BERJALAN DI DALAM KEBENARAN TUHAN
HATORANGAN NI JAMITA
MINGGU 15 DUNG TRINITATIS
MINGGU, 12 SEPTEMBER 2010
Jamita : I Korintus 12 : 14 - 27
Sibasaon : Jesaya 2 : 1 - 3
1. Di dalam menggambarkan kehidupan gereja Tuhan, Rasul Paulus mempunyai satu ilustrasi yang sangat baik. Dia menggambarkan, bahwa keberadaan gereja Tuhan bagaikan tubuh. Rasul Paulus berkata, bahwa tubuh tidak terdiri dari satu anggota, melainkan atas banyak anggota. Tubuh terdiri dari mata, hidung, telinga, mulut, tangan, kaki, jari, dll. Tubuh adalah kesatuan dari anggota-anggota itu. Rasul Paulus dengan tegas berkata dalam ayat 15-17 “16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?” Jadi dengan tegas Paulus berkata, bahwa tubuh merupakan kesatuan dari anggota-anggota itu. Oleh karena itu dia berkata “20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.” Jadi tubuh adalah satu, tetapi mempunyai banyak anggota yang berbeda-beda. Sekali-lagi, tubuh mempunyai banyak anggota yang berbeda-beda. Keberbedaan mereka terletak dari fungsinya. Mata berfungsi untuk melihat. Hidung berfungsi untuk mencium. Telinga berfungsi untuk mendengar. Mulut berfungsi untuk makan. Tangan berfungsi untuk mengambil sesuatu. Kaki berfungsi untuk berjalan. Dan masih banyak anggota tubuh yang lain yang mempunyai fungsi-fungsinya tersendiri. Fungsi-fungsi dari anggota-anggota tubuh tersebut memang berbeda-beda, namun mereka dapat bekerjasama antara satu sama lainnya. Ketika perut peroncongan, ini menandakan, bahwa perut sedang kelaparan, membutuhkan untuk diisi. Mata yang berfungsi untuk melihat, dia melihat ada makanan yang lezat di atas meja. Kaki yang berfungsi untuk berjalan, dia berjalan mendekati meja yang di atasnya terletak makanan yang lezat. Tangan yang berfungsi untuk mengambil, dia mengambil makanan yang lezat tadi. Mungkin kalau dibutuhkan, hidung yang berfungsi untuk mencium, dia mencium makanan lezat tadi, apakah sudah basi atau belum. Kalau tidak basi, mulut yang berfungsi untuk mengunyah dan makan, dia memakan makanan yang lezat tadi. Dan dari kerjasama dari anggota-anggota yang berbeda-beda ini, yaitu kerjasama yang baik, maka perut tidak merasa lapar lagi. Bisa dibayangkan kalau mereka semua tidak dapat bekerjasama. Perut akan menjadi sakit. Kemudian keluar keringat dingin di sekujur tubuh, tubuh menjadi lemah, dan kalau terus berkepanjangan, bisa mengakibatkan kematian, yaitu kematian karena kelaparan.
2. Dalam hal ini Paulus berkata dalam ayat 26, bahwa jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Tubuh terdiri dari banyak anggota, namun dari keberbedaan anggota-anggota ini membentuk satu tubuh. Oleh karena itulah Paulus kemudian berkata dalam ayat 21dst, bahwa mata tidak dapat berkata kepada tangan “Aku tidak membutuhkan engkau”; dan kepala juga tidak dapat berkata kepada kaki “Aku tidak membutuhkan engkau”. Yang justru dibutuhkan adalah rasa saling membutuhkan, rasa saling memperhatikan, rasa saling mengasihi, rasa saling menolong, rasa saling bergotong-royong. Kita ingat semboyan negara kita: Bhineka Tunggal Ika. Kata ini berasal dari bahasa Jawa Kuno. Kata Bhineka sebenarnya merupakan penggabungan dari dua kata: yaitu Bhina dan ika. Kata Bhina adalah bentuk jamak dari kata Bhid, yang kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi beda. Bhina ika, berarti berbeda-beda itu. Dan tunggal ika berarti satu itu. Jadi kata “Bhina Ika Tunggal Ika” atau “Bhineka Tunggal Ika” berarti “Berbeda-beda itu Satu itu”. Dari keberbedaan, tetapi pada dasarnya satu. Kalau kita mengadakan autokritik, semboyan ini menjadi sekedar semboyan saja, yang tidak pernah kita praktekkan.
3. Kita kembali kepada perikop kita. Paulus berkata dalam ayat 27: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Kata “kamu semua” dalam ayat ini tertuju kepada jemaat Korintus. Namun sebenarnya, kata “kamu semua” ini tidak tertuju kepada jemaat Korintus saja, melainkan tertuju kepada gereja Tuhan di dunia. Namun tidak sampai di situ saja, kata “kamu semua” di sini tertuju kepada kita semua di sini. Martin Luther, seorang tokoh reformator, pernah berkata, cara menafsirkan yang baik bermula dari cara kita membaca firman Tuhan. Kita dalam membaca firman Tuhan, seharusnyalah menghayatinya, dan caranya, mengganti kata “engkau” dengan “saya” dan kata “kamu” atau “kamu sekalian” dengan “kita” atau “kami”. Dalam maknanya kalau kita mengikuti cara Luther, kita sebaiknya membacanya: “Kita semua adalah tubuh Kristus dan kita masing-masing adalah anggotanya”. Jadi kita, Jemaat Kristus di GKPA, adalah tubuh Kristus. Kita adalah satu tubuh, yang terdiri dari banyak anggota. Kita harus ingat, bahwa masing-masing anggota mempunyai fungsinya tersendiri. Tidak ada fungsi yang rendah, tidak ada fungsi yang tinggi. Kita semua sama di hadapan Tuhan kita. Yang dipentingkan di sini adalah kerjasama antar satu sama lain. Bekerja di ladang Tuhan tidak ada yang rendah, tidak ada yang tinggi. Semua sama. Semua saling membutuhkan dan semua saling dibutuhkan. Dalam tugas pelayanan kita sama statusnya, yakni pelayan Kristus. Namun kita berbeda dalam hal fungsi. Ada yang berfungsi sebagai jemaat, pengurus kategorial (SM GKPA,NGKPA, PP-GKPA, PA-GKPA), ada yang berfungsi sebagai Pelaksana Harian Parlagutan, Resort, dan Distrik. Ada yang berfungsi sebagai sintua, guru Parlagutan, Pendeta Resort, dan lain-lain. Kita hanya berbeda dalam fungsi dan pelaksanaan tugas, namun berstatus sama sebagai pelayan Kristus.
4. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam ayat 29 “Adakah mereka semua rasul atau nabi atau pengajar?” Apakah semua harus menjadi majelis, Sintua, Pendeta? Jawabannya tentunya “tidak!” Masih ada ladang pelayanan lain yang dibutuhkan peran serta kita. Bily Graham, seorang penginjil besar di Amerika, pernah berkata, bahwa keberhasilan yang dia peroleh bukan karena kecakapan dari dirinya yang pandai berorasi. Justru dia berkata, bahwa penopang keberhasilan penginjilannya adalah dari orang-orang dibalik layar, orang-orang yang berdoa selama dia berkotbah.
5. Kita saat ini mendapat suatu pengajaran yang baik. Kita adalah satu tubuh yang mempunyai banyak anggota. Setiap anggota mempunyai fungsinya tersendiri. Ada yang dipilih menjadi majelis. Di dalam majelis sendiri, ada yang dipilih menjadi sekretaris majelis, ada yang dipilih menjadi bendahara majelis, dll. Ada yang dipilih menjadi gembala jemaat Dan sebagainya, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Namun pada dasarnya, kita saling dibutuhkan dan saling membutuhkan. Saling dihormati dan menghormati. Saling bekerjasama. Saling mengasihi. Kita semua bekerja demi kemuiaan nama Tuhan kita Yesus Kristus.
6. Paulus mengajarkan hal ini untuk jemaat di Korintus supaya tidak terjadi perpecahan dalam jemaat.
Apabila sudah penuh dengan Roh Kudus, di dalam kita ada Roh Allah, Ia akan mengajarkan banyak kebenaran Firman Allah.
Kita orang-orang percaya, tidak peduli dari suku bangsa apapun, kita adalah merupakan satu tubuh Kristus, ada dalam satu Roh.
Tubuh mempunyai banyak anggota dengan fungsi masing-masing, demikian halnya tubuh Krsitus, mempunyai banyak anggota untuk saling melengkapi, bekerjasama dengan fungsi masing-masing dan Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Apabila sudah penuh dengan Roh Kudus, di dalam kita ada Roh Allah, Ia akan mengajarkan banyak kebenaran Firman Allah.
Kita orang-orang percaya, tidak peduli dari suku bangsa apapun, kita adalah merupakan satu tubuh Kristus, ada dalam satu Roh.
Tubuh mempunyai banyak anggota dengan fungsi masing-masing, demikian halnya tubuh Krsitus, mempunyai banyak anggota untuk saling melengkapi, bekerjasama dengan fungsi masing-masing dan Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
7. Kita harus mengikuti aliran Roh Kudus, supaya kita tahu fungsi kita dalam tubuh Kristus di mana Allah menempatkan kita untuk melayani Dia. Kita harus taat pada pimpinan Roh Kudus dan mengikuti ke mana Roh Kudus menuntun kita, tidak menuruti kemauannya sendiri, sehingga apa yang kita kerjakan akan berhasil. Apabila Allah mempercayakan kita sebagai pendoa syafaat, kita harus mempunyai roh doa dan berdoa menurut pimpinan Roh Kudus, apa yang Roh Kudus gerakkan untuk kita doakan dengan doa yang seperlunya, padat, penuh kuasa dan tepat sasaran, tidak hanya asa tembak saja/ asal bunyi yang hanya memboroskan urapan dan membuang waktu, tetapi tidak berdaya guna. Bila Allah menempatkan kita sebagai penginjil, kita pun harus minta pimpinan Roh Kudus, ke mana kita pergi mencari jiwa.
8. Allah menjadikan kita satu tubuh Kristus dengan fungsi berbeda-beda supaya dapat sehati dan bekerjasama untuk memperluas kerajaan Allah. Kita harus saling menghormati satu sama lain dan menghargai fungsi masing-masing, tidak meremehkan antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya. Tidak merasa diri kita lebih penting dibanding dengan saudara kita yang lain.
Allah memperhatikan semua manusia sama, kita pun harus dapat berbuat demikian. Kepada anggota-anggota tubuh yang nampak kurang terhormat atau kurang elok, kita harus memberikan perhatian khusus, supaya ada keseimbangan.
Bagi anggota-anggota yang elok dan terhormat, perhatian khusus itu tidak diperlukan. Hal ini supaya tidak terjadi perpecahan dalam tubuh kristus dan anggota-anggota yang berbeda ini saling memperhatikan. Karena apabila satu anggota menderita atau dihormati, semua anggota ikut merasakannya, karena kita semua adalah tubuh Kristus dan kita masing-masing adalah anggotanya.
Allah memperhatikan semua manusia sama, kita pun harus dapat berbuat demikian. Kepada anggota-anggota tubuh yang nampak kurang terhormat atau kurang elok, kita harus memberikan perhatian khusus, supaya ada keseimbangan.
Bagi anggota-anggota yang elok dan terhormat, perhatian khusus itu tidak diperlukan. Hal ini supaya tidak terjadi perpecahan dalam tubuh kristus dan anggota-anggota yang berbeda ini saling memperhatikan. Karena apabila satu anggota menderita atau dihormati, semua anggota ikut merasakannya, karena kita semua adalah tubuh Kristus dan kita masing-masing adalah anggotanya.
9. Bila Allah mengarahkan kita sebagai rasul, kita masuk dalam pelayanan ini dengan pimpinan Roh Kudus. Rasul biasanya disertai dengan karunia nabi. Seorang rasul tidak menetap di suatu tempat dalam pelayanannya, tetapi lebih banyak berpindah-pindah sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang dan melakukan terobosan-terobosan baru untuk mendobrak jemaat Tuhan supaya bangkit.
Pelayanan kenabian, membangun jemaat, karena Tuhan berbicara untuk seseorang melalui nabi-Nya dan memberikan jalan keluar bagi yang mengalami masalah. Bagi seorang Pengajar, Allah membukakan banyak hal-hal baru untuk diajarkan kepada orang lain/jemaat. Kita harus tetap minta pimpinan Roh Kudus supaya yang diajarkan adalah kebenaran yang murni dari Roh Kudus dan sesuai dengan Alkitab. Tuhan menetapkan setiap orang dengan pelayanan masing-masing yang khusus dan khas, berbeda satu dengan yang lain dan ini harus saling mendukung dan bekerja sama supaya lengkap.
Kita harus berusaha mengetahui dan memperoleh karunia-karunia yang Tuhan perayakan kepada kita.
Pelayanan kenabian, membangun jemaat, karena Tuhan berbicara untuk seseorang melalui nabi-Nya dan memberikan jalan keluar bagi yang mengalami masalah. Bagi seorang Pengajar, Allah membukakan banyak hal-hal baru untuk diajarkan kepada orang lain/jemaat. Kita harus tetap minta pimpinan Roh Kudus supaya yang diajarkan adalah kebenaran yang murni dari Roh Kudus dan sesuai dengan Alkitab. Tuhan menetapkan setiap orang dengan pelayanan masing-masing yang khusus dan khas, berbeda satu dengan yang lain dan ini harus saling mendukung dan bekerja sama supaya lengkap.
Kita harus berusaha mengetahui dan memperoleh karunia-karunia yang Tuhan perayakan kepada kita.
10. Kita baru dapat memperoleh karunia-karunia itu bila kita penuh dengan Roh Kudus dan membuka hati. Karunia-karunia itu dapat bermanifestasi atau tidak tergantung pada diri kita sendiri, kalau kita mengembangkan dan mengaktifkannya, maka karunia itu akan bekerja. Tetapi bila kita pasif atau bahkan mematikannya maka tidak akan bermanifestasi dan Roh Kudus didukakan. Tetapi dari semuanya itu yang paling utama adalah kasih. Kita harus hidup berdasar dan berakar pada kasih itu harus nyata dalam hidup kita, baik dalam perbuatan, perkataan dan sikap kita terhadap orang lain. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar