Rabu, 18 Agustus 2010

Bacaan Minggu, 26 September 2010: Roma 6:18-23

ORANG KRISTEN ADALAH HAMBA KEBENARAN
  Roma 6:18-23
Minggu 17 Setelah Trinitatis, 26 September  2010 

Tidak sedikit orang yang sudah bertahun-tahun menjadi seorang Kristen tetapi tidak memahami dan menyadari apa konsekwensi dari identitas diri mereka sebagai seorang Kristen. Tidak sedikit orang yang mengaku telah menjadi seorang Kristen, tetapi kehidupannya tidak berubah. Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi masih tetap tinggal dalam kehidupan yang lama. Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi cara hidup yang dia miliki adalah cara hidup duniawi. Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi kelakuannya bertentangan dengan karakter kristiani.
Tidak sedikit orang yang belum mengenal Kristus menunda untuk menjadi seorang Kristen, karena tidak menemukan teladan hidup yang baik dari orang yang mengaku Kristen. Tidak sedikit orang yang tidak tertarik untuk menjadi seorang Kristen karena melihat bahwa orang Kristen memiliki kehidupan yang sama saja dengan orang yang bukan Kristen. Tidak sedikit orang yang tidak tertarik terhadap kekristenan, karena melihat kehidupan orang yang mengaku sebagai seorang Kristen yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kekudusan.
Melalui Roma 6:18-23, Paulus mengingatkan identitas seorang Kristen serta konsekwensi dari identitas tersebut. Kita akan membahas nats ini dimulai dari ayat yang terakhir yaitu ayat 23, karena ayat ini merupakan dasar atau landasan dari pembahasan Paulus. Dalam ayat 23 Paulus menjelaskan dua fakta yang sangat penting. Fakta yang pertama adalah bahwa upah dosa adalah maut. Dalam Roma 3:23 Paulus dengan tegas mengatakan bahwa semua orang telah berdosa, tanpa kecuali. Kemudian dalam ayat 23 dalam pasal 6 ini Paulus menegaskan bahwa upah dosa adalah maut. Dengan demikian, karena semua orang telah berbuat dosa, maka semua orang pasti akan menghadapi kematian yang kekal. Akibat dosa, semua manusia sedang menuju pada kematian yang kekal di neraka.
Selanjutnya masih dalam ayat yang sama, Paulus memberkan fakta yang kedua yaitu Allah mengaruniakan kehidupan yang kekal melalui Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana fakta yang pertama memiliki kebenaran seratus persen, maka fakta yang kedua ini juga memiliki kebenaran seratus persen.
Tuhan mengetahui bahwa semua manusia sedang menuju kebinasaan akibat dosa. Tidak ada seorang manusiapun yang sanggup menyelamatkan dirinya. Tidak ada satu orang manusiapun yang sanggup menghindar dari kematian yang kekal. Singkatnya, tidak ada satu orangpun manusia yang sanggup menolong dirinya sendiri. Fakta inilah yang membuat Tuhan mengambil inisiatif. Karena tidak ada seorangpun manusia yang sanggup menghindar dari kematian yang kekal, maka Tuhan member solusinya. Tuhan sendiri yang turun tangan untuk menyelesaikan persoalan yang tidak sanggup dipecahkan oleh manusia.
Supaya umat manusia terluput dari kematian yang kekal, maka Tuhan sendiri yang datang ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia, yaitu dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dalam Kisah Para Rasul 4:12 dengan tegas dikatakan bahwa tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga, kecuali dalam Tuhan Yesus Kristus. Manusia tidak sanggup menyelamatkan dirinya, dan tidak ada kuasa apapun yang sanggup menyelamatkan manusia, kecuali kuasa dari Tuhan Yesus Kristus. Inilah fakta yang kedua yang diungkakan oleh Paulus dalam ayat 23, yang juga menjadi dasar dari pengajarannya.
Paulus dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pasti menerima kehidupan yang kekal dan tidak turut dihukum. Orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus telah berpindah dari dalam maut kedalam hidup. Orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus telah berpindah dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Inilah pengajaran yang hendak diajarkan oleh Paulus.
Sekarang mari kita kembali ke ayat 18 yang berkata, “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran”. Kata “telah dimerdekakan” dalam bahasa Yunani menggunakan kata kerja perfect continues, yang berarti telah dimerdekakan, sedang dimerdekakan dan terus menerus dimerdekakan. Tuhan Yesus Kristus telah memerdekakan kita dari dosa dan kemerdekaan it uterus diberikan secara sempurna. Bagi seorang Kristen, status hamba dosa adalah masa lalu, sudah tidak berguna lagi, karena sejak kita dimerdekakan maka kita akan terus memiliki kemerdekaan itu, karena Tuhan Yesus terus menerus mengerjakan kemerdekaan itu dalam kehidupan setiap orang percaya. Itulah sebabnya dalam ayat sebelumnya yaitu ayat 17 Paulus berkata, “…Dahulu memang kamu hamba dosa”, dan ini berbicara tentang masa lalu, dan masa kini adalah hamba kebenaran.
Dalam ayat 19-21 Paulus menjelaskan apa arti hamba dosa dan bagaima kehidupan sebagai hamba dosa. Orang yang hidup sebagai hamba dosa menyerahkan tubuhnya sebagai hamba kecemaran dan yang membawa seseorang pada kedurhakaan. Kata durhaka yang digunakan dalam nats ini adalah  ἀνομία (anomia) yang berarti kejahatan. Orang yang hidup sebagai hamba dosa selalu melakukan hal yang jahat di mata Tuhan.
Dalam ayat 20 Paulus membahas lebih dalam mengenai orang yang hidup sebagai hamba dosa yaitu orang yang bebas dari kebenaran. Kata bebas dari kebenaran dalam konteks ini tidak berbicara tentang kemerdekaan, tetapi menekankan bahwa orang yang hidup sebagai hamba dosa tidak memiliki kebenaran sedikitpun. Itulah sebabnya mengapa segala sesuatu yang dia lakukan selalu jahat di mata Tuhan. Orang yang hidup sebagai hamba dosa tidak akan pernah bisa melakukan sesuatu yang baik di mata Tuhan. Kemudian dalam ayat 21, Paulus kembali menegaskan bahwa akibat dari semua itu, orang yang hidup sebagai hamba dosa akan menhgadapi kematian yang kekal. Setiap orang yang hidup di luar Kristus harus menyadari bahwa tidak ada upah bagi mereka selain kematian yang kekal.
Sekarang kita kembali pada dasar pengajaran Paulus yaitu bahwa orang yang telah menerima Tuhan Yesus Kristus adalah hamba kebenaran dan hamba Tuhan. Kata kebenaran yang digunakan dalam nas ini adalah δικαιοσύνη (dikaiosunē) yang menunjuk Tuhan sebagai sumber kebenaran. Orang yang hidup dalam Tuhan akan senantiasa berusaha hidup dalam kebenaran yang ditunjukkan Tuhan, yang dengan demikian selama dia hidup di dunia ini akan menjalani proses pengudusan atau menjadi kudus, karena pekerjaan Tuhan. Ketaatan kita kepada kebenaran dengan melakukan hal-hal yang benar akan membawa kita kepada pengudusan.
Kata “yang membawa kamu kepada pengudusan”dalam ayat 22 ini digunakan kata ἁγιασμός (hagiasmos) yang berarti pemurnian, yaitu dari yang kotor menjadi bersih, dari yang tidak murni menjadi murni.
Orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus telah menjadi hamba kebenaran, dan ini dapat digambarkan sebagai emas. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah emas yang sangat berharga. Namun demikian, sekalipun kita emas, kita harus terus dimurnikan, sampai kita benar-benar menjadi emas yang murni. Kemungkinan masih ada karat-karat yang menempel dalam emas itu. Mungkin masih ada unsur-unsur lain yang membuat emas itu kehilangan nilainya. Supaya emas itu muncul sebagai emas yang murni, maka emas itu harus dimurnikan.
Selama kita hidup di dalam dunia ini, Tuhan akan terus memurnikan kita bagaikan emas. Hal ini tidak ada pengaruhnya dengan kehidupan yang kekal, tetapi berhubungan dengan kualitas hidup. Sejak kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus, hidup kita sangat berharga bagaikan emas. Sebelum kita menerima Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, kita bagaikan lumpur yang tidak bernilai sama sekali. Sejak kita menerima Tuhan Yesus, kita berubah dari lumpur yang tidak bernilai menjadi emas yang sangat berharga. Namun demikian, supaya emas itu menjadi emas yang murni, harus melalui pemurnian.
Firman Tuhan yang merupakan firman Kebenaran itulah yang akan terus memurnikan kita. Firman Tuhan mengandung larangan yang harus kita jauhi. Firman Tuhan mengandung perintah yang harus kita taati. Firman Tuhan mengandung janji yang harus kita imani. Inilah yang terus-menerus menguduskan kita. Dalam Efesus 5:26 dikatakan bahwa Tuhan memandikan dan menyucikan kita dengan firman-Nya. Dengan mempelajari firman Tuhan secara sungguh-sungguh, kita akan mengetahui apa saja larangan yang harus kita jauhi. Kita juga akan mengetahui petintah yang harus kita taati. Ketika kita menerapkan firman Tuhan ini secara terus-menerus dalam kehidupan kita, maka hidup kita akan terus menerus dimurnikan.
Sebagai hamba Tuhan dan hamba kebenaran, setiap orang Kristen sebelum bertindak seharusnya bertanya apakah ini yang Tuhan kehendaki untuk saya lakukan? Setiap orang Kristen harus mengutamakan kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Setiap orang Kristen harus bertanya apa yang menyenangkan hati Tuhan. Setiap orang Kristen harus berusaha melakukan segala sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan. Inilah tugas dan tanggungjawab setiap orang Kristen sebagai hamba Kebenaran.
Melalui nats ini kita diajar dan didorong untuk terus hidup dalam kebenaran dan melakukan kebenaran. Supaya kita mengetahui apa saja kebenaran, maka kita harus terus menerus mempelajari firman Tuhan yang merupakan sumber kebenaran. Jangan pernah berharap bahwa kita akan bisa bertumbuh secara rohani jika kita menghabiskan waktu kita menonton televisi tiga jam perhari sementara membaca Alkitab hanya 3 menit perhari. Kita harus memberikan perhatian yang serius untuk terus menerus mempelajari firman Tuhan.
Kebenaran lain yang harus kita perhatikan dalam mempelajari Alkitab adalah kita belajar bukan untuk sekedar tau tetapi kita belajar untuk taat. Mempelajari semua isi Alkitab itu merupakan hal yang penting, tetapi ha itu menjadi sia-sia jika kita tidak mentaatinya dengan menerapkannya dalam kehidupan kita. Satu hal prinsip yang membuat kita memiliki pertumbuhan rohani yang baik dan menjadi hamba kebenaran adalah dengan mentaati serta menerapkan segala firman Tuhan yang telah kita pelajari. Ingatlah, Tuhan telah menyerahkan hidupNya bagi kita, supaya kita memiliki kehidupan yang kekal. Sekarang yang Tuhan kehendaki adalah supaya kita hidup dalam kebenaran dan menjadi hamba kebenaran.


Ev. Frans Silalahi
Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar