau hanya saja hati kita harus lurus dan tulus menghampirinya. Tidak ada usaha yang terlalu sulit dilakukan sebab Dia tidak mendasarkan tindakanNya pada perbuatan manusia. "Orang membuka jendela bukan supaya matahari terbit, tetapi karena matahari terbit jendela dibukakan". Yesus datang maka semua orang yang ingin mengalami perubahan seharusnya bergegas menyongsong kehadiran Yesus. Dia mengasihi kita dan kasihNya digerakkan oleh hatiNya. Hati Allah ada dalam FirmanNya. Amin.