BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Kamis, 09 Desember 2010
Renungan Harian: Johannes 14 : 27
Jika seorang tua mau meninggal, biasanya dia memberikan petuah dan pesan terakhir kepada anak dan keluarganya. Di samping pesan itu, dia juga pasti menyampaikan pembagian harta gono gininya. Artinya, orang tua itu meninggalkan harta bagi keturunannya. Meninggalkan sesuatu pasti akan dilakukan seseorang bagi yang ditinggalkannya.
Berbeda dengan konsep manusia itu, Allah tidak meninggalkan harta bendawi dan duniawi yang muda habis dan busuk. Allah dalam firman-Nya berjanji akan meninggalkan Damai sejahtera kepada setiap orang. Pemberian ini tidak sama dengan pemberian dunia. Sebab pemberian dunia tidak kekal sifatnya. Pemberian Allah kekal sifatnya. Damai sejahtera walau kita mengalami kemelut, masalah, penyakit dan lain sebagainya. Damai sejahtera tidak diukur dari harta benda yang sedang kita miliki. Damai sejahtera diukur dari kadar iman kita menerima Kristus sebagai Tuhan di dalam hati dan kehidupan kita.
Marilah kita menyambut kedatangan Kristus kali kedua di dalam kehidupan kita agar kita beroleh Damai Sejahtera itu. Amin
Hasonangan do Hutadingkon di hamu. Hasonangan na sian Au sandiri do na Hulehen tu hamu. Nada songon pangalehen ni portibi on anggo pangalehenKu hasonangan i tu hamu. Ulang pola susa rohamunu; ulang hamu mabiar.
Johannes 14 : 27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Yohanes 14 : 27
Ende No.41 : 2
Tutu sai didongani Ho sudena ganop ari
Tangiang ditangihon Ho bo pangidoannami
Tapi laing hurang dope i, angkon hai ida bohi-Mi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar