Selasa, 02 November 2010

KONFESI GKPA (PANGOKUON HAPORSAYAAN)

widgeo.net
KONFESI GKPA (PANGOKUON HAPORSAYAAN)



I. PENDAHULUAN

Sangat dibutuhkan ”Pengakuan Percaya“ (Konfesi) bagi GKPA untuk menyaksikan dan memperkokoh iman percaya sekaligus untuk menolak ajaran-ajaran sesat yang muncul setiap saat. Pada permulaan lahirnya gereja pada zaman dahulu pun sudah ada pengakuan iman oikumene untuk melawan ajaran-ajaran sesat. Pada zaman Reformasi pun ada juga surat-surat pengakuan percaya untuk melawan ajaran dari Gereja Katolik Roma (GKR) yang menyimpang dari Alkitab. Pada tiap-tiap timbul ajaran sesat yang mengguncangkan gereja saat itu pula perlu lahir surat pengakuan yang baru. Akan tetapi pengakuan yang baru itu bukan untuk menggantikan atau membatalkan pengakuan yang mendahuluinya.
Pada saat panjaeon HKBPA kita mengadopsi Konfesi "Panindangion Haporseaon" HKBP yang diterbitkan tahun 1951. Konfesi itu diadopsi oleh GKPA diketik ulang dan disahkan pada Sinode Am XI GKPA tanggal 1-7 Juli 1996 dengan penyesuaian HKBPA menjadi GKPA. Pada saat Sinode Am XV GKPA di Padangsidimpuan tanggal 11-16 Juli 2006, GKPA telah merumuskan dan menerbitkan Konfesi GKPA. Namun sampai saat ini belum dibukukan secara khusus sehingga belum dapat kita nikmati saat ini. Tetapi satu hal yang jelas, konfesi itu tetap menerima dan mengakui konfesi yang telah ada dalam gereja mula-mula yaitu: Konfesi Apostolikum, Konfesi Niceanum dan Konfesi Athanasium. Sebab GKPA tetap merupakan satu gereja sebagai bahagian dari gereja yang kudus dan Am yaitu tubuh Kristus. Karenanya pengakuan gereja mula-mula tetap merupakan pengakuan (konfesi) GKPA.

II.     LATAR BELAKANG MUNCULNYA KONFESI APOSTOLIKUM, NICEANUM DAN ATHANASIUM

Dalam perkembangan lahirnya gereja mula-mula sejak abad kedua sudah ada beberapa ajaran yang mengancam keberadaan gereja.
1.         Gnostik. Gnostik adalah suatu campuran filsafat (Helenisme) dan agama kafir yang menentukan cara berpikir dan cara percaya semua orang berpendidikan di kekaisaran Romawi termasuk juga orang Kristen. Mereka mengajarkan bahwa jemaat yang sederhana boleh berpegang pada kepercayaannya menurut bunyi Injil, tetapi sebenarnya manusia harus menembus pada hikmat tinggi (gnosis) tentang asal dan tujuan hidup manusia. Manusia perlu mengejar hikmat yang tersembunyi dan untuk itu ia perlu dilantik terlebih dahulu lalu hidup bertarak supaya rohnya terlepas dari alam kebendaan yang berlumpur dosa. Kebodohan salib perlu ditukar dengan hikmat dunia.
2.         Marsion. Menentang kewajiban menjalankan taurat dalam gereja. Ia menekankan bahwa manusia dibenarkan hanya oleh iman saja. Tetapi dia membuang semua kitab Perjanjian Lama (PL). Dia berpendapat ada dua Allah. Pertama Allah PL, Pencipta dunia yang penuh dengan kejahatan ini, dan Allah ini kurang sempurna. Selain dari Allah Khalik yang rendah ini ada pula Allah Penyelamat yang menyayangi manusia. Inilah Allah yang benar, yang kita kenal dari Perjanjian Baru (PB). Siapa yang percaya akan Yesus yang adalah utusan Allah asing dialah yang bebas dari genggaman Allah PL. Marsion menyusun Alkitabnya sendiri. PL ditolaknya dan PB dijernihkan dari segala cacat PL. Ia hanya memakai Injil Lukas dan Surat-surat Paulus (kecuali Timotius dan Titus).
3.         Montanus. Serangan yang ketiga dialami gereja ialah munculnya suatu gerakan rohani di Asia Kecil yang dipimpin oleh Montanus. Ia merasa kecewa karena karunia roh sudah hilang dalam jemaat dan penantian akan mempelainya sudah suam. Montanus dengan dua nabi wanita bertutur pula dengan bahasa lidah dan bernubuat, katanya bahwa itulah suara roh penolong. Segala orang percaya sejati dikerahkan supaya berkumpul di sebuah desa untuk menantikan Tuhannya. Dengan mulut Montanus katanya roh menyuruh jemaat hidup suci ; jemaat harus menahan nafsu tubuh ; puasa diatur dengan keras ; mati syahid dipandang suatu keuntungan dan kehormatan istimewa.

Untuk menolak segala ajaran yang sesat itu, gereja merumuskan ajarannya dan lahirlah Konfesi.

III.    PENJELASAN TENTANG KONFESI APOSTOLIKUM, NICEANUM DAN ATHANASIUM

Konfesi Apostolikum (Pengakuan Iman Rasuli) adalah pengakuan iman yang senantiasa kita saksikan setiap ibadah minggu. Benar dalam pengakuan itu tidak disebutkan tentang ajaran-ajaran sesat, yang ditentang oleh gereja mula-mula. Murni hanya pengakuan iman tiga bagian. Namun sudah menghimpun isi seluruh Alkitab tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus dan juga tentang kelepasan atau keselamatan umat manusia dan hal-hal lain yang perlu kita akui secara ringkas.
Konfesi Niceanum lahir untuk menentang ajaran sesat tentang ke-Allah-an Yesus Kristus yang diajarkan oleh pemimpin gereja tertentu. Misalnya, Arianisme. Allah Anak adalah ciptaan pertama sebelum segala sesuatunya diciptakan. Bermartabat mulia tapi tidak sehakekat dengan Allah Bapa. Konfesi Neceanum menyatakan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Tunggal, lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman. Allah dari Allah; Terang dari Terang; Allah yang sejati dari Allah yang sejati. Kemudian datang lagi ajaran sesat yang mengatakan Yesus yang adalah Firman (logos) adalah pengantara Allah dan manusia. Ke-Allah-anNya tidak penuh dan ke-manusia-anNya tidak penuh. Yesus Kristus adalah setengah Allah dan setengah manusia. Untuk melawan ajaran itu lahirlah Konfesi Athanasium yang mengatakan: “Yesus Kristus adalah Allah yang sejati dan manusia yang sejati”. Sehakekat dengan Sang Bapa dan tidak lebih rendah. Roh Kudus yang berasal dari Allah Bapa dan Allah Anak juga tidak lebih rendah dari keduaNya. Ketritunggalan Allah adalah tekanan Konfesi Athanasium.


IV.    KONFESI GKPA:

TENTANG ALLAH

Kita percaya serta menyaksikan: Allah adalah Esa, tidak bermula dan tidak berkesudahan, Mahakuasa, tidak berubah-ubah, setia, Mahatau, tidak terduga, Hakim yang besar, Mahamurah, Mahabaik, Ialah yang menggenapi langit dan bumi, Mahakudus, Mahakasih  (Ul.6:4; Kel.3:14; Kej.17:1; Mzm.105:8; 1Kor.1:9; 2Tes.3:3; Luk.1:17; Rm.11:33; Rm.2:11; 1Tim.6:15-16). Dengan ajaran ini kita menolak kebiasaan yang menyebut Allah: nenek (ompung) dan yang memandang bahwa Tuhan adalah pemurah saja. Demikian pula orang-orang yang mengharap bahwa berkat dan kemurahan berasal dari roh nenek moyang seperti dibiasakan oleh orang kafir. Demikian pula orang-orang yang meneliti hari-hari yang membawa berkat, yang meramalkan nasibnya kepada dukun  atau membaca berkat dari letak garis-garis pada tangannya. Juga kita menolak ajaran yang mengatakan kuasa Tuhan di atas kekudusan serta kasihNya.

TENTANG ALLAH YANG TIGA ESA

Kita percaya dan menyaksikan: Tuhan Allah adalah Esa dan dalam pada itu Ia adalah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Rohul Kudus (Yoh.5:19; 14:11; 1:1; 15:26; 2Kor.13:13; Mt.18:19). Allah Bapa yang melahirkan Allah Anak dari diriNya sendiri dari mula pertama sampai selama-lamanya, artinya sama seperti Bapa yang tiada bermula dan tidak berkesudahan demikian pula halnya dengan Anak. Dan demikian pula Rohul Kudus tiada bermula dan tiada berkesudahan. Dialah yang datang dari Allah Bapa dan Allah Anak (Yoh.15:26). Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan pengertian bahwa Allah adalah Esa saja dengan pengertian bahwa Allah Anak dan Allah Roh Kudus, kurang dari Allah Bapa. Kita pula melawan ajaran yang mengatakan Allah yang Tritunggal itu ialah Allah Bapa, AnakNya Yesus Kristus dan Ibu Rohul Kudus.

TENTANG PEKERJAAN KEPRIBADIAN ALLAH BAPA YANG TIGA ESA (ANGKA KAREJO HAPUNJUNGAN NI DEBATA SITOLUSADA)

Kita percaya dan menyaksiakan:
a) Allah Bapa menjadikan, memelihara dan memerintah segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dengan ajaran ini kita menolak ajaran Fatalisme (takdir, nasib, "bagian/sibaran").
b) Allah Anak yang menjadi manusia dilahirkan oleh perawan Maria yang diperkandungkan oleh Roh Kudus, diberikan nama Yesus. Jadi terdapat dua sifat di dalam Dia: padaNya terdapat ke-Allah-an dan ke-manusia-an. Ia adalah Allah yang sejati, dan manusia yang sejati, Ia menderita kesengsaraan waktu pemerintahan Pontius Pilatus, Ia tersalib pada kayu salib untuk melepaskan kita dari dosa, dari maut dan dari kuasa Iblis. Ia adalah kegenapan korban perdamaian kepada Allah untuk segala dosa manusia. Ia turun ke dalam neraka setelah dikuburkan, bangkit dari mati pada hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Yehowa, BapaNya yang Mulia selama-lamanya. Ia ada di sorga membela kita, memerintah atas segala sesuatu, sampai kelak kembali ke bumi untuk menghakimi orang yang hidup dan mati (Mt.28:18; Ef.1:20-22; 1:7; Yoh.3:16; Ibr.9:14; Fil.2:4-6). Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran dari GKR yang mengatakan:
(1) bahwa Maria ibu dari Tuhan Yesus yang disebut kudus membela kita kepada Allah,
(2) para Pastor berkuasa lagi mengorbankan daging Kristus di dalam misa,
(3) Paus di Romalah wakil Kristus di dunia (Mt.23:8-10). Juga kita menolak ajaran orang yang menyamakan sepenuhnya Tuhan Yesus dengan para nabi di dunia ini. 

c) Allah Roh Kudus memanggil, menerima dan mengajarkan gereja dan menetapkannya di dalam iman, kekudusan dengan Injil untuk kemuliaan Allah (Rm.8:14-17; 1Kor.3:16). Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan: Roh Kudus dapat turun kepada manusia dengan usaha manusia sendiri di luar Injil. Demikian pula kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan: hanya kemasukan (ekstase) dan lidah asinglah tanda turunnya Roh Kudus. Kita pula menolak dan melawan ajaran yang mengatakan: tidak usah orang sakit berobat, cukuplah jika mendoakan kesembuhan lewat Roh Kudus; juga pergaulan yang melampaui batas-batas kesopanan karena katanya telah dipenuhi Roh Kudus. Kita menola dan melawan segala ajaran itu karena memakai nama Roh Kudus dengan jalan tidak benar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar