BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Jumat, 09 September 2011
Khotbah Minggu, 18 September 2011: Markus 3 : 31-35
DIBENTUK MENJADI KELUARGA
ALLAH.
Khotbah Minggu
XIII Setelah Trinitatis
Bahan Khotbah :
Markus 3 : 31-35.
Bahan Bacaan : Matius 25 : 40-46.
PENDAHULUAN :
Hal yang paling indah, menyenangkan dan luar biasa dalam hidup ini adalah
adanya keluarga. Suami istri benar-benar saling mengasihi dan dimana ayah, ibu
dan anak-anak saling mendukung, hidup bahagia dan harmonis. Jika kita baca
Alkitab, kita lihat bahwa Allah tidak membiarkan Adam hidup sendirian dalam
alam yang nan indah dan luas ini. Dia mencipta Hawa serta memberkatinya. Dalam
Perjanjian Baru juga kita lihat bahwa keluarga menjadi pusat perhatian Tuhan
Yesus secara serius dalam pelayananNya. Mujizat pertama yang dilakukan Yesus
adalah dalam pesta kawin di Kana. Dan harus kita akui bahwa hingga sekarang
keluarga merupakan tempat yang paling sentral dan cocok untuk membina dan
mendewasakan karakter, sifat, pengetahuan dan sebagainya bagi anak-anak. Secara
fisik, keluarga ada adalah karena adanya hubungan darah, suku, marga dan bangsa
yang sama. Budaya, bahasa dan adat yang sama. Sayang karena dosa, hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan itu menjadi sangat terbatas dan sangat rapuh. Itu
sebabnya, sering terjadi hubungan suami istri cekcok dan bercerai, hubungan
se-marga hancur, Hubungan se-suku, se-gereja dan seterusnya
berkeping-keping. Se-darah, se-Marga,
Se-keluarga, se-suku, se-kelompok dll hancur dan tidak saling menyatu lagi.
Dalam perikop kita Yesus memperkenalkan kepada kita suatu bentuk kekeluargaan
dan persaudaraan yang baru. Kekeluargaan kita bukan berdasarkan hubungan darah
atau suku, marga, bangsa dan adat budaya kita lagi. Tapi oleh darah Yesus sendiri. Melalui percaya dan
menerimaNya menjadi Tuhan dan Allah kita masing-masing, kita disebut anak-anak
Allah. (Bd. Johanes 1 : 12).
Itulah sebabnya dalam Minggu XIII Setelah
Trinitatis ini kita akan membahas thema khotbah kita : DIBENTUK MENJADI KELUARGA ALLAH.
1. Saudara/i Yesus tidak dibatasi oleh darah dan kekerabatan.
Wajar, Maria ibu Yesus, Yakobus, Yoses, Yudas, Simon (adik-adikNya) dan saudara
perempuanNya (Mark. 6:3) rindu dan datang melihat, mendengar kehebatan Yesus
mengajar (Mark.1:22), membuat mujizat (bd. Markus fasal 2 dan 3). Mereka tentu
mau diperlakukan lebih (sebagainana lazimnya dalam kekeluargaan dan
kekerabatan, nepotisme pasti ada). Maria adalah ibu yang melahirkanNya, Yakobus
adalah adikNya. Mereka meminta agar mereka ditemui oleh Yesus. Tapi jawaban Yesus sangat tegas :”
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah
saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (ay.35).
Bukan berarti bahwa Yesus tidak
menghargai Maria ibuNya, sebab dalam Johanes 19 : 26-27 Yesus menyerahkan
tanggungjawab pemeliharaan ibuNya kepada Yohanes. Dan kita tahu persis bahwa
Maria adalah orang yang melakukan kehendak Allah (bd. Lukas 1 : 38 :” Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.") Jakobus juga
akhirnya menjadi murid dan Hamba Tuhan yang sangat populer di Jerusalem. Tapi
Yesus mau mengatakan bahwa hubungan darah dan kekerabatan sangatlah terbatas
dan rapuh adanya.
Keinginan Ibu Tuhan Yesus untuk bertemu dengan
anaknya adalah hal yang wajar. Tetapi di sisi lain, Tuhan Yesus mau menyatakan
kebenaran sejati diberitakan. Otoritas utama bukanlah mengikuti kehendak
jasmani, tetapi yang rohani. Betul, masalah ini tidak mudah bagi orang Timur,
dimana otoritas ayah, ibu adalah mutlak. Tapi mari kita perhatikan, otoritas
orang tua hanyalah otoritas turunan; otoritas orang tua ini harus berada satu
garis dengan garis otoritas Allah dimana otoritas Allah sebagai otoritas
mutlak. Karena itu seorang anak hanya boleh taat pada orang tua yang memerintahkan
sesuatu yang tidak bertentangan dengan kebenaran Firman Allah atau kehendak
Allah.
2.
Melakukan kehendak Allah, dialah
saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Undangan Yesus menjadikan kita sebagai keluarga
Allah adalah sangat luar biasa. TUHAN yang Maha Besar, pencipta langit dan bumi menjadi
Bapa kita. Tuhan menginginkan Anda
menjadi anggota keluargaNya. Keluarga Allah adalah Tuhan dengan umatNya dalam
kasih yang akrab dan mendalam. Roma 8: 15 berbunyi, “Sebab kamu tidak menerima
roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima
Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’.
Betul semua
manusia diciptakan Allah, tetapi tidak semua orang merupakan anak-anak Allah.
Cara untuk menjadi saudara Yesus memang tidak sulit, bahkan sudah dipermudah.
Siapa saja, dimana saja, kapan saja, laki perempuan, kaya miskin, orang desa,
kota, berpendidikan, tidak tamat SD, boleh. Syaratnya adalah melakukan kehendak Allah. Ditempat lain Tuhan Yesus berkata bahwa
untuk masuk menjadi anggota Keluarga Allah adalah
dengan dilahirkan kembali ke dalam KeluagaNya (bd. Yohanes 3:5). Anda menjadi
bagian dari keluarga manusia, melalui kelahiran Anda secara jasmaniah. Demikian
pula, untuk menjadi bagian dari Keluarga Allah, Anda harus mengalami kelahiran
secara rohaniah (kelahiran kembali). “karena kemurahan-Nya yang tidak terbatas telah memberi kita
kesempatan untuk dilahirkan kembali,
sehingga sekarang kita menjadi anggota
keluarga Allah.” (1 Petrus 1:3)
Berbeda dengan
keluarga jasmani yang sangat terbatas dan rapuh serta tidak abadi, keluarga
rohani akan berlanjut hingga kekekalan. Kita menjadi keluarga besar dan kekal.
Dan yang paling luar biasa, anggota keluarga kita tidak terbatas lagi sebatas
darah, marga, suku, bangsa, kelompok, status, adat, budaya dll sebagainya, tapi
siapa saja yamg MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH. Setiap orang yang percaya dan
memiliki iman kepada Yesus Kristus.
3.
Mari dengan sukacita melakukan Kehendak
Allah
1) Kehendak Allah adalah
cara lain untuk mengatakan "Taurat Allah". Misalnya, Daud
menyejajarkan "Taurat -Mu" dengan "kehendak -Mu" dalam Mazm 40:9.
Demikian pula, Rasul Paulus memandang pengenalan akan hukum Taurat sama dengan
mengetahui kehendak Allah (Roma 2:17-18).
Dengan kata lain, karena di dalam hukum-Nya Allah mengarahkan kita kepada jalan
yang dikehendaki-Nya bagi kita, maka hukum Taurat dapat disebut "kehendak
Allah". Untuk itu marilah dengan
sukacita menuruti Taurat Tuhan atau perintah Tuhan hari lepas sehari.
2) Kehendak Allah juga adalah agar agar semua orang diselamatkan
(1Tim 2:4;
2 Pet 3:9)
Untuk itu seharusnyalah kita senang menyampaikan khabar baik kepada setiap
orang.
3) Berkenaan dengan apa yang 'berkenan' (menyenangkan
atau menyedihkan) kepada-Nya. Tuhan berkenan dengan mereka yang hidup taat dan
setia kepadaNya, dan Ia tidak berkenan dengan mereka yang selalu memberontak
melawannya. Bd 1Tim 2:3-4 ; 2 Pet 3:9 ; Yeh.18 : 23. Marilah dengan sukacita
taat kepada FirmanNya.
4.
Penutup :
Setiap kita telah diundang Yesus
menjadi keluarga Allah. Hidup harmonis, bahagia dan memperoleh perlindunganNya
sejak di dunia hingga kekekalan. Allah menjadi Bapa kita, mendengar doa-doa kita, menyediakan kebutuhan
kita baik jasmani maupun rohani, mengampuni dosa-dosa kita, memelihara kita dan
lain sebagainya. Syaratnya mudah, tidak dipersulit hanya : Malakukan
kehendakNya, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Amin.
Pdt. Agus H.J Sibarani STh.
Praeses GKPA Distrik III Sumatera Timur
|
Khotbah Minggu, 11 September 2011: Yesaya 29:17-24
Langganan:
Postingan (Atom)