"Percaya
dan Yakin akan
Kuasa
TUHAN"
2
Raja - raja 4 :42 – 44 Minggu,
26 Juli 2015
I.
Pendahuluan
lisa
merupakan nama nabi Israel pada abad 9 SM yang dalam Perjanjian Lama ditulis
'elisya', yang artinya 'Allah ialah keselamatan' atau 'Allah itu Juruselamat'.
Segala sesuatu yang dapat diketahui mengenai latar belakang Elisa disajikan
dalam 1 Raja-raja 19:16, 19-21. Tidak diceritakan mengenai umurnya atau tempat
lahirnya, tapi kita dapat menduga bahwa ia berasal dari Abel-Mehola (Tell Abu
Sifri) di lembah Yordan, dan bahwa ia masih muda tatkala Elia memilih dia.
Bahwa dia anak dari suatu keluarga mampu agaknya benar. Jika kita memberi
penanggalan pada masa pelayanannya dari saat pemanggilannya, maka pelayanan itu
meliputi pemerintahan Ahab, Ahazia, Yoram, Yehu, Yoahas dan Yoas, suatu masa
lebih 50 tahun. Cerita-cerita tentang pelayanannya disajikan dalam 1 Raja-raja
19; 2 Raja-raja 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 13; dan meliputi 18 deret peristiwa.
Tak dapat dipastikan urutan waktu seluruhnya, karena jelas ada yg kosong' dalam
urutan kejadian-kejadian (misalnya dalam 2 Raja-raja 6:23 dengan 2 Raja 6:24;
5:27 dengan 2 Raja-raja 8:4-5; 13:13 dengan 2 Raja-raja 13:14 dab). Suasana
peristiwa-peristiwa ini tidak setegang seperti suasana pertempuran antara
ibadah Yahweh dan ibadah Baal, yang terdapat pada zaman Elia. Elisa melayani
sebagai pimpinan suatu golongan nabi dan pelayanannya terdiri dari pertunjukan
tanda dan mujizat, baik dalam rangka perseorangan maupun dalam rangka nasional.
Elisa dapat kelihatan sebagai semacam pelihat dalam tradisi Samuel, yang
didatangi para petani dan raja untuk minta bantuan.
II.
Penjelasan Teks
a.
Ayat
42
Seseorang
dari Baal-Salisa atau Bet-salisa, "Rumah dari Tiga Lembah" (bnd 1
Samuel 9:4), di dekat Gilgal. Rupanya orang yang datang dari Baal-Salisa
menolak untuk memberikan persembahannya kepada para imam dan suku Lewi yang
buruk akhlaknya (bnd 1 Raja-raja 12:28-31); sebaliknya, karena dirinya seorang
saleh, ia membawa persembahannya kepada nabi-nabi Tuhan yang sejati, mereka
yang setia kepada firman dan tugas-tugas perjanjian. Pemberian itu memenuhi
kebutuhan para nabi. Tentu saja yang mereka persembahkan adalah roti hulu hasil
atau buah sulung sebagaimana diaturkan dalam Bilangan 18:13 dan Ulangan 18:4.
Karena tidak ada imam dan orang Lewi di Israel, orang ini tetap mempertahankan
semangat melaksanakan upacara-upacara yang diwajibkan.
b. Ayat 43
Berikanlah
kepada orang-orang itu. Sang nabi mengenali dan menerima makanan itu sebagai
berkat Allah bagi orang-orang itu dan bukan bagi dirinya dan hambanya. Orang
akan makan, bahkan akan ada sisanya. Makanan itu akan cukup dan akan ada
sisanya. Dengan demikian Tuhan menunjukkan bahwa
kekuasaan dan pemeliharaan-Nya
senantiasa cukup-dan bahkan
mungkin melebihi yang kita butuhkan, jadi
Ia meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu ragu-ragu menentang kejahatan serta
berusaha mencabut kejahatan itu hingga ke akar-akarnya.
III.
Penutup
Bila
Kristen masa kini ditanya: "Mengapa kamu yakin bahwa Allah akan memelihara
kamu melalui segala kesulitan?" Jawabannya dapat bermacam-macam. Namun
bila pertanyaan ini kita tujukan kepada Elisa, maka jawabannya adalah
"Sejarah sudah membuktikan bahwa Allah senantiasa memelihara hamba-Nya,
dan tentunya juga akan memelihara aku."
Jawaban
Elisa ini merupakan dasar bagi sikap dan tindakan dia ketika menghadapi
kelaparan yang melanda Gilgal, sementara itu serombongan nabi datang
menemuinya. Dia tidak bingung, panik, atau cemas menghadapi situasi demikian.
Sebaliknya, ia malah menyuruh hambanya untuk menaruh kuali yang paling besar
dan memasak sesuatu dalam jumlah besar. Dalam situasi normal, permintaan Elisa
bukanlah perkara yang besar, namun dalam keadaan kelaparan melanda seluruh
negeri maka permintaan Elisa bukanlah perkara kecil. Lalu ketika bujangnya
mengumpulkan sulur-suluran dan labu liar-tanaman yang tidak mereka kenal, Elisa
pun tidak menolak. Bahkan ketika para nabi berteriak-teriak karena tanaman itu
beracun, Elisa dengan tenangnya meminta tepung dan melemparkannya ke dalam
kuali sehingga makanan yang beracun itu menjadi tawar dan enak!
Sikap dan
tindakan Elisa ini pasti berdasarkan pemeliharaan Allah terhadap Elia melalui
burung gagak, seekor binatang yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi
manusia. Tanaman liar dan beracun yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi
manusia tentunya dapat dipergunakan Allah untuk memelihara hamba-Nya. Demikian
juga peristiwa memberi makan 100 orang adalah mirip dengan peristiwa dimana
Elia dipelihara melalui janda Sarfat. Elisa yakin bahwa Allah berbuat seperti
yang pernah diperbuat-Nya kepada hamba-Nya Elia. Elisa melihat sejarah sebagai
bukti bahwa Allah peduli dan sanggup memelihara umat-Nya, dan berdasarkan
sejarah itu pula maka Elisa mempunyai keyakinan yang teguh untuk melandasi
sikap dan tindakannya.
Alkitab penuh
dengan fakta sejarah. Allah telah membuktikan bahwa Ia peduli dan sanggup
memelihara umat-Nya sepanjang zaman. Seharusnya kita pun mempunyai keyakinan
seperti Elisa di dalam menghadapi segala ancaman dan kesulitan yang
mengelilingi kita, karena keyakinan inilah yang akan melandasi sikap dan
tindakan kita..
Pdt. Sofian M.
Pane, S.Th
Melayani di
GKPA Resort Padangbolak
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar