Jumat, 04 November 2011

Bacaan Minggu Advent I, 27 Nopember 2011: Zakharia 9 : 9 - 14

widgeo.net
Minggu Advent I, 27 Nopember 2011                                                                                  Zakharia 9 : 9 - 14

“SAMBUTLAH RAJA DAMAI”
 


K
ita berada di dalam Minggu advent arti-Nya menunggu, mengharapkan kedatangan Tuhan di dalam kehidupan kita. Dan hal itulah yang diharapkan bangsa Israel waktu itu sewaktu mereka masih di pembuangan. Mereka mengharapkan kedatangan Raja Mesias untuk membebaskan mereka. Allah melalui nabi-Nya sebagai penyambung lidah memberitakan agar bangsa-Nya bersoraksoarai.
Berita kehancuran musuh adalah suatu alasan yang paling tepat untuk bersukacita, alasan penyebab yang lain Raja Mesias akan memasuki kota untuk bersama-sama dengan umat-Nya untuk  merayakan hari kemenangan itu. Ada sesuatu yang tidak biasa di dalam nas ini, dimana kalau raja memasuki kota tunggangan-Nya adalah kuda, dan raja muncul dengan kemegahan. Tetapi di sini Mesias Raja muncul dengan tunggangan keledai dan dengan kerendahan hati. Ada suatu paradoksial dengan keadaan yang biasa. Tentu ada yang lain yang dimaksudkan yaitu di dalam membangun kerajaan Mesias itu bukan berdasarkan keperkasaan dan kekuatan senjata duniawi (bd. Zak. 4:6). Raja Mesias itu datang dengan kerendahan dan kelemahlembutan. Berarti Allah datang sebagai Mesias dengan cara-Nya sendiri.
Apakah cara manusia yang diikuti Allah, bukan, manusia menginginkan peperangan dengan senjata, kekuatan militer, tetapi Allah datang dengan damai sejahtra, jika Allah datang dengan kerendahan hati, tetapi Dialah Panglima jaya.
Orang Israel mengharapkan supaya seorang Raja damai akan datang, dan sebagai orang Kristen kita dapat mengatakan bahwa Raja Damai itu adalah Yesus Kristus, pertama Raja damai itu akan mendamaikan umat-Nya sendiri. Dia akan memerintahkan Epharaim dan Yerusalem, yaitu Israel Utara dan Israel Selatan dan itu berarti kembali dipersatukan. Selama beberapa abad orang Israel berpisah menjadi dua kerajaan dan kedua kerajaan ini sering berperang satu dengan yang lain, tetapi ada satu pengharapan bahwa kedua kerajaan itu akan diperdamaikan oleh Raja Damai. Perselisihan-perselisuhan di antara kedua kerajaan akan hidup bersama dengan rukun.
Dan semasa Yesus memang hidup diatas bumi, Dia memang mengadakan perdamaian diantara murid-Nya. Termasuk Matius/pemungut cukai dan Simon Zelot. Seorang yang bekerja untuk Romawi dan seorang kelompok Yahudi yang melawan kerajaan Romawi yang sangat fanatik. Jika Matius bertemu dengan Simon sebelum menjadi murid pasti mereka cakar-cakaran, tetapi setelah keduanya menjadi murid mereka dapat bekerja sama dan saling diperdamaikan.
Yesus mulai mendirikan umat baru, dan ada damai di antara mereka. Di samping itu Yesus masih tetap mengadakan damai itu, di dalam Dewan Gereja sedunia, anggotanya banyak berdatangan dari Negara yang bermusuhan dan berseberangan. Juga gereja kita semuanya dari banyak perbedaan akhirnya bisa bersatu di dalam Gereja.Semuanya itu adalah tanda damai dari Yesus Kristus. Tetapi biarpun sudah ada damai diantaranya sering persahabatan, persaudaraan di dalamnya sering rusak dan mengalami kemunduran. Orang Kristen sering sombong, hanya mementingkan dirinya sendiri. Orang Kristen sering bertengkar dan berselisih soal jabatan, soala uang atau soal-soal kecil lainnya. Sehingga jatuh di dalam dosa yang akhirnya merusak persekutuan mereka.
Jika demikian kita harus mengingat sifat Raja Mesias, Raja damai mengendarai seekor keledai. Atau dengan perkataan lain sangat rendah hati. Yesus adalah Raja Damai yang bukan lahir di istana yang mewah, sebaliknya dipalungkan di dalam palungan, karena tidak ada tempat di rumah penginapan. Yesus dilahirkan di tempat yang sangat hina. Dan kerendahan hati merupakan sifat Yesus semasa di dunia. Pada malam terakhir dia melayani pembasuhan kaki murid-Nya yakni melayani mereka secara rendah hati. Raja damai adalah rendah hati dan lemah lembut seakan-akan sifat yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Maka jika ada di antara kita yang sombong marilah kita memaknai sifat dari Yesus itu di dalam hidup kita.
Allah datang bukan dengan kekuatan senjata, alat-lat perang, tetapi dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan, tetapi biarpun demikian kita akan melihat kedatangan kembali di dalam kilat dan dengan membunyikan sangkakala sebagai tanda kebesaran-Nya. Karena itu sambutlah Raja Damai itu di dalam hidupmu. Amin.



Pdt. Armada Sitorus, M.Th.
HP 0813 10464947

Tidak ada komentar:

Posting Komentar