Kamis, 01 Oktober 2009

Bacaan Minggu 18 Oktober 2009: 2Timotius 4 : 1 - 5

“TUNAIKANLAH TUGAS PELAYANANMU”

1. Pendahuluan
Surat kepada Timotius ini termasuk dalam kelompok Surat-surat Pastoral di mana isinya adalah tentang petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana jemaat Tuhan harus dilayani oleh Timotius juga oleh pelayan-pelayan sepanjang masa. Surat 2 Timotius memiliki keistimewaan, karena nasihat ini disampaikan Paulus dari dalam penjara dan ia merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat ( 2Tim. 4:6 ).
Dalam nasihatnya, Paulus memberikan nasihat agar Timotius sungguh-sungguh melakukan tugasnya. Nasihat ini lebih menguatkan apa yang sudah disampaikan Paulus sebelumnya sekaligus mengingatkan akan situasi yang akan dihadapi jemaat sampai kedatangan Kristus sebagai hakim kepada orang yang hidup dan yang mati. Nasihat dari Paulus ini di dasarkan pada dasar iman yaitu di hadapan Allah dan Yesus Kristus. Artinya nasihat ini amat penting dan penuh dengan kesungguhan. Setiap orang akan memberi pertanggungan jawab akan dirinya baik sebagai jemaat juga sebagai pemimpin jemaat.

2. Beberapa dari nasihat itu dapat kita lihat dari nas ini antara lain :
2.1 Beritakanlah Injil setiap waktu. Tugas utama dari pemimpin jemaat dan pemberita Injil adalah memberitakan Injil (1Tim. 2:7; 2Tim 1:11) yaitu memberitakan kabar baik kepada dunia. Kabar baik itu adalah keselamatan yang telah diberikan Allah melalui Yesus Kristus kepada manusia. Keselamatan itu hanya ada dalam diri Yesus Kristus sebab tidak ada orang yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus Kristus (Yoh. 14:6) dan jalan keselamatan itu hanya dalam nama Yesus (Kis 4:12). Tugas pemberitaan Injil ini adalah kewajiban bagi seluruh orang percaya (1 Pet 2:9) walaupun dari kalangan jemaat ada yang harus mengembang tugas khusus. Seluruh aspek lehidupan orang percaya adalah sarana pemberitaan Injil. Sasaran dari pemberitaan injil adalah mencakup seluruh alam ciptaan tidak hanya manusia saja (Mrk. 16:15). Pemberitaan Injil dilakukan dalam setiap waktu selama masih ada kesempatan, tidak menjadi persoalan bagaimana waktunya, tetapi baik atau tidak baik waktunya pemberitaan injil harus berjalan. Sebab injil harus sampai dan bila kesempatan itu berlalu maka tidak akan mungkin dapat diulangi untuk memberitakan Injil. Bahkan Paulus memperingatkan bahwa akan ada suatu ketika Injil tidak lagi dapat diberitakan, oleh sebab itu selagi Tuhan masih memberi kesempatan, beritakan Injil kepada segala mahluk.
2.2. Nyatakanlah apa yang salah. Ketika Injil diberitakan maka sekaligus juga berjalan pemeliharaan rohani melalui keberanian untuk menyatakan yang salah dan menegor perbuatan yang tidak benar. Ini disampaikan Paulus mengingat di dalam jemaat yang dilayani Timotius telah muncul berbagai ajaran sesat, oleh sebab itu mereka semua harus diperingatkan. Harus diakui bahwa tidaklah mudah menyatakan kesalahan sebab ukurannya adalah Firman Tuhan, karena salah satu fungsi atau kegunaan Firman Tuhan adalah menyatakan kesalahan (2Tim 3:16). Kesalahan tidak diukur oleh perasaan atau pertimbangan duniawi tetapi atas dasar Firman Tuhan. Dalam kodisi zaman ini, banyak orang termasuk hamba Tuhan tidak lagi berani menyatakan yang salah, bahkan cenderung membela yang salah paling tidak membiarkan yang salah. Orang Kristen harus berani mengatakan yang benar, jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Mat. 5:37). Tidak boleh bermuka dua atau plil-plan, harus senantiasa mampu membela yang benar tanpa diperingaruhi oleh sesuatu apapun.
2.3. Menyampaikan tegoran dan nasihat. Paulus melihat keadaan jemaat ke depan akan mengalami banyak masalah khususnya menyangkut ajaran sesat yang hanya memuaskan telinga dengan dongeng-dongen para tua-tua (bnd 1Tim. 4:7) Ajaran ini sungguh dasyat sebab dapat menutup hati manusia akan ajaran yang benar dan dapat memalingkan telinga dari manusia dari kebenaran. Untuk ini Timotius harus berani menegor dan menasihati mereka agar kembali kejalan yang benar. Orang Kristen tidak perlu takut memberi tegoran dan nasihat, walapun itu penuih dengan resiko. Walaupun kita harus dibenci karena nasihat kita tersebut itu tidak menjadi masalah yang laing utama kita melakukan tugas kita sebab, apabila tugas kita tidak kita laksanakan maka Tuhan akan meminta pertanggungan jawab dari pada kita (bnd Yehz. 3:18-19) Artinya apapun alasannya tegoran dan nasihat tidak boleh tidak disampaikan. Namun tegoran itu harus disampaikan dengan penuh kesabaran.
2.4. Kuasailah dirimu dalam segala hal, dalam bahasa aslinya kalimat ini berbunyi “tetapi kamu hendaklah kamu tetap siuman dalam segala hal” kalimat ini membuktikan bahwa ajaran sesat itu telah menginabobokan atau membius manusia, namun sebagi orang percaya harus tetap siuman, artinya tidak terpengaruh dengan ajaran tersebut. Orang kristen harus tetap mampu membedakan mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang sesat. Orang kristen tidak mudah terpengaruh oleh apapun di tengah dunia ini, termasuk karena kuasa, jabatan, harta dan hal lain yang dapat memikat hati manusia. Menguasai diri juga berarti mampu menahan lapar ketika lapar, mampu menahan haus ketika haus dan mampu menahan marah ketika hendak marah, walaupun harus marah harus dipastikan tidak melakukan dosa (Ef 4:26). Orang yang menguasai diri adalah orang yang memiliki hati yang jernih dan mampu menilai segala sesuatu secara obyektif, tidak gegabah melakukan segala sesuatu (bandingkan dengan ajaran Yesus tentang orang yang hendak membangun sebuah menara Luk. 14:28-30).
2.5. Sabarlah menderita. Pemberitaan Injil Kristus pasti akan berlawanan dengan hal-hal duniawi, para pengajar sesat dan pengikut-pengikutnya akan berusaha mempertahankan diri dan mengadakan perlawanan terhadap pemberita Injil Kristus, segala cara pasti akan dilakukan, termasuk melakukan berbagai bentuk kekerasaan, penganiayaan bahkan pembunuhan. Banyak pemberita injil yang harus martir karena injil Kristus. Tetapi bagaimanapun caranya kuasa dunia tidak akan mampu menghalangi Firman Tuhan. Oleh sebab itu jika harus menanggung beban atau penderitaan karena Firman Tuhan orang kristen harus sabar menderita, dan penderitaan karena Injil adalah merupakan kebahagiaan (Mat. 5:10, 1Pet. 3:14) Sebab penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Rm. 8:18).
2.6. Tunaikan tugas pelayananmu. Alkhirnya Paulus menginginkan Timotius melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan sampai ke tujuan. Walaupun harus menghadapi banyak tantangan sebagai pemberita Injil tetapi tugas pelayanan itu harus dilaksanakan dengan setia. Demikian juga dengan orang kristen, harus setia menyatakan imannya ampai akhir. Jangan berhenti di tengah jalan, atau jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri. Sebab hanya yang setia berjuang sampai akhir, itulah yang akan mendapat mahkota kemenangan (Why. 2:10) tentu banyak tantangan yang dihadapi oleh orang kristen, namun sedasyat apapun tantangan itu, iman harus dijaga supaya bisa tampil sebagai pemenang, itulah yang dikatakan Paulus “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”

3. Penutup
Tugas pemberitaan Injil adalah tugas semua orang percaya yang diwujudkan melalui tugas panggilan gereja yaitu Koinonia, Marturia dan Diakonia. Tugas ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kesabaran. Orang percaya harus berani menyatakan kebenaran kepada siapapun termasuk kepada para penguasa. Tetapi sebelum melaksanakan tugas itu orang kristen harus terlebih dahulu membekali diri dengan Firman Tuhan dan senantiasa memberi tempat kepada Roh Kudus untuk berdiam dalam diri kita, sebab oleh Roh Kuduslah kita mampu menguasai diri, kita sabar menderita dan kita dapat menunaikan tugas pelayanan kita sampai akhir.



Pdt. Pahala J. Simanjuntak,MTh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar