Kamis, 24 Februari 2011

Bacaan Minggu, 20 Maret 2011: Roma 5 : 1 - 5

widgeo.net
Minggu Reminiscere, 20 Maret 2011                                          Roma  5 : 1 - 5

HIDUP DI DALAM KASIH KARUNIA ALLAH




1
Paulus belum pernah ke Roma saat menulis surat ini, sekalipun sudah beberapa kali berencana pergi ke sana. Dengan kata lain, bahwa firman Allah telah didengar oleh jemaat di Roma sebelum ia pergi ke sana. Paulus berkata: Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia (Rm. 1:8). Paulus juga mendengar tentang tantangan hidup mereka, sehingga sangat perlu untuk menuliskan surat kepada mereka untuk menguatkan pengharapan mereka. Tantangan jemaat di Roma adalah pengaruh-pengaruh budaya yang datang dari berbagai penjuru ke kota Roma sebagai ibukota kerajaan Romawi, yang menjadi kota perdagangan. Sudah barang tentu budaya orang yang tidak mengenal Tuhan juga akan mempengaruhi hidup mereka. Boleh jadi bagi banyak orang yang menjadi kebahagiaan itu adalah hasil upaya sendiri. Berhasilnya perdagangan, suksesnya bisnis, mungkin dianggap menjadi sukacita dan keselamatan hidup. Tetapi Paulus memberitakan bahwa keselamatan itu bukan hasil usaha melainkan hanya pemberian Allah semata, dibenarkan oleh Iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
2.      Sungguh sangat indah jika kita menerima pemberian dari seseorang, dan pemberian itu bukan karena kita minta atu karena kita upayakan, sungguh murni pemberian semata yang diberikan kepada kita. Pemberian sedemikian tidak ternilai harganya. Sukacita sedemikianlah yang disampaikan oleh Paulus dalam nas ini, menerima pemberian Allah yaitu : pembenaran. Melalui iman, manusia diperdamaikan dengan Allah. Hukum Taurat tidak dapat memperdamaikan manusia dengan Allah tetapi iman kepada Tuhan Yesuslah yang memperdamaikan, mempersatukan manusia dengan Allah. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Pembenaran itu adalah anugerah semata, bukan upaya manusia atau karena kebajikan yang telah kita lakukan. Martin Luther berkata, pembenaran itu adalah sola gratia (hanya karena anugerah) dari Allah.
3.      Kasih karunia adalah suatu pemberian dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah atau dari yang kuat kepada yang lemah. Manusia adalah lemah dan tidak berdaya karena dosa-dosa. Manusia itu harus menerima upahnya yaitu upah kematian. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rm. 6:23). Oleh karena itu manusia butuh belas kasihan, butuh pengampunan, butuh pembenaran, butuh penyelamatan. Dari manakah hal itu akan diperoleh? Allah bapa berbelas kasihan, sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus kita; melalui putra-Nya yesus Kristus, kita dibenarkan dan beroleh belas kasihan. Tidak ada yang dapat kita banggakan dari diri kita sendiri, amal, perbuatan, kebajikan dan suka memberi. Kita mungkin dapat berbuat baik, tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia tidak seorangpun yang luput dari dosa. Sehingga perbuatan, amal dan kebajikan manusia tidak pernah mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian. Keselamatan itu hanya karena anugerah, pemberian Allah semata. Sejak semula Tuhan Allah tidak menghendaki manusia itu jatuh ke dalam kematian, tetapi kembali ke dalam hidup, maka Ia memberikan Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Itulah jalan Allah untuk Membenarkan manusia yang penuh dosa: oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya (Rm. 3:24–25).
4.   Sebelum kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, atau sebelum manusia mengenal Tuhan Yesus, bahwa dunia ini berada di bahwa hukum taurat, berada di bawah dosa dan kematian. Tetapi dengan kedatangan tuhan Yesus manusia dibenarkan sehingga manusia itu berada di bawah kasih karunia. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Rm. 6:12, 14). Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Inti dari anugerah Allah adalah kesediaan menerima di dalam iman. Orang benar diselamatkan hanya karena iman kepada Tuhan Yesus. Pembenaran karena iman itulah sukacita kita. Pembenaran adalah kekuatan sekaligus kasih karunia Allah, sehingga manusia diselamatkan dari kuasa dosa dan maut. Kasih akrunia Allah adalah bagaikan seorang hakim yang memberikan amnesty kepada seseorang yang seharusnya akan dihukum mati. Demikianlah seharusnya manusia tanpa terkecuali akan menerima hukuman kematian, tetapi Alah menjadi penjamin dan pemberi kelepasan, kita diselamatkan, sehingga kita beroleh hidup kembali.
5.      Sebagai umat Tuhan, tidak akan terlepas dari bebagai penderitaan atau kesengsaraan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam persekutuan itu sendiri. Namun sebagai orang percaya memiliki pengharapan, sehingga tidak akan jatuh karena dia berada di dalam Kristus. Kristus menderita di kayu salib adalah kesengsaraan yang dialami Yesus, namun kesengsaraan Yesus tidak berakhir begitu saja, tetapi kesengsaraan itu membawa berkat bagi dunia ini, karena melalui penderitaan-Nya dunia diselamatkan dan diperdamaikan dengan Allah Bapa.
Demikian halnya orang percaya ada kalanya mengalami kesengsaraan, penderitaan. Tetapi sebagai oang percaya tidak akan pernah putus asa menghadapi kesengsaraan. Bagi orang yang tidak beriman bahwa penderitaan itu adalah kekecewaan dan putus asa, tidak berpengharapan; tetapi bagi orang percaya dikatakan:  Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Maka jelaslah bagi orang percaya bahwa kesengsaraan atau penderitaan itu adalah berakhir pada sukacita, oleh karena itu jadikanlah penderitaanmu untuk menimbulkan ketekunan. Dengan kata lain, jika seseorang sedang dalam penderitaan hendaklah ia berdoa, menyerahkan diri kepda Tuhan Yesus yang sudah menyelamatkan dan yang sudah terlebih dahulu mengalami kesengsaraan. Oleh karena itu dikala manusia mengalami penderitaan, Tuhan yesus berkata: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan (Mat. 11:28–30).
Memang pada masa datangnya penderitaan itu adalah sangat menyakitkan, tetapi hendaklah kita beroleh ketekunan untuk menghadapinya, karena dengan ketekunanlah kita beroleh tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Pengharapan adalah suatu kebanggaan; berpengharapan untuk selamat, berpengharapan untuk memperoleh berkat, berpengharapan untuk diselamatkan. Pengharapan kita ada di dalam Kristus, yang sudah menang dari segala penderitaan dan memenangkan kita dari kuasa maut.
6.      Orang percaya akan bersukacita karena ada dalam naungan kasih setia Allah. Sekalipun telah disuarakan Paulus sebelumnya bahwa menjadi Kristen itu adalah sulit karena harus menghadapi berbagai tantangan, sehingga Paulus berkata: bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Ketekunan (Yun, Hupomone), artinya, bukan hanya sabar, tetapi jauh lebih dari sabar, yaitu tetap bersemangan, kejahatan harus dikalahkan. Misalnya, seorang musikus bernama Beet Hoven mengalami sakit tuli, merupakan suatu gangguan yang sangat besar terhadap musikus. Tetapi dia berkata di dalam penyakitnya:  “ Saya akan menyerbu kehidupan ini”.  Artinya, dia memiliki semangat yang luar biasa bahwa dia tidak akan kalah sekalipun tuli. Semangan sedemikian perlu menjadi semangat kita semua, semangat orang percaya. Janganlah kalah oleh karena penderitaan, tetapi semangat trus karrena kita memiliki pengharapan yang hidup yaitu Tuhan Yesus ada
bersama kita.
7.      Ketekunan menimbulkan tahan uji. Ibarat logam, untuk mengetahui kemurniannya harus dibakar dengan api dengan kepanasan ribuan derajat, dari sana akan nyata kemurnia logam tersebut, dan dihasilkan perak murni, dan menjadi kesukaan manusia sepanjang masa. tahan uji pandohan on do dipake tu logam na tahan uji di api, asa ias gabe  perak murni. Molo diadopipe parungkiloni mambahen tahan uji doi gabe jolma na tang mangadopi ragam ni namasa,mamboan ibana lam jenek tu Debata, jala dung lam jenek tu Debata gabe hot ma pangkirimonna. Ido diunjungi si Paulus pandohanna di jamita on   “Ai ndang na murak hita bahenon ni pangkirimon i.”
Molo adong dua halak  mangadopi masalah nasurupa. Disahalak boi do namasai mamboan ibana tu naputus asa, gabe inama ujung ni pangkirimonna. Alai tu nasada nari mamboan tuhamonangan doi jala gabe ido bona ni kejayaan di ibana..  Songon pandohan nisada halak na malo na margoar Lord Reith “ Saya tidak menyenangi Krisis, alai menyenangi kesempatan-kesempatan yang diberikannya.” Ninna ibana. Boi do songoni adopanta diportibion. Molo gabe tu parungutunguton do ujung na gabe mandelema hita. Alai molo barani do hita mangadopi namasai, gabe ido gogonta mangadopi ragam ni hamaolon  alani do hatauon /tahan uji molo di paraktekkon doi dingoluon ima na mamboan tu pangkirimon.  Pangkirimon ni halak Kristen ndang heai  mengecewakan,ala panghirimoni   dibagasan holong ni Debata doi Molo dibagasan Debata do pangkirimon ni jolma   ndanghea di sesatkani ala dihaholongi Debata do hita dibagasan holong na abadi, na nidukung ni huason namanongtong.
8.      Holan asi roha   ido sipangasahonontoni,sipujiongku do Jahowa dung ro na pamanathon i. ninna di B.E. No. 183;3   Asi ni roha do na tapangasahon dingolunta on. Molo didok uju marulaon na badia hita unag pangasahon haburjuonmu, ninna  na marlapatan doi  saluhutna ngolunta on tung so adong  naro sian dirinta sandiri. Alai tung silehonlehon doi tajalo sian Debata. Molo songoni do nunga tung unduk jala serep hita diadopan ni Debata. Ndang adongbearna hita paburnang diri diadopan ni Tuhani. Jala tung so adong do dasarna molo so tapuji ibana ariari..  dipatau do hita manjalo basabasanai   dipatongon do hita tu ngo9lu nasonang dilinggoman ni habongNa, songon posoposoi n alas jala sonang di bortian ni natorasna songoni  naposea   dipatongon tudalan hangoluan sogot asa dohot  hita nampuna upa namanongtong sijaloon ni naporseai.   Molo tung  godangpe parungkilon na taadopi patorashon pangkirimonta mai di Debata, ai ndang hea murak halak na mangkirim tu Debata ala hot do baga-bagana rodi saleleng  ni lelengna.    A m e n.
                                    





Pdt. BDF. Sidabutar, S.Th.
Praeses HKBP Distrik Tebing Tinggi
HP 0816 815756

Tidak ada komentar:

Posting Komentar