Rabu, 02 Februari 2011

BACAAN ALKITAB: Minggu, 6 Pebruari 2011 --- Roma 1 : 14 – 17

widgeo.net
Minggu 4 Setelah Epiphanias, 6 Pebruari 2011                                                                         Roma 1: 14-17


BERIMAN BERKEHIDUPAN



D
alam sejarah gereja, abad 16 adalah masa krisis dan sekaligus masa pencerahan bagi kekristenan. Pada masa itu Gereja Katolik Roma (GKR) mengimani bahwa manusia dapat selamat jika membeli surat pengakuan dosa dari gereja. Martin Luther yang ahli Kitab Suci memprotes pandangan tersebut. Peristiwa itu kemudian sebagai awal  reformasi gereja. Ada banyak yang mati dalam dalam reformasi itu. Untuk mengetahui peristiwa ini saya sarankan anda untuk menonton CD Film Martin Luther. Ini sangat penting. Karena disitu Martin Luther menekankan peranan iman dalam kehidupan kita yang oleh Martin Luther disebut dengan Hanya karena Iman (SOLA FIDE). Roma 1: 14-17 menjadi salah satu dasar reformasi Luther.
Terus terang, saya harus hati-hati untuk menjelaskan nas ini, karena nas ini adalah inti teologi dari Paulus kepada orang Roma. Sekaligus ini juga inti pengajaran orang Kristen. Sebenarnya bisa dibutuhkan satu skripsi untuk menjelaskan ini. Namun jika melihat kisah Abraham, akan sangat membantu kita memahami nas ini.
Bila kita membaca secara seksama kisah Abraham (Kej. 22), seakan kita melihat Tuhan yang aneh dan Abram yang aneh. Ketika itu Abram hidup dalam kebercukupan dan sejahterah bersama sanak saudaranya. Tiba-tiba Tuhan memanggil Abram untuk pergi ke luar dan meninggalkan keluarganya menuju negeri antabrantah yang belum diketahui keadaannya. Aneh memang, betapa teganya Tuhan menyuruh Abraham meninggalkan kebahagian yang dengan susah payah didapatkannya. Namun, sungguh aneh juga, Abram justru tanpa menolak sedikitpun, menyetujui untuk pergi. Ia juga dijanjikan akan menjadi bangsa yang besar yang tinggal di daerah yang menyenangkan dan berkecukupan. Apa iya? Sebenarnya kalau ada yang sudah pasti nyaman kenapa mesti harus mencari yang tidak pasti nyaman. Lihatlah, lama benar Abraham belum kunjung mendapat sejengkal tanah dan seorang anak. Umurnya sudah 100 tahun alias sudah peyot. Rahim Sarah sudah tutup. Tapi ia tidak bimbang atas janji Tuhan itu. Dia terus mengembara.
Namun, akhirnya Tuhan memberikan dia Ishak. Situasi ini sangat menyenangkan Abraham. Namun kesenangan itu tidak berlansung lama. Kembali kita melihat Tuhan yang aneh dan seakan kejam. Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban sembelihan. Anak simata wayang harus diserahkan. Tapi lebih aneh lagi, Abraham menyetujui untuk mempersembahkan anaknya. Kalau jumpa yang aneh dengan yang aneh, apakah  hasilnya? Orang akan bingung. Ternyata Tuhan ingin menguji Abraham dan Abraham lulus. Akhirnya keturunan Abraham menjadi bangsa yang besar dan tinggal di tanah yang menakjudkan. Kenapa bisa? Jawabnya Sola fide, hanya dengan iman.
Imanlah yang menggerakkan ia meninggalkan kemapanan. Karena ia percaya Tuhan akan memberikan yang lebih mapan. Imanlah yang membuat Abraham yakin di depannya terletak hamparan tanah tempat tinggal ia dan keturunannya. Dengan mata imannya, ia melihat keturunannya menjadi bangsa yang besar. Iman yang membuat dia tega hendak menyembelih anaknya. Karena ia tahu, itu adalah pemberian Tuhan. Jadi ia sepenuhnya percaya kepada perintah dan firman Tuhan. Oleh karena imannya  Abraham disebut dengan BAPAK ORANG PERCAYA. Abraham dan keturunannya menjadi besar hanya karena iman. Bukan karena perbuatan baik mereka tetapi karena iman. Jadi benar kata  Paulus, ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN (Rm. 1:17).
Bagaimanakah iman dapat memberi kehidupan? Keyakinan akan Injil Tuhan, keyakinan bahwa Tuhan akan menolong diri kita serta keyakinan bahwa Tuhan akan membawa kita kepada kehidupan kekal. Dalam iman, sesuatu yang tidak mungkin bagi kita, adalah mungkin terjadi bagi Tuhan. Ajakan dan kehendak Tuhan pada diri kita sering sulit dilakukan, karena acap kali tidak sesuai dengan keinginan sendiri. atau sering berlawanan dengan kehendak hati. Namun sebenarnya apa yang Tuhan sampaikan kepada kita adalah suatu kebenaran, bukan penyesatan. Justru bisa jadi kehendak kita itulah yang sesat. Dan jika ngotot untuk diteruskan akan semakin jatuh ke dalam kesesatan.
Saat ini banyak orang yang lebih yakin kepada yang lain selain kepada Tuhan. Menjadi materialisme. Orang yakin hanya materi yang dapat menyelamatkan hidup dan memberikan kesenangan. Diyakini hanya materi yang dapat menjauhkan diri dari kemelaratan. Akhirnya orang memburu materi demi ketenangan dan kenyamanan hidup. Terjadinya krisis ekonomi atau krisis finasial saat ini bisa membuktikan bahwa materi sangat penting. Penting memang, tapi kita tidak dapat bersandar padanya.
Strategi iblis: menawarkan seolah-olah membawa nikmat, tau-taunya membawa laknat. Seolah-olah menuju sorga, tau-taunya membawa menuju neraka.  Istilah Eka Darma Putera, kita dibuat oleh Iblis seperti ayam potong: dimanja, disenang-senangin, hidup tenang,  tetapi ujungnya: sreet.. Mati dipotong. Ini adalah strategi ampuh iblis yang membuat kita meninggalkan Tuhan. Kita dibuat merasa aman, semua beres, tidak ada ancaman dan bahaya. Oleh karena itu tidak perlu lagi Tuhan. Berbeda dengan strategi Tuhan, memperlakukan kita seperti ayam laga: keras, disiplin, penuh perjuangan, berat, ketat. Sebesar apapun tantangan, akan dihadapi karena sejak kecil sudah dilatih jadi petarung. Keinginan Tuhan sungguh berat dan melelahkan, namun yakinlah justru di dalam kelelahan itu kita mendapat kekuatan, di dalam kekecilan itu kekuatan keluar melebihi fisiknya (lihat kisah Daud vs Goliat). Intinya, iman atau keyakinan membawa penyertaan Tuhan 
Orang percaya akan mengatakan bahwa dirinya akan memiliki kemenangan dan keselamatan walaupun belum terlihat atau walaupun saat ini kondisinya hampir-hampir kalah atau tidak ada tanda-tanda keluar dari penderitaan. Justru di saat itu iman dinampakkan dan memiliki kekuatannya. Kekuatannya adalah pemberian keselamatan dari Tuhan. Keselamatan menjadi milik kita karena Tuhan memberikannya. 
Pertanyaan penting sekarang, bagaimana dengan dosa-dosa kita? barangkali hampir tiap hari kita melakukan dosa. Bahkan ketika berada di kebaktian di gereja, kita juga melakukan dosa. Jika demikian apakah itu tidak menghambat kita untuk beroleh keselamatan. Atau apakah perbuatan baik akan menyelamatkan kita? Jawabnya tidak, karena hanya oleh kasih karunia Tuhan. Perbuatan baik tidak bisa menghapuskan dosa kita atau menyelamatkan kita. Seandainya Tuhan membenarkan manusia berdasarkan perbuatan baik, maka tidak seorangpun yang bisa benar dihadapan Tuhan karena semua orang telah berbuat dosa (Rm. 3:23). Oleh sebab itu tidak usah kita bermegah karena kebaikan kita. Yang dibutuhkan untuk keselamatan adalah percaya kepada pembenaran Tuhan.

Kebenaran Allah yang dikaruniakan kepada setiap orang yang percaya dimaksudkan untuk mendorong dia pada iman yang lebih dalam. Itu sebabnya dikatakan “iman dan memimpin kepada iman”. Karena iman maka kita diselamatkan dari hukuman Allah yang kekal, kita dibenarkan (sebagai suatu status yang dikaruniakan). Dan semua ini dimaksudkan untuk membawa kita kepada iman, sehingga kita boleh mengalami kekuatan Allah yang juga meluputkan kita dari murka Allah yang sekarang dinyatakan atas segala kefasikan manusia. Kebenaran Allah dinyatakan di dalam Injil Kristus, mulai saat orang percaya kepada Kristus. Dan kebenaran Allah dinyatakan lagi di dalam Injil Kristus, karena orang itu diharapkan untuk mengembangkan imannya kepada Kristus (sehingga dia mengalami kekuatan Allah karena dia menghayati kebenaran Allah, dan dia diluputkan dari akibat dosa dalam kehidupan manusia.)
Namun orang yang telah mengetahui kekuatan Injil akan menjadi “Orang Yang Berutang”. Kenapa? Karena Kristus telah mempercayakan diri anda untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Mereka juga memiliki hak untuk selamat oleh kekuatan Injil. Mereka juga ingin memiliki kehidupan yang sesungguhnya. Sebelum Injil itu sampai kepada mereka, maka anda masih orang yang berhutang. Tentu tidak enak menjadi orang yang berhutang. Namun lebih dari itu, anda menjadi berutang karena telah mengetahui bahwa iman itu dapat menyelamatkan anda atau seperti seruan sebuah iklan..”buat hidup makin hidup”. Inilah yang mendorong anda agar orang lain juga dapat memperoleh dan merasakannya. Jangan biarkan diri anda semakin memikul banyak hutang. Beritakanlah Injil keselamatan itu kepada semua orang tanpa membeda-bedakan orang, agar mereka juga memiliki hidup. Jadi beriman akan berkehidupan.




Pdt Enig Sonatha Aritonang, M.Th.
HP 0814 10332421


Tidak ada komentar:

Posting Komentar