Selasa, 01 Februari 2011

PENGAMPUNAN : Matius 6:14-15

widgeo.net


PENGAMPUNAN
Matius 6:14-15


Apakah saya masih mungkin diampuni? Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita belum berjalan melenceng terlalu jauh? Bagaimana kita dapat menyakini bahwa kita belum membuat diri kita terampuni di hadapan Allah? Jawabannya tidak ditemukan dalam kemampuan kita untuk melupakan segala kesalahan kita, atau dalam kemampuan kita untuk mengampuni diri sendiri, atau bahkan dalam kemampuan kita untuk merasa diampuni. Jawabannya dapat ditemukan dalam jangkauan Allah yang sedemikian besar untuk menanggung penderitaan dan hukuman yang layak kita terima.

"Mengampuni dan melupakan" kesalahan orang lain. Segampang itukah? Seorang istri yang sering disiksa oleh suaminya berkata "Dia telah begitu melukai perasaan saya. Bagaimana mungkin saya dapat memaafkan segala perbuatannya? "Seorang anak yang tidak diperhatikan oleh ayahnya selama bertahun-tahun berkata, "Mengapa saya harus memaafkan perbuatan tersebut?". Seorang pemakai obat bius yang ingin merubah jalan hidupnya berkata, "Apakah Tuhan benar-benar akan mengampuni segala perbuatan yang pernah kulakukan?

Arti pengampunan
Secara umum perkataan “ampun” bermakna membersihkan, memaafkan, membatalkan hutang. Bila kita membuat kesalahan kepada orang, kita meminta maaf supaya hubungan dengannya dapat dipulihkan. Pengampunan dosa bukan diberikan karena orang itu patut diampuni. Pengampunan dosa ialah suatu tindakan kasih sayang, belas kasihan dan rahmat. Pengampunan ialah suatu keputusan untuk tidak mengambil tindakan hukum kepada seseorang, walaupun dia telah membuat salah kepada kita.
Dalam Kamus Universal Oxford pengampunan adalah: (a) Perbuatan mengampuni; keadaan atau hakikat diampuni, (b) Perangai atau kesediaan untuk mengampuni. Maka pengampunan dipahami sebagai keadaan saling membalas dan juga sebagai perangai atau keadaan pemikiran. Akal pikiran itu sendiri harus bersifat mengampuni.
Jika kita mengampuni (forgive), maka pengampunan itu menjadi telah mengampuni (forgave). Ia terdiri dari dua kata FOR dan GIVE (v) yang berarti: (a) Untuk memberi atau menganugerahkan, (b) Mengalah, berhenti menyimpan (dendam dsb), (c) Mengampuni (hutang); melepaskan tuntutan balasan, mengampuni (kesalahan)…, (d) Melepaskan dendam terhadap, mengampuni (seorang yang bersalah). Juga (kini jarang) meninggalkan tuntutan terhadap seorang yang berhutang, (e) Membuat alasan untuk atau memberi penghormatan yang terlalu baik…

Kebutuhan Akan Pengampunan
Alkitab berkata bahwa kita semua memerlukan pengampunan dosa dari Tuhan. Kita semua telah berbuat dosa. Pengkhotbah 7:20 mengatakan, “ Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!” Dan jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita (1Yoh.1:8). Semua dosa adalah perbuatan menentang Tuhan (Mazmur 51:4). Akibatnya, kita memerlukan pengampunan Tuhan. Pengampunan adalah hak istimewa Tuhan (Mzm.130:4; Dan.9:9). Jika dosa kita tidak diampuni, kita akan menderita selama-lamanya (Mat.25:46; Yoh. 3:36).
Maka pengampunan sebenarnya adalah tindakan menyerah. Kita menyerahkan hak kita untuk mengampuni kesalahan orang lain. Apabila kita mengampuni kita berhenti menyimpan perasaan tidak baik terhadap seseorang. Kita membuang rasa benci dan duka. Memang pengampunan tidak datang dengan sendirinya dari diri kita tetapi kita dapat melakukannya dengan pertolongan Tuhan. Pengampunan memerlukan waktu untuk membentuk belas kasihan. Semakin kita membenci, semakin sukar untuk mengampuni. Namun pengampunan adalah penting sekali untuk kesehatan emosi dan rohani.
Aspek penting dalam memahami pengampunan adalah bahwa perbuatan yang memerlukan pengampunan ialah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan. Oleh karena itu setiap kita melakukan dosa maka kita memerlukan pengampunan Tuhan. Misalnya Daud memohon, “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!” (Mzm.51:4).
Karena Allah membenci dosa, harga sebuah pengampunan sangatlah tinggi. Alkitab menuliskan beberapa syarat untuk pengampunan:
  • Pengorbanan. Ibrani 9:22 berkata tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan." Dalam Perjanjian Lama diperlukan korban domba yang tak bercacat untuk meredakan murka Allah. Yesus, Anak Allah yang tak berdosa, mati di kayu salib dan menjadi korban penebusan dosa. Yesus membayar pengampunan bagi kita ketika mati di kayu salib (1 Petrus 3:18a; Efesus 1:7).
  • Mengampuni sesama. Syarat untuk pengampunan dosa adalah mengampuni sesama. 1Korintus 13:5 berkata "Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain". Ingat bahwa Amsal 17:9 mengajarkan pada kita bahwa sahabat sejati mengampuni. Allah juga menjadikan mengampuni sesama sebagai syarat untuk menerima pengampunan dariNya. (Bd.Mat. 6:14,15; Ef. 4:32)
  • Pengakuan Dosa. Kita harus mengakui dosa kita pada Allah jika ingin hubungan kita dengan Dia dipulihkan. Melihat kebutuhan akan pengampunan, kita mengetahui dosa dapat memisahkan hubungan kita dengan Allah. Pengakuan adalah jalan untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah, karena walau kita tidak setia, Ia tetap setia (2 Timotius 2:13). "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yoh 1:9)
  • Bertobat. Kita harus memutuskan untuk berubah, berpaling dari dosa kita."Karena itu beginilah jawab Tuhan :"Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan dihadapanKu." (Yeremia 15:19a)
Kita harus mengampuni orang lain
Kita akan diampuni oleh Tuhan bila kita mengampuni orang lain (Mrk.11:25-26; Luk.11:4; Mat.6:12-15). Maka hubungan setiap orang dengan Tuhan tergantung secara langsung pada hubungan mereka dengan sesamanya sendiri. Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya (1Yoh.4:20). Kita harus mengampuni orang lain karena Tuhan telah mengampuni kita demi Kristus. Kristus telah diutus untuk mendamaikan kita dengan Tuhan. Oleh karena Kristus telah mengampuni kita dalam kematianNya, begitu juga kita harus mengampuni sesama kita. Kita harus memandang orang lain sebagaimana Tuhan memandang kita.
Menyimpan dendam mengakibatkan lebih banyak kerusakan psikologi bagi kita. Dendam mengganggu pertumbuhan rohani dan hubungan kita dengan Tuhan. Rasa benci dan dendam, menghalangi Roh Kudus berdiam di dalam kita atau bekerja di dalam kita. Oleh karena itu kita perlu membersihkan kebencian dan kejahatan dari hati kita agar Roh Kudus tinggal di dalam kita. Kita harus mengoyakkan hati kita, yang melambangkan pertobatan (Yoel 2:13; Mrk.11:25).
Pengampunan adalah untuk memberi dan menerima (2Kor.5:19). Rasul Petrus tahu betapa sukarnya untuk mengampuni dan Petrus bertanya kepada Kristus berapa kali sepatutnya mengampuni  (Mat.18:22, bd. Yes.50:6 dan Rat.3:30). Tuhan memang dapat mengampuni dan melupakan (Yeremia 31:34 dan Mazmur 103:12) namun Alkitab tidak menyuruh kita untuk melupakan dosa dan kesalahan kita. Jadi ingat – Berbuat salah adalah sifat manusia. Mengampuni adalah sifat ilahi. Perkara paling sukar adalah untuk mengampuni diri kita sendiri. Apabila suatu dosa atau kesalahan dibereskan dalam pertobatan, maka Tuhan mengampuni kita. Kita harus menerima pengampunan itu. Namun jangan lagi mengulanginya agar kita tidak terus merasa bersalah.
Contoh-contoh Pengampunan dalam Alkitab
1.      Esau mengampuni Yakub (Kej.33:4).
2.      Yusuf mengampuni saudara-saudaranya (Kej.45:5,15).
3.      Daud telah mengampuni Saul. Daud melepaskan Saul karena Saul adalah orang yang diurapi Tuhan (1Sam.24:10-12, 23; 26:9).
4.      Yesus mengampuni musuh-musuhnya (Luk.23:34).
5.      Pengampunan para pemimpin dan rakyat diperoleh melalui perantaraan Nabi-nabi dan para imam.. Yerobeam telah dipulihkan melalui perantaraan para nabi (1Raja 13:6).
6.      Paulus mengampuni saudara seiman dalam nama Yesus Kristus (2Kor.2:10).

Hasil dari Pengampunan
Alkitab menjanjikan beberapa hal atas pengampuan:
  • Kebahagiaan. Tuhan memberkati orang yang diampuniNya. "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan dan yang tidak berjiwa penipu." (Mazmur 32:1-2)
  • Allah tidak lagi mengingat kesalahan kita. Hasil dari pengampunan adalah Allah tidak mengingat kesalahan kita. Karena darah Kristus telah menutupi dosa kita, Allah tidak mengingat-ingat dosa kita. "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu." (Yesaya 43:25)
  • Allah mengangkat kita dari dosa. "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita" (Mazmur 103:12)
  • Kita dapat mengampuni diri sendiri. Saat kita diampuni, kita dapat mengampuni diri kita sendiri. "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari pada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Yesus Kristus." (Filipi 3:13,14)


Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar