Sabtu, 13 November 2010

Renungan: PENGUASAAN DIRI Galatia 5 : 16 – 26; Amsal 16:32

widgeo.net
PENGUASAAN DIRI
Galatia 5 : 16 – 26; Amsal 16:32



I.       Pendahuluan

Dunia sekarang adalah dunia yang bermasalah dengan penguasaan diri karena dunia ini dikuasai oleh hawa nafsu. Jadi tidak mengagetkan jika dunia ini juga menjadi dunia yang menakutkan. Dalam Galatia 5:16-26, Paulus berbicara tentang roh dan daging. Konsep Paulus yaitu antara roh dan daging adalah sebuah pilihan.
Perjalanan hidup kita memberi kesempatan pada kita untuk memilih apakah kita mau hidup dalam roh atau hidup dalam daging. Keinginan daging dan keinginan roh selalu berlawanan karena keduanya bertentangan (berasal dari sumber yang berbeda).
Alkitab tegas berkata bahwa yang hidup dalam daging tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi hidupnya bisa saja kaya, sukses, dikenal, kelihatannya bahagia, beragama bahkan bisa juga aktif dalam pelayanan. Satu hal yang dia tidak bisa raih adalah mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Sedang untuk bisa hidup dalam roh, kita harus bisa menyalibkan daging dengan segala keinginannya dan ini yang akan memperoleh tempat dalam Kerajaan Allah.
Hidup oleh Roh adalah pengalaman satu kali tetapi hidup dipimpin oleh Roh adalah pengalaman setiap hari. Persoalan yang terjadi dengan banyak orang, mereka hidup oleh Roh tetapi tidak dipimpin oleh Roh. Jadi orang yang hidup oleh Roh bisa saja gila hormat.
Dalam Amsal 16:32 dikatakan tentang 2 hal: pertama, orang yang sabar melebihi pahlawan, dan kedua, orang yang menguasai diri melebihi orang yang merebut kota. Mengapa orang sabar bisa melebihi pahlawan? Pahlawan mempunyai 2 pilihan yaitu merdeka atau mati tetapi orang sabar tidak mempunyai 2 pilihan tetapi orang sabar pasti merdeka. Orang yang sabar pasti selalu menang, ketika menerima masalah dan sudah tidak dapat menanggungnya dia serahkan kepada Tuhan. Setiap bangsa Israel merebut kota pasti ada korban. Tetapi penguasaan diri selalu membawa kita dalam kemenangan tanpa korban.
Ada 2 pandangan (secara theologi) tentang kehidupan: (a) Dichotomy : Manusia terdiri dari tubuh (yang kelihatan) dan jiwa dan roh (yang tidak kelihatan), dan (b) Trichotomy : Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Jiwa adalah “The real man”; dipengaruhi oleh Tubuh dan Roh. (Jiwa bisa diibaratkan seperti seorang gadis cantik yang dapat diperebutkan oleh 2 orang pria).
Keberadaan kita sangat dipengaruhi dengan “siapa” yang paling mempengaruhi. (bnd Itim. 4:7; I Kor. 9:27). Jika tubuh mempengaruhi jiwa maka orang tersebut hidup dalam hawa nafsu yang akan membawanya pada kebinasaan. Tetapi jika Roh yang mempengaruhi jiwa maka meskipun manusia jasmani semakin merosot tetapi manusia batiniah akan diperbarui sehari ke sehari. Oleh karena itu latihlah tubuh kita untuk beribadah dan kuasai seluruhnya supaya daging tidak menguasai tubuh. Ketika di dunia, tubuh dan jiwa menyatu tetapi ketika mati, jiwa dan roh menyatu.

II.      Keuntungan menguasai diri

  • Kita akan meraih kepastian keselamatan (IKor. 9:27). Jika kita sudah melatih tubuh kita maka kita akan memperoleh kepastian keselamatan.
  • Hidup kita tidak dikendalikan dunia  (IYoh. 2:15-17). Dunia ini sifatnya aktif dan berbahaya. Meskipun kita tidak berbuat apa-apa, dunia tetap akan menguasai dan mempengaruhi pikiran dan hidup kita sehingga ketika kita mulai menarik diri dari Tuhan maka tanpa kita sadari pola pikir kitapun akan semakin duniawi
  • Hidup kita akan penuh damai sejahtera. Orang yang emosional akan merasa puas tetapi tidak ada damai di hidupnya. Tetapi orang yang menguasai diri hidupnya akan penuh damai sejahtera.
  • Kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Orang akan melihat kita berbeda dengan orang lain sehingga hidup kita akan menjadi berkat.
  • Kita akan peka akan suara Tuhan. Semakin kita sering marah semakin kita tidak peka akan suara Tuhan.
  • Roh kita akan selalu diperbarui. Ingat, ada hidup oleh Roh dan hidup dipimpin oleh Roh. Pada waktu kita bisa menguasai diri maka Roh kita akan selalu diperbarui.




III.    Mengapa menguasai diri menjadi sukar

Ø  Karena kita diciptakan dengan “free will”. Oleh karena itu, kita yang harus menentukan pilihannya bukan Tuhan tetapi kalau kit berani bertindak, Roh Kudus yang akan memberi kekuatan kepada kita.
Contoh: Keinginan untuk berhenti merokok, itu harus dari diri kita bukan dari Tuhan Kita harus berjuang melawan keinginan itu.
Ø  Karena roh penurut namun daging lemah (Mat. 26:41). Karena daging lemah maka kita harus pastikan bahwa Roh kita selalu penuh. Yaitu melalui pujian, Firman Tuhan dan pelayanan.
Ø  Karena pengaruh dunia adalah “makanan” bagi daging kita. Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Tuhan. Jadi iman sangat berhubungan erat dengan Roh. Pengaruh dunia, seperti tontonan-tontonan dunia, lagu-lagu dunia atau bacaan-bacaan dunia bukannya dilarang tetapi pastikan bahwa makanan rohani kita lebih besar dari makanan dunia sehingga roh kita menjadi kuat dan daging kita bisa ditundukkan.
Ø  Karena dunia sedang men”tuhan”kan “diri”. Dunia ini menjadi dunia yang egois karena semua sentralnya adalah diri saya, konsep dunia adalah bahwa diri saya sanggup. Yang penting saya bahagia masa bodoh dengan yang lainnya. Sehingga menguasai diri menjadi hal yang sukar karena menguasai diri itu justru menganggap bahwa diri saya ini tidak mampu tetapi harus dikendalikan oleh Roh Kudus
        
IV.    Langkah-langkah menguasai diri

ü  Hidup oleh Roh (Gal. 5:16). Roh Kudus harus mengambil alih hidup kita sehingga hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus. Setiap pilihan kita harus didasarkan untuk kemuliaan nama Tuhan.
ü  Menyangkal diri memikul salib (Mat. 16:24). Salib setiap orang berbeda, beratnyapun berbeda. Dan yang pasti beratnya tidak akan melebihi kekuatan kita.
ü  Menaklukkan pikiran (IIKor. 10:5). Pikiran adalah tempat peperangan kita. Yang menjadi penghalang untuk menaklukkan pikiran adalah adanya kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah dan kuasa Allah. Kalau kita tidak bisa menaklukkan pikiran kita maka kita tidak bisa menguasai diri kita.
ü  Menolak segala bujukan (Ul. 11:16). Setelah pikiran kita ditaklukkan maka kita harus menolak bujukan. Bujukan bisa datang dari hati kita atau dari luar, seperti pengaruh televisi, bacaan, pengaruh-pengaruh masyarakat dll.  
ü  Menyalibkan daging (Rm. 6:6). Jika kita tidak disalibkan maka tubuh dosa kita tidak akan hilang kuasanya.


V.      Tips praktis
Dalam penguasaan diri yang harus kita perhatikan: dengan siapa kita bergaul, bagaimana kita mengisi waktu kita, menyadari dimana “titik lemah” kita, dan berusaha dan jangan putus asa.
   
VI.    Penutup
Keuntungan penguasaan diri bukanlah diterima oleh orang lain, namun oleh kita sendiri. Waktu kita menguasai diri, kita akan menerima segala berkat Allah.      


SELAMAT BERKARYA DI DALAM TUHAN!


Padangsidimpuan, 12 Nopember 2010



Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh HP 0813 18 2000
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar