Kamis, 09 Desember 2010

Renungan Natal: Yesaya 60:1-7

widgeo.net


BANGKITLAH, MENJADI TERANGLAH
Yesaya 60:1-7


Illustrasi: Seorang Raja mengunjungi rakyatnya
Mengapa sulit? Pertama, karena manusia cenderung  memiliki sifat tidak sabar. Kedua, karena orang kerap melihat tindakan menunggu sebagai kegiatan negatif dan tanpa arti, dan sia-sia.
1.      Dipanggil untuk menjadi terang dunia (ay.1-2)
2.      Dipanggil untuk memperdulikan (ay.4)
3.      Dipanggil untuk diberkati-Nya (ay.5-7)

Jenis Terang Orang Kristen
Terang dari Lampu Listrik
Daya listrik tergantung dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), bila pihak PLN memutuskan untuk dimatikan maka lampu tidak akan berfungsi, jadi tergantung kepada pusat.
Banyak orang Kristen yang bercahaya seperti ini. Mereka tergantung dari orang lain atau dari suatu organisasi tertentu. Sekalipun hidup mereka sudah penuh oleh Roh Kudus, dia tidak bebas bergerak seperti yang Tuhan kehendaki. Ketika ada perselisihan di antara jemaat atau dengan organisasi (gereja) maka si pelayan Tuhan akan menjadi redup dan kehilangan sinarnya dan ia tidak lagi bercahaya. Seharusnya sumber cahaya bukan tergantung dari manusia atau organisasi tertentu melainkan hanya berpusat kepada Tuhan.
Terang dari Lampu Petromak
Lampu petromak biasanya dipakai oleh para pedagang kaki lima di malam hari, dan sering dijumpai di warung-warung. Lampu petromak tidak memiliki cahaya sendiri. Lampu ini mempunyai sebuah kelemahan yaitu ia haruslah dipompa terlebih dahulu agar bisa memancarkan cahaya yang cukup. Bila tidak dipompa maka tidak akan ada cahaya yang cukup yang bisa dikeluarkan.
Banyak orang Kristen yang mirip seperti lampu petromak. Mereka datang beribadah karena di’pompa’ oleh orang lain, bukan atas kerinduan diri sendiri. Bila tidak ada ajakan dari teman-teman maka mereka tidak akan datang beribadah. sebenarnya mereka menyimpan terang tetapi harus didorong terlebih dahulu.
Si Anto malas sekali ke gereja atau persekutuan doa, tetapi pada saat si doi mengajaknya beribadah di suatu tempat, dengan semangat 45, Anto langsung menghadiri ibadah tersebut, bahkan ia sampai menjadi seorang pelayan Tuhan di gereja tersebut. Tetapi ketika mereka putus hubungan asmaranya, Anto memutuskan juga hubungannya dengan pelayanannya, dan akhirnya ia kembali malas ke gereja seperti sebelumnya. Cahaya terangnya telah hilang karena tidak dipompa.
Terang dari Lampu Senter
Lampu senter harus ditekan tombol ‘ON’ agar dapat menyala. Sebenarnya mirip dengan prinsip lampu petromak, tetapi yang akan dibahas adalah apabila senter tidak ditekan maka ia akan gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. Tetapi apabila tombol ON telah ditekan maka senter akan menyala dan memberikan cahaya yang cukup terang.
Kadang-kadang kehidupan kerohanian kita seperti lampu senter, terkadang tidak menyala sama sekali, yang ada hanyalah kegelapan semata. Kita tidak dapat memberikan cahaya dan diri kita sendiri penuh dengan kegelapan. Manusia cenderung mudah melihat kesalahan orang lain sementara kegelapan / kesalahan diri kita sendiri susah ditemukan oleh kita.
LUK 6:41
Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Hal ini menunjukkan betapa mudahnya menyalahkan orang lain sedangkan diri kita bebas dari kesalahan, sikap ini yang menyebabkan cahaya itu hilang dan tanpa kita sadari bahkan telah melukai atau menyakiti orang lain.
Terang dari Nyala Obor
Dahulu sebelum ditemukannya lampu listrik, orang-orang menggunakan lampu obor sebagai sumber terang. Cahaya yang dihasilkan memang cukup terang tetapi ada satu kelemahan yaitu menghasilkan asap yang bisa menyesakkan nafas kita.
Asap dalam illustrasi ini menggambarkan kesombongan. Kehidupan kekristenan kadang juga menyesakkan apabila di dalam nya terdapat roh kesombongan. Dari luar, kita memang memancarkan cahaya tetapi bila diperhatikan ada asap kesombongan yang menyebabkan kesesakkan.
Kesombongan terjadi karena kita menganggap diri kita lebih dari orang lain, sehingga kita memandang rendah kepada orang lain. Ingat juga akan dosa Lucifer, karena kesombongan, ia dihukum oleh Tuhan. Jadi, percuma bila kita menyala terang sekali tetapi asapnya menyesakkan !
Terang dari Lampu Lilin

Saat mati listrik, pasti sebagian besar orang-orang akan menyalakan lampu lilin. Lilin memancarkan cahaya, ia memberikan cahaya yang terang sampai ia sendiri mencair sampai habis.
Teladan lampu lilin adalah bahwa kita mempercayai Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita sampai pada saatnya kematian badaniah menjemput kita kelak. Meskipun badai dan masalah datang dalam hidup kita tetapi kita dapat tetap memberikan terang bagi dunia ini. Dalam Alkitab terdapat banyak contoh pahlawan ‘lilin’ antara lain : Yusuf dan Paulus, msekipun badai banyak menempa mereka tetapi mereka tetap menjadi terang dan menerangi sekelilingnya.
Tuhan menghendaki kita untuk memancarkan terang yang seperti lampu lilin ini agar kita tetap bersinar sampai kita ‘mencair habis’ tanda porsi kita telai usai. Jadilah teladan dan terang bagi dunia ini.
ADVEN berasal dari bahasa Latin: adventus. Arti hurufiahnya: kedatangan. Gereja mengartikannya sebagai persiapan atau penantian kedatangan Yesus Kristus, Putra Allah.
Saban minggu Adven itu ditandai dengan penyalaan lilin: satu lilin di minggu adven pertama, dua lilin di minggu adven kedua, dan seterusnya. Menurut tradisi gereja tiga lilin adven itu berwarna ungu atau violet, menyimbolkan pertobatan, pengharapan dan penantian. Namun lilin adven ketiga justru berwarna merah muda, hendak menyimbolkan sukacita pengharapan yang tidak tertahankan lagi karena kelahiran Tuhan sudah sangat dekat.
Tradisi gereja juga mengenal lingkaran Adven, yaitu dedaunan segar (bukan plastik imitasi) dan buah berry merah yang dipasang di bawah lilin atau di dinding, melambangkan kehidupan yang segar abadi (evergreen). Namun sangat disesalkan kita hampir tidak dapat lagi menghayati suasana Adven itu di gereja-gereja kita kalangan protestan, sebab jika kita jujur, kalender ibadah gereja kita khususnya di sekitar Desember telah kacau. Makna Adven hilang karena perayaan-perayaan natal justru telah berlangsung saat gereja seharusnya masih menanti-nanti atau mempersiapkan hati menyambut kelahiran Juruslamatnya.
Apakah sebenarnya makna Adven bagi kita?
Pertama: panggilan pertobatan
Kedua: peneguhan pengharapan.
Ketiga: Sukacita pengharapan
Keempat: penantian yang panjang.
Siapa menghilangkan Adven akan kehilangan Natal
Dengan pemahaman di atas sadarlah kita betapa berharganya masa-masa Adven bagi kita. Tanpa melalui peringatan akan Adven sebagai minggu-minggu permenungan dan saat-saat bertobat, berharap, bersukacita dan menanti kita tidak akan mampu menangkap sukacita Natal yang sesungguhnya. Ingat: Natal hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang mau menyatukan diri dalam penantian umat yang begitu panjang akan kedatangan Juruslamatnya. (Umat purba menanti Mesias ratusan tahun, namun banyak umat kristen moderen menunggu satu bulan saja pun tak mau). Tanpa Adven, Natal hanya jatuh ke dalam hiruk-pikuk dan seremoni kosong.
Kembalilah ber-Adven agar kita sungguh-sungguh dapat ber-Natal!




Ramli SN Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar