Kamis, 31 Oktober 2013

Hatorangan ni Sibasaon Minggu, 01 Desember 2013: Roma 15 : 4-13

widgeo.net



I.                    Muasal
Melatarbelakangi keperbedaan yang begitu kentara pada jemaat Roma, menjadikan Paulus menjelaskan lebih tegas nilai-nilai  keberadaan mereka sebagai jemaat yang bertumbuh Pusat  Pemerintahan, dengan bercorak ragam kehidupan “pluralism” dan pengetahuan yang sangat luas, lebih memperjelas pengajaran dan dogma pada jemaat Roma, pentingnya kesatuan dalam keberagaman agar mampu menunjukkan corak yang berbeda dengan masyarakat sekitar dengan kehidupan keberagamaannya, bahwa jemaat Roma “Inklusif”, penerimaan bagi semua fihak tidak melihat kepada satu budaya atau pemikiran keagamaan yang sempit. Paulus mengutip beberapa nats penguatan dari Ul 22:43 (ay.10), Mzm 117:1 (ay.11) dan Jes 11:10 (ay.12), tentang bangsa-bangsa yang akan datang bermazmur dan memuliakan TUHAN. Menyatakan TUHAN adalah milik segala bangsa di dunia dan tidak dibatasi oleh ruang, gerak, pemikiran manusia dan ajaran kebudayaan dan pengetahuan yang berkembang saat itu.

II.                  Jendela Firman
Secara keseluruhan nats ini tidak bisa dilepaskan dari ayat sebelumnya, menyangkut yang kuat dan yang lemah, keperbedaan yang mencolok di dalam jemaat begitu terasa, tetapi janganlah hendaknya itu melemahkan tetapi justru menjadi sumber kekuatan yang besar bagi jemaat tersebut, itu sebabnya dinyatakan pada prikof ini adanya KERUKUNAN ‘ay.5’ yang didasari pada dan oleh pengharapan dengan menjalaninya dengan ketekunan, karena ketekunan merupakan sebuah dasar dari keberimanan berpengharapan yang berkelimpahan, "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan sesuatu apapun." (Yakobus 1:3-4).

Hal lain yang hendak Paulus  menekankan bahwa Firman yang dinyatakan dahulu menjadi dasar untuk memberitakan pada masa sekarang, dan peluang besar untuk menyatakan pengharapan tidak boleh ada putus-putusnya untuk menuju sebuah kepastian pada TUHAN YESUS, Roma 12:12, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa,"  tentu semua menghadapi tantangan besar, tapi Tuhan Yesus tidak mencari kesenangan sendiri tetapi justru meninggalkan keagunganNYA  demi untuk menyelamatkan manusia dari keberdosaannya. Tuhan tidak memilih-milih tetapi adalah seluruh bangsa, itu sebab akan sangat banyak tantangan yang dihadapi, sehingga sangat diperlukan kesatuan hati dan kesatuan suara ‘ay.6’ untuk memberitakan Amanah Agung Tuhan Yesus untuk menyelamatkan dunia tanpa terkecuali, sehingga tidaklah ada yang mendasari kita jadi berbeda atau bercorak dalam pemberitaan tersebut, apalagi dengan pengesahan akan bersunat dan tidak bersunat, penekanan kepada yang bersunat hal pemberitaan yang dinyatakan Tuhan Yesus hanyalah mengokohkan apa yang telah mereka yakini ‘ay.8’ dengan pengharapan yang telah terjawab dalam diri Tuhan Yesus, bukanlah menjadikan mereka yang bersunat menjadi prioritas utama mendapatkan keselamatan yang disediakan TUHAN YESUS, karena keselamatan harus sampai ke seluruh bangsa-bangsa “DUNIA”,tanpa dibatasi dengan bersunat dan tidak bersunat, Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah ‘ay.7 ’, adanya kesamaan dalam menjalankan tugas pemberitaan tersebut,  dengan saling menerima, langkah ini juga dikumandangkan oleh PGI dalam satu poin Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG), yakni Piagam Saling Menerima dan Saling Mengakui, “walau itu mungkin hanya slogan atau seruan”, tidak ada yang perlu diperdebatkan bagi tugas pelayanan yang telah diembankan. Dengan saling menerima dan mengakui inilah adanya kesamaan derajat dalam iman kepercayaan, bukan disebabkan hal lain yang justru mendiskriminasi orang lain, untuk mewatrtakan keselamatan bagi seluruh bangsa-bangsa, denominasi gereja dan  banyaknya gereja-gereja yang menonjolkan kedaerahannya sehingga orang percaya lebih meyakini Gereja tempatnya bernaung dan juga yang bersifat kedaerahan daripada pemberitaan keselamatan dari Kristus Yesus,

Pengakuan kebersamaan dalam kesatuan seperti yang diinginkan oleh Tuhan Yesus dalam doa-Nya pada Yohanes 17, merupakan salah satu jawaban dalam semangat pemberitaan Keselamatan,  sehingga penjabaran dari apa yang dinyatakan bangsa-bangsa akan Memuliakan Allah ‘ay.9’ oleh karena rahmat-Nya, adalah dengan melihat kesatuan tubuh Kristus yang bergerak bersama dan beriringan oleh karena rahmat-Nya menjadi contoh yang realistis. Ungkapan bangsa-bangsa berduyun-duyun untuk Memuliakan TUHAN di gunung TUHAN (Bdg Jes. 2:1-5), tidak tertahan seluruh bangsa untuk meninggikan dan memuliakan-Nya ‘ay. 11 – 12’, ‘biarlah’ adalah buah ketika kesatuan pemberitaan keselamatan dikumandangkan dengan prilaku kehidupan orang percaya dalam mengaplikasikan berita keselamatan yang telah didapatnya.

Pengharapan yang hidup, gambaran yang diutarakan Jesaya 11 : 10  ‘lihat ay.12’, bahwa penantian panjang akan memperoleh jawaban karena ketekunan orang-orang percaya menantikan-Nya, karena hanya dengan Dialah pemerintahan akan berjalan dalam Kebenaran, dan seluruh bangsa juga menaruh harap yang besar oleh karena orang percaya senantiasa berjalan dalam pengharapan seiring dengan ketekunannya, dari keturunan ke keturunana dari abad ke abad, tidak putus-putusnya, dan pada akhirnya semua bangsa memahami bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber pengharapan orang percaya. Sungguh nyata bahwa pengharapan dikuatkan oleh kekuatan Roh Kudus yang senantiasa menyertai orang-orang percaya, sehingga pengharapan yang dipegang teguh menghasilkan kelimpahan yang luarbiasa.

III.                Aplikasi
Bukanlah pekerjaan mudah hidup untuk saling menerima, memiliki nilai kesatuan dalam pemberitaan keselamatan, karena pada hakekatnya manusia memiliki nilai persaingan dalam segala bidang dan pembenaran akan diri serta ajaran yang dibawakannya, sehingga tidak mengherankan gereja-gereja banyak yang terjebak dalam arus ini, sehingga berita keselamatan tidak sampai-sampai ke seluruh dunia, karena pemberitaan di internal orang percaya “gereja” sendiripun kurang mendarat.

Diingatkan kembali bahwa pemberitaan dalam kesatuan, bukanlah usaha manusia tetapi karena rahmat-Nya, sehingga tidak ada yang perlu dipersukar dalam pemberitaannya. Kristus Juruselamat itulah kepastiannya,  menjadi HEAD LINE kehidupan orang percaya, bukan hanya karena ajaran dan dogma tetapi adalah aplikasi kehidupan orang percaya yang perlu diubah, karena dengan prilaku keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, adalah yang berpengharapan, merendahkan diri, mengorbankan diri, mengampuni, peduli kehidupan sosial, menjadi bagian yang terutama bagi penyelenggaraan kebersamaan bersatu dalam pemberitaan keselamatan.

Sudahkah kita memahami bahwa keselamatan itu bukanlah untuk kita saja, tetapi adalah untuk seluruh dunia, berlakulah sebagai orang yang senantiasa berpengharapan dalam ketekunan maka seluruh bangsa akan datang dan tidak akan terhambat oleh kekuatan apapun untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Haleluya. Selamat Advent I.



Pdt. S.A. Sigalingging, S.Th
Praeses Distrik I Angkola Mandailing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar