Selasa, 14 Desember 2010

Renungan Natal: Lukas 3:7-14

widgeo.net


Hasilkan Buah Pertobatan

Ayat Bacaan: Lukas 3:7-14 

“Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini.” (Lukas 3:8)
Pertobatan adalah salah satu aspek penting dalam proses keselamatan orang berdosa. Hidup di dalam anugerah pengampunan Yesus tidak lain adalah kehidupan yang senantiasa menghasilkan buah-buah pertobatan. Ketika Yohanes Pembaptis menyerukan berita pertobatan bagi bangsa Israel, banyak orang yang mendengar seruannya bertanya, “Apakah yang harus kami perbuat?” (ay.10). Lalu pada ayat ke 11 hingga ke 14, Yohanes memberikan petunjuk secara spesifik tentang apa yang harus mereka lakukan. Kalau diperhatikan, maka akan terlihat bahwa tuntutan Yohanes terhadap pemungut cukai dan para prajurit yang bertanya padanya itu, berkaitan erat dengan dosa yang harus mereka tinggalkan.
“Janganlah menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu,” mengisyaratkan tentang besar kemungkinannya bahwa selama ini, para pemungut cukai tersebut telah menjadi orang yang menyusahkan rakyat, karena mereka menggandakan jumlah tagihan yang tidak seharusnya. Seorang pemungut cukai yang bertobat tidak lagi melakukan praktik pemerasan ini. Ada buah perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
“Jangan merampas dan jangan memeras, dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu,” hal ini adalah tuntutan yang diberikan kepada para prajurit. Sebagai orang yang memegang kekuasaan militer, merampas dan memeras merupakan dosa yang lazim dilakukan oleh prajurit terhadap kaum yang lemah. Yohanes menghendaki perubahan dalam hidup para prajurit sehingga mereka tak lagi menyalahgunakan kekuasaan yang ada pada mereka.
Hidup yang diubahkan merupakan bukti nyata bahwa seseorang itu sudah mengalami pertobatan sejati. Tatkala kita percaya pada Allah, biarlah orang lain dapat melihat bahwa hidup kita telah mengalami perubahan.

Perubahan apa yang telah terjadi pada diri Anda sebagai bukti adanya buah-buah pertobatan?

Apakah arti buah pertobatan? Ada perbedaan mendasar antara pertobatan dan menghasilkan buah pertobatan. Pertobatan merubah status kita di hadapan Allah, dari status orang berdosa yang seharusnya binasa oleh karena dosa-dosa kita, kemudian kita diubah menjadi milik Kristus. Ini terjadi di dalam diri kita.
Buah pertobatan menunjuk kepada sesuatu yang harus nampak dari luar, harus nampak dari kehidupan seseorang yang telah mengalami pertobatan. Tuhan menghendaki supaya kita menghasilkan buah pertobatan, yaitu buah yang benar-benar menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang telah menerima keselamatan.
Apabila kita sebut berbuah itu berarti suatu tanda, yakni untuk membedakan anatara Ciptaan Allah dan Buatan tangan Manusia. Yang dibuat oleh tangan manusia tidak bisa berbuah, tetapi apa yang diciptakan oleh Allah itu bisa berbuah. Dengan kata lain, setiap yang Allah ciptakan itu hidup, sedang apa yang dibuat oleh manusia itu tidak hidup alias mati.
Kalau anda pergi ke pusat perbelanjaan misalnya, terutama di Boutique, kita bisa melihat ada boneka yang dipajang, kemudian diberi pakaian yang indah, dan kelihatannya cantik sekali. Namun ia hanya boneka, tidak mempunyai hidup. Demikian juga kalau kita melihat ada bunga-bunga plastic yang kita pernah beli, dan kita pajangkan di rumah kita; bunga itu tidak ada hidupnya, ia hanya imitasi. Yesus berkata : “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah , dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah” Inilah perintah Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya agar kita menjadi orang Kristen yang berbuah, bahakan berbuah lebat. Mengapa harus berbuah? Apa maksudnya! Perhatikan bnahwa kita tidak memfokuskan hal-hala kelimpahan yang bersifat materi, namun kita akan memfokuskan yang bersifat rohani. Ada empat poin penting yang yang kita lihat bersama pada hari ini, sebagai jawaban atas Hidup yang berkelimpahan;

1. Buah merupakan Tanda Ada-nya Hidup
Yohanes 15 ini berbicara tentang pokok Anggur. Tuhan Yesus menyimpulkan bahwa “Akulah pokok Anggur itu, dan kamu adalah ranting-rantingnya harus berbuah banyak”. Yesus memakai pokok Anggur, suatu contoh yang sangat sederhana sekali, IA tidak mau meninggikan diri-Nya sendiri dengan mengambil pohon-pohonan lain sebagai contoh. Kalau pokok Anggur ini boleh disebut pohon, maka ia adalah pohon yang paling tidak berbentuk, sebab tumbuhnya bisa menjalar sesuai dengan selera yang menanamnya. Kalau Tuhan Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan pokok Anggur yang rela dibentuk, maka kita semestinya sebagai orang-orang percaya juga harus rela dibentuk. Pokok Anggur itu akan berguna kalau ia berbuah. Selama pokok Anggur itu belum berbuah, ia hanay menjadi pajangan saja, tidak sesuai dengan tujuan kehidupannya.
Tatkala sebuah pohon berbuah, ini menandakan bahwa pohon itu masih hidup’ jadi buahnya merupakan tanda hidup. Dengan kata lain kalau kita sebagai manusia menganggap diri kita masih hidup, konsekwensinya adalah hidup kita itu harus berbuah. Masalahnya sekarang buah yang bagiamana? Yang pahit, yang manis , yang enak atau yang tidak enak, yang masih segar atau yang busuk. Alkitab megatakan : “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17) Dan Alkitab berkata dengan jelas kepada kita bahwa tubuh tanpa jiwa adalah mayat.
Iman itu sendiri Invisible (tidak kelihatan), sebab adanya di dalam; namun lengkapnya adalah iman harus disertai perbuatan, yakni tingkah laku kita yang terlihat di luar. Yohanes Pembaptis berkata : “Hasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan”(baca Lukas 3:8 ) . Coba kita bedakan antara hati pertobatan dan buah pertobatan, hati pertobatan hanya dilihat oleh Tuhan, sedangkan buah pertobatan dilihat oleh manusia. Jikalau hati anda berimana kepada Tuhan, namun buahnya tidak baik, maka kita bukan hanya tidak memuliakan Tuhan, tetapi juga memberri kesempatan kepada orang lain untuk mencemooh dan memfitnah orang-orang Kristen lainnya. Itu sebabnya mari kita insaf sebagai orang percaya; harus ada buah yang bermanfaat senantiasa disalurkan pada orang lain.

2. Buah merupakan Tanda Pertumbuhan
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah. Dalam terjemahan lain “dibersihkan” berarti “dipotong supaya lebih rapi”. Apa yang tidak diperlukan pada pohon itu dibuang, dan sisanya hanya yang perlu-perlu saja. Tujuan pemotongan ini semuanya supaya pokok Anggur itu bertumbuh, kalau tadinya ranting pokok anggur itu banyak serang dikurangi; supaya pokok anggur itu punya tenaga untuk menumbuhkan daun-dauan lainnya, bahkan berbuah juga.
Seseorang yang hobby menanam pohon, tentu mempunyai pengalaman yang indah tentang menanam pohon tertentu. Biasanya dengan telaten ia menyirami dan menanti sampai pohon itu bertumbuh, kemudian ia akan memangkas daun-daun yang tidak diperlukan, yang dimakan ulat, yang busuk dan sebagainya; supaya dapat tumbuh lebih lebat lagi. Apabila pohon tersebut mengalami pertumbuhan , maka si penanam itu akan merasa terhibur sekali. Demikian juga kehidupan orang Kristen. Rasul Paulus mengatakan bahwa ia sendiri bagaikan ibu rohani yang terus bertahan untuk melahirkan anak rohani. Di sini diperlukan kesabaran dan penderitaan seperti seorang ibu yang melahirkan. Pertumbuhan juga tidak bisa berlangsung mendadak dalam satu hari, tetapi melaui proses yang ada, itu sebabnya diperlukan kesabaran untuk menanti dan menunggu; namun ada batasnya tidak terlalau lama.
Bila kita ingin menjadi orang Kristen yang bertumbuh, nyatakanlah Anugerah Tuhan yang kita terima kepada orang lain; salah satu cara yang penting adalah memberitakan Injil. Setiap orang yang mau melayani Tuhan harus belajar bergumul untuk bertumbuh, karena bertumbuh tidak bisa dibantu oleh orang lain. Harus ia sendiri yang bertumbuh. Saya kurang tahu jelas anda sudah berapa lama menjadi orang percaya, ada yang baru satu tahaun, ada yang sudah limna tahun, ada yang sudah melebihi sepuluhan tahaun, mungkin ada juga yang sudah diatas tiga puluh tahaun. Permisi tanya? Selama menjadi orang percaya sampai saat ini, bagaimana kehidupan doa anda? Lalu ada satu hal lagi yang sangat penting, apakah anda secara rutin membaca Firman Tuhan? Kemudian apakah anda mentaati firman Tuhan? Tatkala firman Tuhan katakana Kasihilah orang lain, apakah anda melaklukannya? Tatkala firman Tuhan katakana berilah tumpangan pada orang laian, apakah anda lakukan? Tatkala firman Tuhan mengatakan kasihilah musuhmu, apkaha anda lakukan? Tatkala firman Tuhan mengatakan mari, melayanai tuhan, apakah anda melakukannya? Tatkala firman Tuhan katakana, ayo bayar perpuluhan, sebeb perpuluhan itu sesungguhnya bukan milikmu. Apakah kita sudah melakukannnya? Yang pasti, kalau sebelum anda percaya pada Tuhan Yesus, dibandingkan anda sudah percaya kepada Tuhan Yesus tidak ada yang berubah, itu berarti anda sedang berada dalam kondisi stagnasi. Itulah yang disebut orang Kristen Bonsai.
Saya tahu kita selalu mengalami hambatan dan kesulitan tatkala memasuki pertumbuhan rohani; itu sebabnya mulai Oktober ini kita galakkan program Membaca Alkitab, salah satu yang paling basic dari kita. Omong kosong kalau kita bisa bertumbuh, kalau hidup kita tidak pernah diisi firman Tuhan. Insyah Allah, kalau anda ikuti program ini, dalam 96 Mingu anda akan menyelesaikan satu kali membaca Alkitab secara keseluruhan. Ayo ikut, mumpung baru mulai minggu yang lalu.

3. Buah merupakan Tanda Kematangan
Apabila sebuah pohon itu berbuah, maka buah tidak hanya menyatakan pohon itu hidup dan bertumbuh, tetapi juga menyatakan bahwa pohon itu sudah matang. Mengapa ada orang yang mengaku Kristen, sudah dibaptis puluhan tahun, sudah melayani juga puluhan tahun, sudah menjadi pengurus juga puluhan tahun, tetapi kehidupan rohaninya tidak matang? Kehidupan orang percaya yang demikianlah yang sering kali menjadi batu sandungan, sehingga orang-orang yang mestinya mau ke gereja, tetapi karena melihat sikap orang Kristen yang modelnya tidak karuan; sehingga membuat mereka mengurungkan niatnya ke gereja. Sebab, ke gereja dengan tidak ke gereja tidak ada bedanya, malah lebih gawat tingkah lakunya. Dan seriung kalai mereka yang tidak matang itu selalu menjadi trouble maker dalam melayani Tuhan, ribut saja melulu, protes ini , protes itu; mungkin Tuhan memberikan Talenta pada dia,tapi talenta protes dan rebut. Sekarang timbul pertanyaan? Apa Tanda-tanda Kematangan itu?
Pertama : Orang yang matang adalah orang yang tidak lagi mementingkan diri sendiri. Kalau anda masih merasa kurang diperhatikan oleh orang lain, maka anda belum memiliki kematangan. Oleh sebab itu hari ini kita perlu belajar supaya kita ini rendah hati; mungkin kita harus melakukan hal yang belum pernah kita lakukan, yakni menyapa orang lain terlebih dahulu. Dalam traning Care Ministry dikatakan, sebenarnya kita itu bisa menjadi mujizat hari hari ini; asal kita mau menyalurkan Anugerah yang kita terima buat orang lain. Salah satunya yaitu menyapa orang lain terlebih dahulu. Mari, sehabis kebaktian ini kita akan praktekkan, jangan biarkan orang lain menyapa kita terlebih dahulu, kita masing-masing berlomba menyapa orang lain terlebih dahulu. Tidak ada alasan kita tidak mengenal orangnya, justru kalau pas berpapasan pada yang tidak kita kenal, maka berkenalanlah.
Kedua : Masalah Bertanggung Jawab, atau Komitmen kita. Apa saja yang pernah kita janjikan pada orang lain, harus kita lakukan. Seorang anak kecil ia akan memperhatikan keagungan dan juga keburukkan dari orangtuanya. Di gereja biasanya ada dua macam orang yang dinilai kurang bertanggung-jawab; yaitu orang yang tidak melakukan sesuatu apapun jika tidak memberikan keuntungan bagi dia. Yang `kedua adalah orang yang setiap kali megiakan setiap pekerjaan atau janji atau komitmen, tetapai tidak pernah melakukannya.
Tuhan Yesus pernah memberikan contoh tentang dua orang anak yang diperintahakan oleh ayahnya ke ladang. Anak yang satu menolak perintah ayahnya, sedangkan anak yang lain mengiayakan orang tuanya. Namun akhirnya yang menolak perintah ayahnya ia akhirnya pergi ke ladang, sedangkan yang mengiakan ayahnya, ia tidak pergi. Siapa yang lebih baik dari kedua orang ini? Jawabannnya dua-duanya tidak baik, semestinya yang baik adalah bila megatakan ya dan laksanakan tugas itu. Permisi tanya: anda termasuk golongna mana?? Jika kita mau menjadi orang Kristen berbuah, kunci utamanya harus memiliki kematangan hidup, matang di dalam menyangkali diri dan bertanggung jawab.

4. Buah merupakan Tanda dari Jenis
Buah yang kita produksikan, menunjukkan sampai dimana derajat hidup kita. Pernahkah kita mempunyai kerinduan untuk lebih rajin mengerjakan sesuatu buat Tuhan? Kalau itu merupakan kerinduan kita, saya yakin kita akan menjalani hidup yang penuh suka-cita, baik di dalam keluarga, dalam kampus, dalam kantor atau juga di dalam gereja, kalau selama ini kita selalu mengeluh, maka sekarang tidak lagi; sebab kita mau menjadi orang percaya yang jenis kualitasnya yang lebih baik. Setiap yang kita lakukan dengan terpaksa, tentu tidak ada suka-citanya, termasuk dalam pekrjaan dan juga pelayanan di gereja. Ibarat segelas air yang diisi sampai penuh, berkelimpahan dan mengalir ke tempat lain, ini yang alamiah……namun yang kalau yang terpaksa, ibarat segelas air yang mengalir, tetapi bukan karean aiarnya melimpah, tetapi karena gelasnya bocor. Beda bukan? Yang melimpah, maka gelas tetap akan penuh dengan air, tetapi gelas yang bocor; sampai pada waktunya akan mengalami kekeringan. Pada waktu itulah, yang tadinya penuh suka-cita; sekarang penuh keluhan dan omelan.
Orang yang menyimpan rasa benci di dalam hatinya, tidak mungkin tidak banyak mengutuk orang lain di dalam perkataannya, tetapi orang yang banyak mempunyai cinta kasih di dalam hatinya, maka dengan sungguh-sungguh ia akan mengeluarkan kelakuan dan perbuatan yang sejati. Tuhan selalu yang memberikan yang terbaik buat kita. Di dalam kitab Yeremia, firman Tuhan berkata bahwa anggur-anggur pilihan yang ditanam-Nya berubah menjadi anggur berbau busuk busuk dan liar (Yeremia 2:21). Apakah hidup kita sesuai dengan firman Tuhan? Kita tidak pernah akan hidup sesuai dengan firman Tuhan selama kita tidak mengetahui firman Tuhan itu sendiri, dan untuk mengetahuinya kita perlu membacanya dan mempraktekkannya.
Ada 2 macam buah :
1. Buah yang lebat
2. Buah yang tetap
Apa perbedaan buah yang lebat dan buah yang tetap? Buah yang lebat belum tentu akan menghasilkan buah yang tetap. Buah yang tetap adalah pohon yang dapat menghasilkan buah bukan hanya satu kali, tetapi terus menghasilkan buah. Apa yang dimaksud dengan buah yang tetap?
Buah yang tetap adalah :
1. Buah yang tidak cepat layu
2.Buah yang tidak cepat busuk
3.Buah yang bisa tahan lama
Seringkali banyak orang yang menghasilkan buah yang baik didalam kehidupannya dan pelayanannya tetapi hanya satu kali saja, setelah itu orang tersebut sama sekali tidak pernah lagi menghasilkan buah lagi. Dia tidak bisa menghasilkan buah yang tetap. Tidak tahan lama.

BUAH YANG TETAP

Apa saja yang termasuk buah yang tetap?
Amsal 22:6,”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

 1. PENDIDIKAN ADALAH BUAH TETAP
Pendidikan adalah buah yang tetap. Apa yang kita tabur pada masa muda, kita akan tuai di hari tua kita. Pendidikan tentang jalan Tuhan yang diberikan oleh orang tua kita akan kita rasakan pada masa tua kita. Karena itu jangan sia-siakan dan jangan anggap remeh pendidikan yang diberikan oleh orang tua kita. Bila orang tua menyuruh kita supaya kita dekat dengan Tuhan, taatilah, maka engkau akan berbahagia.
 Ada orang tua yang tidak beres dimasa tuanya. Ketika dia sudah tua, tindakan yang dilakukannya bertambah buruk. Dia menjadi pembunuh,pencuri,kawin cerai,dsb. Mengapa? Karena pada masa mudanya mereka tidak mendapatkan pendisiplinan. Mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Jadi didiklah anak-anak saudara mulai dari kecil dengan didikan yang baik, pada saat anak itu berusia 7-15 tahun.
 KETURUNAN YANG DIBERKATI
Amsal 20:7, “Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya.”  
Untuk melihat keturunan kita diberkati dan dipakai Tuhan, kita harus memulai hari ini. Taburlah segala yang baik mulai dari sekarang, maka Anda akan menuai pada masa tua Anda dan sampai keturunan saudara akan diberkati. Buktinya Ishak dan semua keturunannya diberkati karena bapaknya, Abraham. Siapa Abraham? Orang yang benar dan tulus.
Kejadian 26:24,” Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu." 
Jadi Abraham tidak menikmati sendiri buah yang baik dimasa tuanya tetapi juga dirasakan oleh Ishak dan keturunannya.

 2. PERKATAAN YANG MEMBERKATI ADALAH BUAH YANG TETAP
Amsal 18:21, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
  Buah kita baik atau tidak baik tergantung dari perkataan kita. Kalau kita selalu mengeluarkan kata-kata yang negatif, dan selalu bersungut-sungut maka kita akan menuai buah yang buruk nantinya. Jadi berhati-hatilah dengan perkataan saudara. Taburlah kata-kata yang baik maka saudara akan menuai yang baik. Perkataan yang saudara keluarkan sumbernya dari hati kita. Kalau hati kita kotor maka yang meluap dari hati kita adalah hal-hal yang kotor. Tetapi kalau hati kita bersih maka yang meluap dari hati kita adalah hal-hal yang bersih.

 3.   MEMBERI ADALAH BUAH YANG TETAP
Memberi sama dengan kunci membuka pintu air(pintu berkat). Ketika kelaparan sedang menumpa Israel, seorang janda Sarfat tidak bertahan hidup lebih lama lagi karena semua makanannya habis, tetapi Tuhan mengirimkan Elia sehingga mujizat terjadi dan janda ini bisa makan sampai saat hujan turun lagi. Kurang lebih 1 tahun lamanya. Tetapi yang anehnya Elia datang tidak langsung membuah mujizat yang tepung dan minyak dari janda Sarfat tersebut tidak habis-habis. Tetapi Elia minta dibuatkan satu buah kue yang kecil untuk Elia. Untuk terjadinya suatu mujizat dibutuhkan tindakan iman lebih dahulu yaitu memberi. Jadi memberi adalah kunci membuka pintu air (berkat) Allah.
Matius 7:7, Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
 Ketika Tuhan berkata ketuklah maka pintu akan terbuka, artinya bukan Tuhan yang membuka dari dalam tetapi kunci yang ada dalam tangan kita. Artinya kita bisa membukanya setiap saat.  Jadi memberi adalah keputusan kita.
 Jadilah pelaku Firman Allah sehingga saudara semua dapat menghasilkan buah yang lebat dan buahnya tetap. AMIN.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar