I.
Muasal
Melatarbelakangi
keperbedaan yang begitu kentara pada jemaat Roma, menjadikan Paulus menjelaskan
lebih tegas nilai-nilai keberadaan
mereka sebagai jemaat yang bertumbuh Pusat Pemerintahan, dengan bercorak ragam kehidupan
“pluralism” dan pengetahuan yang sangat luas, lebih memperjelas pengajaran dan
dogma pada jemaat Roma, pentingnya kesatuan dalam keberagaman agar mampu
menunjukkan corak yang berbeda dengan masyarakat sekitar dengan kehidupan
keberagamaannya, bahwa jemaat Roma “Inklusif”, penerimaan bagi semua fihak
tidak melihat kepada satu budaya atau pemikiran keagamaan yang sempit. Paulus
mengutip beberapa nats penguatan dari Ul 22:43 (ay.10), Mzm 117:1 (ay.11) dan
Jes 11:10 (ay.12), tentang bangsa-bangsa yang akan datang bermazmur dan
memuliakan TUHAN. Menyatakan TUHAN adalah milik segala bangsa di dunia dan
tidak dibatasi oleh ruang, gerak, pemikiran manusia dan ajaran kebudayaan dan
pengetahuan yang berkembang saat itu.
II.
Jendela Firman
Secara keseluruhan nats ini tidak bisa
dilepaskan dari ayat sebelumnya, menyangkut yang kuat dan yang lemah,
keperbedaan yang mencolok di dalam jemaat begitu terasa, tetapi janganlah
hendaknya itu melemahkan tetapi justru menjadi sumber kekuatan yang besar bagi
jemaat tersebut, itu sebabnya dinyatakan pada prikof ini adanya KERUKUNAN
‘ay.5’ yang didasari pada dan oleh pengharapan dengan menjalaninya dengan
ketekunan, karena ketekunan merupakan sebuah dasar dari keberimanan berpengharapan
yang berkelimpahan, "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu
menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan sesuatu
apapun." (Yakobus 1:3-4).
Hal lain yang
hendak Paulus menekankan bahwa Firman
yang dinyatakan dahulu menjadi dasar untuk memberitakan pada masa sekarang, dan
peluang besar untuk menyatakan pengharapan tidak boleh ada putus-putusnya untuk
menuju sebuah kepastian pada TUHAN YESUS, Roma 12:12, "Bersukacitalah
dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa,"
tentu semua menghadapi
tantangan besar, tapi Tuhan Yesus tidak mencari kesenangan sendiri tetapi
justru meninggalkan keagunganNYA demi
untuk menyelamatkan manusia dari keberdosaannya. Tuhan tidak memilih-milih
tetapi adalah seluruh bangsa, itu sebab akan sangat banyak tantangan yang
dihadapi, sehingga sangat diperlukan kesatuan hati dan kesatuan suara ‘ay.6’
untuk memberitakan Amanah Agung Tuhan Yesus untuk menyelamatkan dunia tanpa
terkecuali, sehingga tidaklah ada yang mendasari kita jadi berbeda atau
bercorak dalam pemberitaan tersebut, apalagi dengan pengesahan akan bersunat
dan tidak bersunat, penekanan kepada yang bersunat hal pemberitaan yang
dinyatakan Tuhan Yesus hanyalah mengokohkan apa yang telah mereka yakini ‘ay.8’
dengan pengharapan yang telah terjawab dalam diri Tuhan Yesus, bukanlah
menjadikan mereka yang bersunat menjadi prioritas utama mendapatkan keselamatan
yang disediakan TUHAN YESUS, karena keselamatan harus sampai ke seluruh
bangsa-bangsa “DUNIA”,tanpa dibatasi dengan bersunat dan tidak bersunat, Sebab itu terimalah satu akan yang lain,
sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah ‘ay.7 ’, adanya
kesamaan dalam menjalankan tugas pemberitaan tersebut, dengan saling menerima, langkah ini juga
dikumandangkan oleh PGI dalam satu poin Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG), yakni
Piagam Saling Menerima dan Saling Mengakui, “walau
itu mungkin hanya slogan atau seruan”, tidak ada yang perlu diperdebatkan
bagi tugas pelayanan yang telah diembankan. Dengan saling menerima dan mengakui
inilah adanya kesamaan derajat dalam iman kepercayaan, bukan disebabkan hal
lain yang justru mendiskriminasi orang lain, untuk mewatrtakan keselamatan bagi
seluruh bangsa-bangsa, denominasi gereja dan banyaknya gereja-gereja yang menonjolkan
kedaerahannya sehingga orang percaya lebih meyakini Gereja tempatnya bernaung
dan juga yang bersifat kedaerahan daripada pemberitaan keselamatan dari Kristus
Yesus,
Pengakuan kebersamaan
dalam kesatuan seperti yang diinginkan oleh Tuhan Yesus dalam doa-Nya pada
Yohanes 17, merupakan salah satu jawaban dalam semangat pemberitaan
Keselamatan, sehingga penjabaran dari
apa yang dinyatakan bangsa-bangsa akan Memuliakan Allah ‘ay.9’ oleh karena
rahmat-Nya, adalah dengan melihat kesatuan tubuh Kristus yang bergerak bersama
dan beriringan oleh karena rahmat-Nya menjadi contoh yang realistis. Ungkapan
bangsa-bangsa berduyun-duyun untuk Memuliakan TUHAN di gunung TUHAN (Bdg Jes.
2:1-5), tidak tertahan seluruh bangsa untuk meninggikan dan memuliakan-Nya ‘ay.
11 – 12’, ‘biarlah’ adalah buah ketika kesatuan pemberitaan keselamatan
dikumandangkan dengan prilaku kehidupan orang percaya dalam mengaplikasikan
berita keselamatan yang telah didapatnya.
Pengharapan yang
hidup, gambaran yang diutarakan Jesaya 11 : 10
‘lihat ay.12’, bahwa penantian panjang akan memperoleh jawaban karena
ketekunan orang-orang percaya menantikan-Nya, karena hanya dengan Dialah
pemerintahan akan berjalan dalam Kebenaran, dan seluruh bangsa juga menaruh
harap yang besar oleh karena orang percaya senantiasa berjalan dalam
pengharapan seiring dengan ketekunannya, dari keturunan ke keturunana dari abad
ke abad, tidak putus-putusnya, dan pada akhirnya semua bangsa memahami bahwa
Tuhanlah yang menjadi sumber pengharapan orang percaya. Sungguh nyata bahwa
pengharapan dikuatkan oleh kekuatan Roh Kudus yang senantiasa menyertai
orang-orang percaya, sehingga pengharapan yang dipegang teguh menghasilkan
kelimpahan yang luarbiasa.
III.
Aplikasi
Bukanlah
pekerjaan mudah hidup untuk saling menerima, memiliki nilai kesatuan dalam
pemberitaan keselamatan, karena pada hakekatnya manusia memiliki nilai
persaingan dalam segala bidang dan pembenaran akan diri serta ajaran yang
dibawakannya, sehingga tidak mengherankan gereja-gereja banyak yang terjebak
dalam arus ini, sehingga berita keselamatan tidak sampai-sampai ke seluruh
dunia, karena pemberitaan di internal orang percaya “gereja” sendiripun kurang
mendarat.
Diingatkan
kembali bahwa pemberitaan dalam kesatuan, bukanlah usaha manusia tetapi karena
rahmat-Nya, sehingga tidak ada yang perlu dipersukar dalam pemberitaannya.
Kristus Juruselamat itulah kepastiannya,
menjadi HEAD LINE kehidupan orang percaya, bukan hanya karena ajaran dan
dogma tetapi adalah aplikasi kehidupan orang percaya yang perlu diubah, karena dengan
prilaku keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, adalah yang berpengharapan,
merendahkan diri, mengorbankan diri, mengampuni, peduli kehidupan sosial,
menjadi bagian yang terutama bagi penyelenggaraan kebersamaan bersatu dalam
pemberitaan keselamatan.
Sudahkah
kita memahami bahwa keselamatan itu bukanlah untuk kita saja, tetapi adalah
untuk seluruh dunia, berlakulah sebagai orang yang senantiasa berpengharapan
dalam ketekunan maka seluruh bangsa akan datang dan tidak akan terhambat oleh
kekuatan apapun untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Haleluya. Selamat Advent I.
Pdt.
S.A. Sigalingging, S.Th
Praeses
Distrik I Angkola Mandailing
|
BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Kamis, 31 Oktober 2013
Hatorangan ni Sibasaon Minggu, 01 Desember 2013: Roma 15 : 4-13
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar