“HIDUP YANG PENUH KASIH!” (Efesus 3:14-21) Dalam pasal 3 kita menemukan doa Paulus. Apa yang menjadi isi dan pokok doa Paulus? Paulus memulai doanya dengan kalimat, “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya” (14-15). Apa hubungan nama dengan doa? Paulus berkata, “Saya sujud kepada Bapa, karena dari Bapa itulah semua orang menerima namanya”. Ini punya makna yang sangat dalam. Nama dalam Alkitab bukan sekedar tanda kenal. Nama dalam Alkitab adalah cerminan hakikat pribadi.. Karena itu, dalam Alkitab, kalau nama orang sudah tidak cocok dengan kelakuannya, maka namanya pun diganti. Misalnya, Yakub yang arti namanya penipu, tetapi ketika ia bergumul dengan Allah di sungai Yabok dan ia menang, lalu namanya diganti menjadi “Israel” yang berarti pahlawan Allah yang menang. Waktu Abraham daru mulai dipanggil, ia bernama “Abram”. Namun setelah ia ditetapkan menjadi berkat bagi banyak bangsa, namanya pun diganti menjadi “Abraham”. Apa artinya perkataan Paulus ini? Artinya ketika Paulus mendoakan jemaat Efesus, maka Tuhan memperhatikan jemaat Efesus itu satu demi satu. Itu berarti bahwa Tuhan mengenal setiap orang percaya secara pribadi. Apa yang Paulus doakan? Ada tiga kali Paulus berkata, “Aku berdoa” (16, 18, dan 19). Jadi ada tiga hal yang Paulus minta dari Tuhan untuk jemaat di Efesus. Pertama, “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih”. Kalimat Paulus ini seperti “kalimat Jerman”, kalimat yang beranak cucu. Intinya sederhana. Paulus berdoa supaya hati orang-orang Efesus dikuatkan oleh Roh Kudus. Kalau hati mereka sudah dikuatkan oleh Roh Kudus, apa yang terjadi? Imannya kuat. Kalau imannya kuat, mereka pun berakar di dalam Kristus. Jadi, permintaan atau doa pertama adalah supaya iman orang Efesus dikuatkan oleh Roh Kudus yang bekerja dalam hati orang-orang Efesus itu. Jadi, iman mereka dikuatkan sehingga mereka berakar kokoh, kuat, di dalam Kristus. Kedua, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan”. Apa maksudnya? Panjang kali lebar kali tinggi sama dengan isi atau volume. Untuk memahami kalimat ini, coba kita bayangkan seekor ikan teri di Samudera Pasifik. Ikan teri itu mau mengukur panjangnya Samudera Pasifik, dari Alaska sampai ke New Zealand, dan lebarnya, dari Taiwan hingga pantai barat Amerika. Teri itu menyelam kira-kira 100 meter ke dalam, dan kemudian ia mau mengukur air yang ada di atasnya dan dalamnya air yang ada di bawahnya. Ternyata tidak bisa. Kasih Allah itu melampaui segala pengetahuan, tidak dapat diukur. Coba kita bayangkan bagaimana ikan teri berenang dari Irian Jaya ke Hawai. Sampai tidak? Baru melewati Irian, ikan teri itu sudah ditangkap orang Ambon. Begitu juga manusia pada hakikatnya tidak dapat memahami kasih Allah. Kasih Allah yang selama ini kita rasakan itu belum apa-apa. Kemampuan ikan itu menjelajahi Samudera Pasifik itu paling-paling hanya mencapai radius ratusan kilometer. Padahal, Samudera Pasifik masih jauh lebih luas dan lebih dalam dari itu. Kasih Tuhan yang selama ini kita alami dan kita katakan, “Oh, kasih-Mu, Tuhan, sungguh besar”, itu masih belum apa-apa dibandingkan dengan kasih Tuhan yang sesungguhnya, yang jauh lebih tinggi, lebih luas, lebih dalam. Ketiga, “Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah”. Untuk memahami kalimat ini mari kita mendengar illustrasi ini. Air di dalam bak mandi tingginya 10 cm. Ambillah botol kosong ukuran 1 liter. Masukkan botol tersebut ke dalam bak mandi yang airnya hanya 10 cm tadi. Pertanyaannya: Dapatkah botol itu dipenuhi oleh air di dalam bak mandi? Tidak, bukan? Botol itu tidak dapat dipenuhi oleh air dalam bak itu karena bak itu tidak penuh. Sekarang, isi bak mandi itu sampai penuh. Kemudian, masukkan botol minuman tadi. Apa yang terjadi? Botol itu dipenuhi oleh “penuhnya” bak itu. Kalau botol itu dimasukkan ke dalam bak yang penuh, botol itu pun menjadi penuh. Sekarang dibalik: Kalau baknya kosong, botol pun tidak menjadi penuh. Illustrasi kedua. Roti Oreo kalau dicelup setengah, maka basahnya setengah, kalau dicelup semuanya, maka roti itu basah semuanya. Kalau kita secara “penuh-penuh” percaya kepada Yesus Kristus yang “penuh-penuh” itu, maka kita akan mengalami Dia juga “penuh-penuh”. Kalau kita percaya Yesus secara “tanggung-tanggung”, kita juga mengalami Dia “tanggung-tanggung”. Kita percaya Yesus setengah, dukun setengah, kita pun mengalami-Nya juga setengah. Kalau kita “penuh-penuh” atau “tenggelam penuh” dalam Kristus yang penuh, kita mengalami Dia “penuh-penuh”. Ketika Kristus memenuhi seluruh hati, pikiran dan perbuatan kita, maka kita akan dipenuhi kekuatan untuk memahami (bersama dengan semua orang kudus) dimensi-dimensi Kristus dan mengetahui kasih-Nya yang melampaui segala pengetahuan. Kepenuhan Allah berdiam di dalam Kristus (Kol.1:19; 2:9). Kristus membagikan kepenuhan Allah itu ke dalam diri kita sehingga kita dipenuhi bahkan ke dalam seluruh kepenuhan Allah untuk menjadi manifestasi gereja yang praktis, yang di dalamnya Allah boleh dimuliakan dalam ekspresi-Nya. Dalam Perjanjian Baru kepenuhan adalah ekspresi melalui kelengkapan kekayaan. Inilah sebabnya dalam ayat 8 Paulus membicarakan kekayaan Kristus yang tidak terduga, dan dalam 1:23 dan 4:13 dia membicarakan kepenuhan Kristus. Kekayaan Kristus adalah segala apa adanya Kristus dan segala yang Kristus miliki dan segala apa yang telah Dia genapkan, capai dan dapatkan. Kepenuhan Kristus adalah hasil dan akibat dari kenikmatan kita atas kekayaan-kekayaan kita. Saat ini kita sedang berada pada suasana “Hari Valentin” (Valentine`s Day) atau “Hari Kasih Sayang”. Hari Valentine, yang dirayakan pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Dalam pengertian ini banyak para anak muda/ gadis menyalah artikan hari kasih sayang ini dengan memberikan segala-galanya kepada para pasangannya sebagai tanda kasih sayang. Sehingga orang tua dan para guru-guru juga kewalahan memberikan pengertian kepada anak-anak mereka tentang hari kasih sayang. Tokoh-tojoh agama juga sering mengingatkan, arti kasih sayang yang sebenarnya. Saat ini makna "kasih" telah menjadi begitu sulit untuk dipahami karena pemahaman kita terhadap kata itu terbatas pada kata-kata "kasih" atau "cinta", yang sebenarnya mempunyai cakupan makna yang sangat luas. Contohnya, bila saya berkata, "Saya mengasihi istri saya", "saya mengasihi anak saya"," saya mengasihi Yesus", dari kata ini pasti mempunyai pandangan makna yang lain rasanya bila kita mengatakan Saya mencintai istri saya, saya mencintai anak saya, saya mencintai Yesus. Pada masa Perjanjian Baru, ada empat kata dalam bahasa Yunani yang dipakai untuk menerangkan tentang "kasih" atau "cinta" ini. a) Eros. Eros berarti gairah secara seksual (birahi), baik kenikmatan maupun pemuasannya. Eros merupakan acuan dari banyak penggambaran tentang kasih. Kata ini tersirat dalam ayat dan adalah satu-satunya makna kasih yang terbatas pada hubungan lelaki dan perempuan dalam suatu ikatan pernikahan. (Ibr. 13:4, Kid. 1:13; 4:5-6; 7:7-9; 8:10; 1Kor. 7:25; Ef. 5:31). b) Storge. Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, ayah, anak-anak, dan kerabat. c) Phileo/Filio, yaitu kasih persahabatan, kita berteman dengan orang itu karena kita senang. Kasih phileo ini adalah kasih yang terpancar dalam perhatian. Memang indah untuk bersama-sama dengan seseorang, sesuatu kehangatan yang datang dan pergi yang lahir dari kebersamaan. Allah tidak pernah memerintahkan kasih phileo karena kasih jenis ini semata-mata berdasarkan atas perasaan. Allah sendiri tidak mengasihi dunia secara phileo tetapi bekerja dalam kita dengan kasih agape. Saya tidak bisa memberikan kehangatan kepada seorang musuh tetapi saya bisa memberikan kasih agape kepada mereka. d) Agape. Kasih agape adalah kasihnya Allah. Kasih agape bekerja untuk memberikan kebaikan bagi orang lain tanpa memperdulikan apa yang dirasakannya sendiri. Kasih agape tidak bisa diterjemahkan sebagai suatu perasaan atau perhatian. Yesus menunjukkan kasih ini kita ia memikul salib dan mati bagi Anda dan saya tanpa memperdulikan apa yang Ia sendiri rasakan saat itu. Dalam kitab Injil Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat. 26:39; Mrk. 14:36; Luk. 22:41-43; Yoh. 18:11). Yesus berusaha bagi kebaikan Anda dan saya, tanpa memperdulikan perasaan-perasaan-Nya sendiri. Matius 7:12 menyebutkan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Pertanyaan kita sekarang adalah, kasih manakah yang memenuhi hati dan pikiran kita sekarang? Apakah hanya kasih eros, atau stroge, atau phileo, atau agape saja. Sering orang berpikir bahwa manusia itu hanya menonjolkan satu kasih saja padahal yang dituntut dari kita dipenuhi Kasih Kristus yang komplit. Artinya tidak ada berat sebelah. Kasih kita tidak hanya menonjolkan eros tetapi kasih kita itu harus seimbang. Artinya, kita mengasihi dengan kadar yang seimbang kepada orang yang kita kasihi. Jika kita misalnya punya sahabat, maka kasih kita jangan terlampau menekankan kasih phileo dan mengabaikan kasih agape. Kita bisa mengasihi musuh-musuh kita dengan kasih agape, tanpa memperdulikan perasaan kita terhadap mereka. Jika mereka lapar, kita bisa memberi mereka makan; jika mereka haus, kita bisa memberi mereka minum (Rm. 12:20-21). Kita bisa memilih untuk berusaha bagi kebaikan orang lain tanpa memperdulikan perasaan kita sendiri. Yesus adalah ungkapan kasih yang terbesar yang pernah datang ke dunia, namun tidak pernah tercatat bahwa Yesus pernah mengakatan, "Aku mengasihi kamu!" Mengapa? Karena 95 persen dari kasih secara keseluruhan bukanlah kata-kata. Yesus tidak mengasihi dengan kata-kata saja tetapi dengan perbuatan dan kebenaran (1Yoh. 3:18). Bila perbuatan Anda bertentangan dengan kata-kata Anda, apakah yang bisa orang percayai, kata-kata atau perbuatan Anda? Perbuatan Anda, tentunya. "Kasih hanya bisa dikenal dari perbuatan yang dihasilkannya." Apakah maksudnya hidup yang penuh kasih? Maksudnya adalah kita dipenuhi kasih yang nyata. Kepenuhan kasih bukan seperti batu yang dimasukkan ke dalam air. Berat batu itu sama sebelum dan sesudah dipenuhi air. Namun orang yang dipenuhi kasih harus bagaikan kapas yang dimasukkan ke dalam air. Berat kapas itu akan bertambah sesudah dipenuhi oleh air. Demikianlah kita orang percaya yang dipenuhi oleh kasih Kristus. Kualitas hidup, iman dan kasih kita semakin bertambah dan nyata dalam pergaulan sehari-hari. Semoga kita tidak salah memaknai hari kasih sayang. Sudahkah kita menjadikan kasih itu nyata dalam kehidupan kita??? Fidei & Gladys’08 Ramli SN Harahap HP: 0812 1998 0 500 |
BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Selasa, 08 Februari 2011
“HIDUP YANG PENUH KASIH!” (Efesus 3:14-21)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar