Rabu, 17 Juni 2015

Jamita Minggu, 26 Juli 2015: 2 Raja - raja 4 :42 – 44



"Percaya dan Yakin akan
Kuasa TUHAN" 


2 Raja - raja 4 :42 – 44                            Minggu, 26 Juli 2015


I.    Pendahuluan

E
lisa merupakan nama nabi Israel pada abad 9 SM yang dalam Perjanjian Lama ditulis 'elisya', yang artinya 'Allah ialah keselamatan' atau 'Allah itu Juruselamat'. Segala sesuatu yang dapat diketahui mengenai latar belakang Elisa disajikan dalam 1 Raja-raja 19:16, 19-21. Tidak diceritakan mengenai umurnya atau tempat lahirnya, tapi kita dapat menduga bahwa ia berasal dari Abel-Mehola (Tell Abu Sifri) di lembah Yordan, dan bahwa ia masih muda tatkala Elia memilih dia. Bahwa dia anak dari suatu keluarga mampu agaknya benar. Jika kita memberi penanggalan pada masa pelayanannya dari saat pemanggilannya, maka pelayanan itu meliputi pemerintahan Ahab, Ahazia, Yoram, Yehu, Yoahas dan Yoas, suatu masa lebih 50 tahun. Cerita-cerita tentang pelayanannya disajikan dalam 1 Raja-raja 19; 2 Raja-raja 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 13; dan meliputi 18 deret peristiwa. Tak dapat dipastikan urutan waktu seluruhnya, karena jelas ada yg kosong' dalam urutan kejadian-kejadian (misalnya dalam 2 Raja-raja 6:23 dengan 2 Raja 6:24; 5:27 dengan 2 Raja-raja 8:4-5; 13:13 dengan 2 Raja-raja 13:14 dab). Suasana peristiwa-peristiwa ini tidak setegang seperti suasana pertempuran antara ibadah Yahweh dan ibadah Baal, yang terdapat pada zaman Elia. Elisa melayani sebagai pimpinan suatu golongan nabi dan pelayanannya terdiri dari pertunjukan tanda dan mujizat, baik dalam rangka perseorangan maupun dalam rangka nasional. Elisa dapat kelihatan sebagai semacam pelihat dalam tradisi Samuel, yang didatangi para petani dan raja untuk minta bantuan.

II.   Penjelasan Teks
a. Ayat 42
Seseorang dari Baal-Salisa atau Bet-salisa, "Rumah dari Tiga Lembah" (bnd 1 Samuel 9:4), di dekat Gilgal. Rupanya orang yang datang dari Baal-Salisa menolak untuk memberikan persembahannya kepada para imam dan suku Lewi yang buruk akhlaknya (bnd 1 Raja-raja 12:28-31); sebaliknya, karena dirinya seorang saleh, ia membawa persembahannya kepada nabi-nabi Tuhan yang sejati, mereka yang setia kepada firman dan tugas-tugas perjanjian. Pemberian itu memenuhi kebutuhan para nabi. Tentu saja yang mereka persembahkan adalah roti hulu hasil atau buah sulung sebagaimana diaturkan dalam Bilangan 18:13 dan Ulangan 18:4. Karena tidak ada imam dan orang Lewi di Israel, orang ini tetap mempertahankan semangat melaksanakan upacara-upacara yang diwajibkan.

b. Ayat 43
Berikanlah kepada orang-orang itu. Sang nabi mengenali dan menerima makanan itu sebagai berkat Allah bagi orang-orang itu dan bukan bagi dirinya dan hambanya. Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya. Makanan itu akan cukup dan akan ada sisanya. Dengan demikian Tuhan menunjukkan bahwa kekuasaan dan pemeliharaan-Nya senantiasa cukup-dan bahkan mungkin melebihi yang kita butuhkan, jadi Ia meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu ragu-ragu menentang kejahatan serta berusaha mencabut kejahatan itu hingga ke akar-akarnya.

III.   Penutup
Bila Kristen masa kini ditanya: "Mengapa kamu yakin bahwa Allah akan memelihara kamu melalui segala kesulitan?" Jawabannya dapat bermacam-macam. Namun bila pertanyaan ini kita tujukan kepada Elisa, maka jawabannya adalah "Sejarah sudah membuktikan bahwa Allah senantiasa memelihara hamba-Nya, dan tentunya juga akan memelihara aku."

Jawaban Elisa ini merupakan dasar bagi sikap dan tindakan dia ketika menghadapi kelaparan yang melanda Gilgal, sementara itu serombongan nabi datang menemuinya. Dia tidak bingung, panik, atau cemas menghadapi situasi demikian. Sebaliknya, ia malah menyuruh hambanya untuk menaruh kuali yang paling besar dan memasak sesuatu dalam jumlah besar. Dalam situasi normal, permintaan Elisa bukanlah perkara yang besar, namun dalam keadaan kelaparan melanda seluruh negeri maka permintaan Elisa bukanlah perkara kecil. Lalu ketika bujangnya mengumpulkan sulur-suluran dan labu liar-tanaman yang tidak mereka kenal, Elisa pun tidak menolak. Bahkan ketika para nabi berteriak-teriak karena tanaman itu beracun, Elisa dengan tenangnya meminta tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga makanan yang beracun itu menjadi tawar dan enak!

Sikap dan tindakan Elisa ini pasti berdasarkan pemeliharaan Allah terhadap Elia melalui burung gagak, seekor binatang yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia. Tanaman liar dan beracun yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia tentunya dapat dipergunakan Allah untuk memelihara hamba-Nya. Demikian juga peristiwa memberi makan 100 orang adalah mirip dengan peristiwa dimana Elia dipelihara melalui janda Sarfat. Elisa yakin bahwa Allah berbuat seperti yang pernah diperbuat-Nya kepada hamba-Nya Elia. Elisa melihat sejarah sebagai bukti bahwa Allah peduli dan sanggup memelihara umat-Nya, dan berdasarkan sejarah itu pula maka Elisa mempunyai keyakinan yang teguh untuk melandasi sikap dan tindakannya.

Alkitab penuh dengan fakta sejarah. Allah telah membuktikan bahwa Ia peduli dan sanggup memelihara umat-Nya sepanjang zaman. Seharusnya kita pun mempunyai keyakinan seperti Elisa di dalam menghadapi segala ancaman dan kesulitan yang mengelilingi kita, karena keyakinan inilah yang akan melandasi sikap dan tindakan kita..

Pdt. Sofian M. Pane, S.Th
Melayani di GKPA Resort Padangbolak
widgeo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar