Senin, 22 Maret 2010

Bacaan Paskah 2, 5 April 2010 : Yesaya 26:15-19


Paskah 2, 5 April 2010 Yesaya 26:15-19


BANGKITLAH DAN BERSORAK-SORAI


MENGELUH DALAM DOA DAN PUJIAN

D
imulai dari ayat 1 fasal 26 ini kita dibersamakan dengan Nyanyian Puji-pujian, oleh umat pilihan Israel kepada Tuhan yang mengasihi mereka. Nyanyian mereka adalah kidung masa depan yang kelak akan terjadi dalam perjalanan sejarah bangsa itu. Namun Kidung Puji-pujian ini tidaklah melulu berisikan pujian; di dalamnya terkandung keluhan yang sangat dalam, doa permohonan dan ajakan untuk percaya kepada Tuhan. Tidak salah, kalau perikop ini kita namai “mengeluh dalam doa dan pujian” yang diungkapkan dengan cara berbisik (mengeluh dengan suara lirih) kepada Tuhan.
Nyanyian ini dimulai dengan kesaksian yang kuat tentang Tuhan yang menyelamatkan mereka. Dikatakan: “Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok dan benteng. Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal” (26:1-4).
Di sini terungkap kebanggaan mereka atas Yerusalem sebagai kota yang kuat, tempat di mana mereka diselamatkan Tuhan. Pintu kota itu dibuka agar bangsa yang setia mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan sebagai gunung batu yang kekal. Di masa pembuangan doxologi (pujian) ini muncul lagi di Yesaya 42:10-12 dalam konteks yang lebih luas dan spesifik. Dikatakan: “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.”
Mereka memuji Tuhan “Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu” (26:5); Sebaliknya, kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-injaknya. Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya (26:6-7). Inilah yang dinanti-nantikan mereka, yakni saat Tuhan menjalankan penghakiman atas bumi ini. Apakah itu? (a) Bahwa penduduk dunia akan belajar apa yang benar. (b) Bahwa tangan Tuhan dinaikkan, tetapi mereka tidak melihatnya. (c) Bahwa dalam kecemburuan Tuhan karena umat-Nya, mereka mendapat malu (d) Bahwa api akan memusnahkan dan memakan mereka habis! Mereka sudah mati, tidak akan hidup lagi, menjadi arwah, tidak akan bangkit pula; Mereka dihukum dan dimusnahkan, dan meniadakan segala ingatan kepada mereka (26:6-11,14).
Bagi umat yang setia itu: (a) TUHAN menyediakan damai sejahtera (b) Dalam penindasan, mereka tetap setia hanya memasyhurkan nama Tuhan (c) Jumlah umat kemuliaan Tuhan ini dibuat-Nya bertambah-tambah (d) Tuhan memperluas negeri mereka (26:12-13,15). Kalimat dalam ayat 15 ini menunjukkan hasil karya Tuhan yang membuat mereka sebagai bangsa yang menerima mujizat di balik semua penderitaan yang terjadi. Doa dan pengharapan mereka: akan terjadi mujizat pertumbuhan (bertambah-tambah) dan pengembangan (memperluas negeri) justeru di tengah ketidakmungkinan karena kepahitan hidup ini. “Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa ini bertambah-tambah, ya, membuat bertambah-tambah umat kemuliaan-Mu; Engkau telah sangat memperluas negerinya.”


BERTUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM PENINDASAN DUNIA

Sekali lagi, mujizat-mujizat semacam inilah yang sering kita alami dari kemurahan hati Tuhan Yesus. Oleh karya pengasihan Tuhan di balik, di dalam dan oleh semua aniaya dan penindasan yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan mengadakan hal yang bertolak belakang menjadi kebaikan bagi kita. Mujizat pertumbuhan, mujizat perluasan, mujizat dalam pengembangan usaha, mujizat dalam peningkatan jabatan dan karir justru terjadi di tengah “penolakan”, “kebencian”, “rekayasa jahat” dan “aniaya” oleh penguasa dunia ini. Dan sekarang umat Israel sudah menjadi contoh bagi kita untuk mempercayai kebenaran Firman ini. Demikian juga rasul Paulus dalam 2 Korintus 4:8-9 mengatakan, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Sampai di manakah batasan wilayah umat ini semakin diperluas? Ulangan 11:24 mencatat, “Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu.” Yosua 1:3 mengatakan: “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.” Yosua 14:9 juga dikatakan, “Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.” Sungguh luar biasa rencana mujizat Tuhan. Anehnya, dengan mandat ini, maka semakin banyak – semakin jauh - wilayah yang diinjak kaki umat pilihan ini otomatis wilayah itu menjadi milik mereka, sekalipun mereka tiba di sana sebagai bangsa yang terbuang dan teraniaya. Fenomena ini terjadi sampai sekarang: Di mana umat ini berada di sana mereka diberkati dan menjadi pemilik. Berkat Tuhan memungkinkan kita umat-Nya di mana pun kita dilemparkan, di sana akan tumbuh, berakar, hidup dan berbuah.
Tuhan membuat umat-Nya bermutu tinggi dan menjadi berkat. Yesaya 26:16-19 mengatakan: “Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti perempuan yang mengandung yang sudah dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN: Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahirkan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.” Mereka yang setia berseru, berbisik dan mengeluh dalam doanya akan dihidupkan kembali oleh Tuhan. Kuasa pengasihan Tuhan bagaikan embun terang yang membangkitkan kembali dan menyegarkan benih-benih yang sebelumnya sudah “tergeletak” di tanah. Tuhan dengan kuasanya memberikan kehidupan baru.
Hari ini Pesta Kedua untuk memperingati, mensyukuri, mengimani dan meneladani Kebangkitan Tuhan Yesus. Nas ini berisi pernyataan Perjanjian Lama yang paling kuat dan tegas mengajarkan doktrin tentang kebangkitan tubuh (bnd. Ayb. 19:26; Mzm. 16:10; Dan. 12:2). Orang yang telah melayani Allah dengan setia akan bangkit dari bumi dan hidup kembali setelah mati (lih. Yoh. 5:28-29; 1Kor. 15:50-53; Flp. 3:21). Dia sudah bangkit. Umat pilihan-Nya yang dulu terpuruk akan dibangkitkan. Dari diri mereka tidak ada yang dapat dilahirkan. Mereka mengaku, “Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahirkan angin”. Dari diri kita sendiri kita tidak dapat menghasilkan apa-apa, apalagi untuk hidup kembali. Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Kita sudah tergeletak bahkan terbuang tersia-sia di tanah – bumi dan kehidupan ita – ini. Dan syukurlah Tuhan Yesus sudah bangkit untuk menjadi kebangkitan kita. Maka bangkitlah dan bersorak-sorailah untuk kemuliaan nama Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.





Pdt. DR. M. Frans Ladestam Sinaga
HKBP Tangerang Kota, Jakarta-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar