Kamis, 03 Juni 2010

Bacaan Minggu 2 Setelah Trinitatis, 13 Juni 2010 : Yakobus 1:12-16





Minggu 2 Setelah Trinitatis,
Minggu, 13 Juni 2010

Yakobus 1:12-16

PENCOBAAN SECARA MORAL DATANG DARI DIRI KITA

Pendahuluan

Siapakah Yakobus? Sekilas mengenal siapakah YAKOBUS (Yunani Jakôbos, Ibrani; ya,aqob, ‘Si pegang tumit’, ‘penipu’). 1. Anak Zebedeus, dan mungkin juga anak Salome, kakak Yohanes, seorang nelayan Galilea, bersama adiknya Yohanes, dipanggil menjadi seorang dari ke-12 rasul (Mat 4:21). Ia disebut bersama Yohanes dan Petrus tanpa rasul-rasul lainnya, sewaktu putri Yairus dibangkitkan (Mrk. 5:37), sewaktu Yesus dipermuliakan di atas gunung (Mrk. 9:2, Luk.9:28 ) dan di Getsemani (Mrk. 14:33). Dia dan Yohanes, yang digelari Yesus ‘Boanerges, yang berarti anak-anak guruh’ (Mrk 3:17), ditegur oleh Yesus karena kegalakan mereka dan karena mereka kurang mengerti maksud kedatangan-Nya, tatkala mereka mengusulkan supaya meminta kemusnahan suatu desa di Samaria, sebab menolak Yesus yang sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem (Luk. 9:54).

2. Anak Alfeus, juga seorang dari ke-12 rasul (Mat. 10:39, Mrk. 3:18, Luk. 6:15 Kis. 1:13). Biasanya ia disebut Yakobus ‘Muda’, anak Maria (Mrk. 15:40). Dengan keterangan ‘Muda’ (Yunani ho mikros, ‘yang kecil’) dia dibedakan dari anak Zebedeus, atau kanena perawakannya lebih kecil dibandingkan temannya senama itu.
3. Adik Yesus, disebut bersama adiknya yang lain Yusuf, Simon dan Yudas (Mat. 13:55). Agaknya ia tidak mengakui otoritas Yesus selama Ia masih di bumi (lih. Mrk. 3:21; Yoh. 7:5). Sesudah Yesus bangkit dan menampakkan diri-Nya kepada Yakobus ini (1Kor. 15:7), ia menjadi pemimpin gereja Kristen Yahudi di Yerusalem (Gal. 1:19; 2:9; Kis. 12:17). Tradisi berkata bahwa Tuhan Yesus sendiri yang menunjuk dia menjadi uskup pertama di gereja Yerusalem (Eus., El-I 7. 19). Ia menjadi ketua Sidang Pertama di Yerusalem, yang dipanggil bersidang untuk mempertimbangkan syarat-syarat menerima orang-orang non-Yahudi masuk gereja Kristen, dan merumuskan ketetapan yang kemudian diumumkan di gereja-gereja Antiokhia, Siria dan Kilikia (Kis. 15:19-23). Ia tetap memimpin jemaat Yerusalem, dan berusaha menjaga kesatuan dengan Paulus dan misinya, waktu Paulus mengunjungi Yerusalem untuk kali terakhir (Kis 21:18 dab). Di kemudian hari, menurut Hegesipus, ia terkenal dengan nama ‘Si Jujur’,karena kesalehannya menuruti hukum Taurat Yahudi (Eus., EH. 2. 23). Ia mati martir dilempari dengan batu waktu Ananias menjabat Imam Besar pada masa pemerintahan sementara sepeninggal Festus, penguasa wakil Roma, thn 61 M (Jos., Ant. 20.9). Yerome (De viris illustribus 2) mencatat suatu serpihan dan Kitab Apokrifa yang hilang yaitu Gospel according to the Hebrew, yang memuat cerita pendek dan yang mungkin tidak benar terjadi mengenai penampakan Yesus sesudah bangkit kepada Yakobus. Menurut tradisi dialah penulis Surat Yakobus yang terdapat dalam kanon; di situ dia menerangkan dirinya sebagai ‘hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus’ (Yak. 1:1). Menurut Yosefus, Yakobus meninggal pada tahun 62 karena dirajam.
4. Ayah rasul Yudas (bukan Iskariot, Luk. 6:16; Kis. 1:13); Kitab Injil lainnya memuat nama Tadeus ganti Yudas. Tak ada yang diketahui tentang dia. dan tidak seorang pun bapak-bapak gereja yang mendukung dia.


1. Berbahagialah (bhs Yunani: makarios; adalah salah satu ungkapan yang lazim dalam sastra hikmat dan juga dikenal dalam sastra profan bahkan dalam PL (Mzm. 1: 1, Mzm. 32:1-2).
Menyatakan seseorang berbahagia dalam hidup sekarang berarti mengucapkan selamat atas pemberian yang diterimanya, atas sesuatu keadaan bahagia dalam hidup yang dinikmatinya. Dan menyatakan seseorang bahagia dalam hidup yang akan datang searti dengan memaklumkan sukacita yang akan dialaminya. Setiap orang ingin berbahagia, berbahagia karena cita-citanya terpenuhi, terkabul; mungkin karena harta kekayaan, jabatan, kesehatan, pendidikan, anak/keturunan. Kebahagiaan itu temporer, tidaklah abadi, sebab dibalik kebahagiaan ada juga penderitaan , pergumulan hidup yang dialami. Berbahagia dalam konteks ini adalah dalam hal pencobaan karena pengikut Kristus Yesus, sebagai murid, yang telah bersedia meninggalkan semuanya demi Kristus Yesus. Ternyata mengikut Yesus bukan berarti tiada derita
atau ATM (Ancaman, Tantangan, Masalah/Maut). Malah sebagai murid Yesus malah dipersiapkan kepada dunia yang penuh ATM (disuruh seperti domba di tengah serigala: Mat. 10: 16-33). Murid Yesus dan gereja mula-mula selalu menghadapi ATM/THR Tantangan Hambatan Rintangan kehidupan karena iman mengikut Yesus. Mereka yang berbahagia adalah orang yang bertahan dalam pencobaan, pencobaan itu merupakan ujian yang memproses kehidupan orang beriman apakah mampu bertahan, setia sampai ajal. Apabila ia sudah tahan uji maka ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. Allah akan menepati janjinya kepada mereka yang tahan uji, yang tetap mengasihi Allah dalam situasi keadaan yang sulit, nyawa terancam oleh pihak yang belum mengenal Yesus Kristus. ATM adalah bahagian kehidupan murid Yesus tetapi mendapat 3 M: Menang, Menerima Mahkota yang dijanjikan. Allah tidak akan membiarkan orang-orang percaya apabila kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Dia yang memanggil kita, menghibur, menguatkan dalam pekerjaan dan perkataan yang baik ( Bnd. 2 Tes.2:13-17).


2. Apabila ada pencobaan janganlah ia berkata; pencobaan ini datang dari Allah Cobaan merupakan salah satu ciri khas hidup manusiawi; pertemuan antar dua insan, senantiasa merupakan cobaan kebebasan mereka.
Cobaan dalam arti yang demikian bukan dengan sendirinya godaan, melainkan suatu undangan kepada kehidupan yang lebih intensif dan kepada hubungan yang lebih mendalam. Di dalam Alkitab kadang-kadang Allah mencobai sahabat-sahabat-Nya; Abraham (Kej. 22:1, Ibr. 11:17), orang yang beriman tetapi biasanya Allah mencegah atau membebaskan manusia dari cobaan, serta selalu menyesuaikannya dengan kemampuan manusiawi. Cobaan yang terjadi itu menguji sikap seseorang, menilai seseorang dan membenarkan seseorang. Cobaan ini disebut dalam bahasa Yunani : dokimazo. Orang beriman harus menguji benda-benda, perasaan-perasaan, orang-orang, dirinya sendiri ( Luk. 12:56, Rm. 2:18, 1Kor. 11:28, 2Kor. 8:8, Gal. 6:4, Ef. 5:10, 1Tim. 3:10, 1Yoh 4:1). Sebab akibat dari mengikut Yesus, murid-murid mengalami ATM dari luar persekutuan jemaat mula-mula. Mereka mengalami kekerasan, ancaman dan tekanan baik dari tokoh/ahli agama maupun pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Mereka yang berhati jahat akan terus berusaha menjatuhkan iman percaya kita, dan akan tetap menghambat dan juga mempersempit ruang kehidupan kita dari segala aspek kehidupan.


3. Allah tidak mencobai siapa-siapa"dan pencobaan itu bukan datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
Untuk itu kita harus menghadapi segala persoalan karena iman percaya kepada Yesus Kristus sebagai pencobaan batin yang harus kita hadapi dan lalui. Orang-orang percaya yang meletakkan kepercayaannya kepada Yesus Kristus mengalami segala pencobaan yang datang dari orang-orang yang tidak beriman, yang pada konteks kehidupan para rasul-rasul atau gereja mula-mula yaitu para imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, farisi dan saduki dan juga pemerintahan kekaiasaran Romawi pada waktu itu. Pencobaan yang mereka alami adalah penolakan, penganiayan dan lain-lain hal sebagai umat percaya orang Yahudi (kedua belas suku) yang terserak di perantauan ( di seluruh dunia pada waktu itu ). Bila kita kaitkan dengan konteks sekarang, masa kini dalam kehidupan orang-orang percaya yang berada di situasi-kedaaan tempat dimana kita berada, entah kita jauh dari kampung halaman, jauh dari pusat persekutuan gereja kita secara lembaga, di mana kita terserak dan berserak karena tugas dan pekerjaan atau karena situasi-keadaan yang terpaksa. Godaan terhadap iman percaya kita selalu ada, yang datang dari luar diri kita secara psikologis, secara sosiologis, secara sosial-ekonomi, dll. Orang Kristen (yang sungguh-sungguh pengikut Kristus Yesus) selalu mengalami cobaan, tetapi bukan cobaan yang datang dari Allah. Sekali lagi cobaan bukan datang dari Allah,.. Orang Kristen berada di tengah-tengah kehidupan dengan sesama manusia, dunia yang dapat mempengaruhi iman percaya kita, dunia yang dapat membuat kita tergoda, terbuai, jatuh dan jauh dari kehendak Allah. Bila iman kita tetap 4T ( Teguh/Tahan, Tegar, Tabah dan Tenang) kita akan disebut berbahagia. Dalam segala pencobaan yang datang dari luar diri kita maupun diri kita sendiri (kemauan-kemauan kita) kita tahan uji, tidak jatuh ke dalam pencobaan. Hasil perjuangan iman kita dengan pertolongan
dari Roh Kudus maka akan menerima mahkota kehidupan sebagai ganjaran yang dijanjikan Allah. Mahkota yang tidak mengalami kerusakan, kekal, dan abadi (Why. 4:4, 10, Why. 9:7, Why. 14:14). Dalam PL, mahkota berarti pengudusan penuh bagi Tuhan dari pihak seorang raja atau imam besar. Dalam arti kiasan: lambang kemuliaan moral. Waspadalah cobaan ada di mana-mana, setiap saat, waktu dan tempat ada cobaan, pencobaan entah itu dari luar diri kita bahkan dari diri kita sendiri. Mari, kita lengkapi diri kita dengan perlengkapan senjata rohani, kenakanlah seluruh perlengkapan alat-alat tehnologi rohani (Efesus 6: 10-20), sehingga kita dapat berkata; kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (Rm. 5: 3-6) .


4. Pencobaan secara moral datang dari diri kita. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Keinginan yang dimaksud adalah istilah yang mengandung arti tidak tentu (kemungkinan baik atau buruk) atau mempunyai maksud yang baik (bnd. Luk. 22: 15, Flp. 1:23 ). Keinginan disini dipakai dengan kata kerja yang menganjurkan paksaan dan sifat menawan hati (terpikat/pikatan).Mengenai keinginan ini ada yang menerjemahkan dipancing dan dijerat. Ada perbedaan antara ke akuan dengan keinginan. Maka ke aku an membuahkan keinginan, sehingga dosa dilahirkan, lalu sesudah dosa itu menjadi dewasa, yaitu yang diwujudkan dalam perbuatan, maka tibalah gilirannya melahirkan maut. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut (ay. 15). Secara psikologis, kedagingan manusiawi kita memiliki keinginan jasmani, keinginan sosial ekonomi sebagaimana faktor kebutuhan manusi menurut para ahli; kebutuhan dasar hingga kebutuhan strata paling tinggi. Hal itu dapat membuat kita mengalami cobaan, pencobaan, dalam hal mencapai atau tidak tercapai dapat membuat kita jatuh ke dalam pencobaan. Semua tingkatan kebutuhan itu adalah bahagian kehidupan manusiawi, dari kebutuhan dasar hingga kehormatan bukanlah dosa, tetapi dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa dan berbuat dosa bagi kita sendiri dan bagi orang lain apabila kita salah mendapatkan dan mempergunakannya. Keinginan baik ada di dalam diri kita dan keinginan jahat pun bisa terjadi dalam diri kita. Cobaan dari diri kita, kemauan kita secara jasmani yang tidak dapat kita kontrol, tidak dapat menahan diri dari segala godaan-godaan; konsumerisme, hedonisme, materialisme, dll. Keinginan-keinginan daging yang disebut Paulus perbuatan daging yaitu; percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,.... (Gal. 5: 19-21). Dan barang siapa yang melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.


5. Jangan sesat dan tersesat oleh dunia, atau sesuatu apapun.
Janganlah sesat. Ungkapan yang penuh kasih, persaudaraan dan sebuah harapan dan dambaan dari seorang hamba Allah yang mengabdi kepada Tuhan, bagi jemaat yang terserak dan berserak dimana dan kapan pun mengalami banyak hal (entah itu soal kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan iman) membuat tergoda dan jatuh ke dalam pencobaan. Di dalam dunia ini banyak hal yang menyesatkan sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, dari segala aspek kehidupan dapat membuat kita sesat dan tersesat, dipaksa atau terpaksa karena berbagai faktor.
Dalam situasi-kondisi yang aman dan tidak aman kita bisa sesat, tersesat apabila kita tidak memiliki remote kontrol, bukan diri kita tetapi Roh Kudus yang diam dan tinggal di dalam kita. Dosa dan jatuh ke dalam dosa karena keinginan daging secara manusiawi dapat membuat kita sesat, mungkin karena kebutuhan-kebutuhan dasar atau kebutuhan sosial yang memaksa sehingga kita lupa norma-norma dan keputusan etis berdasarkan iman percaya kita. Siapa pun dan karena sesuatu apa pun dapat kita tersesat dan disesatkan. Oleh karena itu kita saling menguatkan, saling menasehati, saling memperhatikan, yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan mencari kesanangan kita sendiri, kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya (bnd. Rm. 15:1-13). Kekuatan iman, yang berpaut dan bersandar hanya kepada Tuhan Yesus itulah menjadi sumber kekuatan, pertolongan untuk memampukan kita berdiri teguh dan tidak goyah. Tidak cukup hanya mengenal dan percaya kepada Allah tanpa Kedekatan dan Ketaatan kita kepada Allah. Kedekatan dan ketaatan itu tercermin dalam semua aspek kehidupan kita. Mendekatlah kepada Tuhan, dan serahkanlah hidupmu kepada-Nya. Amin.



Pdt. David. F. Sibuea, M.Th.
Praeses Distrik XXV Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar