Rabu, 23 Februari 2011

Renungan Harian: Mazmur 6 : 9

widgeo.net

Diparate-atehon Ia do tangiangku, jana dioloi Ia pangidoanku.
Mazmur 6 : 9
TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.
Masmur 6 : 10

Orang Kristen yang hidup dalam belas kasihan, dia akan gemar berdoa. Karena dengan berdoa bagi orang lain, adalah wujud belas kasihan yang tulus dan kudus. Menjadi seorang pendoa adalah jabatan yang sangat terhormat,penting,besar dan mulia dimata TUHAN, sekalipun dianggap sepele oleh manusia.Sebab tanpa adanya Anak-Anak ALLAH yang gemar berdoa, pekerjaan-pekerjaan besar dan rencana ALLAH yang luar biasa bagi manusia akan ter-ulur waktunya untuk terjadi dan digenapi.

Alkitab dan khususnya Mazmur-mazmur, mengajak kita menjadikan doa sebagai ungkapan diri kita seutuhnya dan sepenuhnya di hadapan Allah. Doa bukanlah sekedar “kata-kata mantra” untuk menyulap atau mewujudkan sesuatu keinginan, tetapi seluruh ungkapan keberadaan (eksistensi) diri dan hidup kita di hadapan Tuhan. Berdoa berarti membuka pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita yang paling mendalam dan tersembunyi kepada Tuhan. Sebab itu doa pada hakikatnya bukan seni ketrampilan berkata-kata, namun seni mengungkapkan perasaan yang paling dalam di hadapan Tuhan. Dalam doa, yang penting bukanlah “kata yang indah” tetapi “kata yang tepat” menggambarkan isi hati yang terdalam atau realitas hidup si pendoa. Karena itu pertanyaan yang harus kita ajukan: apakah doa kita keluar dari pikiran dan hati yang terdalam, atau cuma kata-kata kosong belaka?

Barangkali jika kita jujur, tidak selamanya dan tidak seluruhnya diri kita ingin kita buka di hadapan Tuhan. Kadang atau selalu ada hal-hal yang ingin kita sembunyikan, agar Tuhan tidak usah “tahu” apalagi mencampurinya. Kadang kita tidak ingin bisnis kita, adat, permainan politik, dan seksualitas kita atau urusan-urusan sangat pribadi lain dicampuri Tuhan sebab itu tidak mau kita beritahu dan sampaikan kepadaNya dalam doa-doa kita. Di sini kita disadarkan tentang pemahaman kekristenan tentang penyatuan ibadah dan hidup sehari-hari: agenda doa harus sama dengan agenda kerja. Apa yang kita doakan itulah yang kita kerjakan. Apa yang kita kerjakan itulah yang kita doakan. Dengan begitu doa bukan sekedar apa yang kita ucapkan, tetapi seluruh hidup kita seutuhnya.


BEA.286 : 1 +4 Beta Martangiang Ma “
Beta martangiang ma hamu naporsaya
Tondi Parbadia ma i ma na hasaya
Tongtong ma ganop jom hita marsimora tu Tuhan Jahowa
Ditangihon Ia do sada martangiang
Mur noma sudena ro na saparlagutan
Ulang so tulus do sude pangidoan,  na tumbuk di Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar