Rabu, 17 Juni 2015

Sibasaon Minggu, 26 Juli 2015: Yohanes 6:1-21



"Percaya dan Yakin akan
Kuasa TUHAN"
Yohanes 6:1-21
Minggu, 26 Juli 2015




I.    Pendahuluan
A
lkitab menggunakan beberapa kata Ibrani, Aram dan Yunani untuk mengartikan pekerjaan Allah yg hidup dalam alam dan sejarah. Semuanya diterjemahkan 'tanda' atau 'mujizat’. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pekerjaan Allah itu adalah:

1.     Ganjil, ajaib; diungkapkan dengan mengasalkannya dari kata Ibrani berakar pl', 'berbeda', khususnya partisipium nifla'ot (ump. Keluaran 15:11*; Yosua 3:5); berasalkan kata Aram temah (ump. Daniel 4:2-3; 6:26), dan berasalkan kata Yunani teras (ump. Kisah Para Rasul 4:30; Roma 15:19).
2.    Berkuasa, berkekuatan; diungkapkan dengan kata Ibrani gevura (ump. Mazmur 106:2; 145:4) dan kata Yunani dunamis (ump. Matius 11:20; 1 Korintus 12:10; Galatia 3:5).
3.    Penuh arti, bermakna; diungkapkan dengan kata Ibrani 'ot (ump. Bilangan 14:11*; Nehemia 9:10), dengan kata Aram 'at (ump. Daniel 4:2-3; 6:26*), dan dengan kata Yunani semeion (ump Yohanes 2:11; 3:2; Kisah Para Rasul 8:6).

Mujizat adalah media Allah untuk berbicara secara dramatis kepada orang-orang yang mempunyai telinga untuk mendengar. Peristiwa mujizat berkaitan langsung dengan iman para pengamat atau orang-orang yg terlibat langsung dan dengan iman orang-orang yang akan mendengar atau membacanya kemudian. Mukjizat yang ada di hadapan kita saat ini merupakan satu-satunya "tanda" yang dicatat semua Injil. Markus dan Lukas menyebutkan bahwa Yesus mengajar kepada orang banyak sebelum terjadi mukjizat ini, tetapi Yohanes sendiri yang mencatat khotbah Yesus pada keesokan harinya.

II. Penjelasan Teks
a.  Ayat 1-4
Yang dimaksudkan dengan seberang Danau Galilea ialah pantai timur. Nama lain untuk perairan ini ialah Danau Genezaret (bnd Lukas 5:1). Karena tertarik oleh mukjizat-mukjizat yang dibuat oleh Yesus, banyak orang mengerumuni Dia di sepanjang pantai utara. Ini menunjukkan adanya pelayanan untuk jangka waktu tertentu, mungkin beberapa bulan, di wilayah Galilea, sesudah rangkaian peristiwa dalam pasal 5 di Yerusalem. Gunung merupakan sebuah tanah yang tinggi. Penyebutan Paskah sebagai sudah dekat merupakan hal yang penting, karena Yohanes tidak mencatat upacara Perjamuan Kudus sebagai bagian dari rangkaian peristiwa pada minggu Sengsara, dia mungkin menarik perhatian pembaca kepada tujuan dari mukjizat ini dan khotbah tentang sakramen inti dari iman Kristen.

b. Ayat5-9
Kota yang terdekat adalah Betsaida. Pastilah sulit bagi orang-orang untuk memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu dan waktu yang sudah senja. Yesus beranggapan bahwa Dia dan kelompok-Nyalah yang harus menyediakan makanan yang diperlukan (ayat 5). Dia menasihati Filipus tentang cara dan sarana untuk memperolehnya, sekalipun Ia mengetahui apa yang akan dilakukan-Nya. tetapi Dia ingin mencobai (menguji) iman para murid-Nya. Filipus adalah penduduk Betsaida (bnd. Yohanes 1:44). Uang sebanyak dua ratus dinar, menurut perhitungan sang rasul, nyaris tidak cukup. Satu dinar harganya kurang lebih sama dengan dua puluh sen dolar dan merupakan upah kerja seorang buruh untuk satu hari.

Seorang buruh dengan keluarga yang rata-rata berjumlah lima jiwa orang mungkin menghabiskan setengah upahnya untuk membeli makanan. Dengan beranggapan bahwa keluarga itu makan tiga kali satu hari, dapat disimpulkan bahwa setengah dinar akan dapat membeli makanan sebanyak lima belas porsi. Satu dinar dengan demikian dapat dipakai untuk makan selama dua hari atau tiga puluh porsi. Dua ratus dinar akan cukup untuk menyediakan makan satu kali bagi sekitar 6.000 orang. Kelompok orang yang berkumpul ketika itu laki-lakinya saja sudah berjumlah 5.000 orang (Yohanes 6:10). Ternyata tidak perlu menghabiskan perbendaharaan yang ada dan bersusah payah membeli makanan di kota. Andreas maju untuk melaporkan tentang seorang anak. Kata Yunaninya dipakai untuk jangkauan usia yang cukup luas. Juga bisa dipakai untuk seorang budak, tetapi hal itu tidak mungkin di sini. Roti jelai merupakan makanan murah rakyat jelata. Roti tersebut tidak lebih besar daripada sebuah roti kismis. Bahan yang tersedia tampaknya teramat kecil untuk mencukupi kebutuhan saat itu.

c. Ayat 10-13
Untuk usaha besar yang akan dilaksanakan diperlukan keteraturan. Atas perintah Yesus yang disampaikan melalui para murid, orang-orang disuruh duduk menurut kelompok. Disebutnya rumput menunjukkan bahwa ketika itu musim semi (bnd. Ayat 4). Adanya rumput membantu orang-orang itu duduk dengan nyaman. Yesus kemudian mengucap syukur atas makanan itu, lalu membagi-bagikan roti itu kepada murid-murid-Nya, dan melalui mereka kepada orang banyak itu. Di dalam proses pembagian itulah terjadi mukjizat. Orang-orang itu memperoleh sebanyak yang mereka kehendaki, baik roti maupun ikan, berbeda dengan perhitungan Filipus "sepotong kecil". Kelimpahan pemberian itu cocok dengan besarnya ukuran wadah untuk menyimpan sisanya. Berkat-berkat Allah tidak boleh disia-siakan. Dua belas bakul diperlukan untuk menampung potongan-potongan yang lebih, sehingga semua murid menjadi sibuk.

d. Ayat 14-15
Tidak diragukan lagi bawa sebuah mujizat telah terjadi. Orang-orang melihatnya dan menjadi terkesan oleh peristiwa tersebut. Semua pihak memperoleh keuntungannya sendiri. Mereka melihat bahwa orang yang memberikan pertolongan itu bukan orang biasa, dan berkesimpulan bahwa dia pastilah nabi yang akan datang itu (bnd Ulangan 18:18). Seperti halnya dalam Yohannes 4, disini  sang nabi tampaknya diidentifikasi sebagai Mesias. Sedangkan didalam Yohannes 1:20-21 keduanya dibedakan. Didalam pandangan umum mungkin tidak ada perbedaan yang ketat diantara keduanya. Bagamanapun juga nabi  itu akan dijadikan raja seandainya kehendak orang-orang tersebut dituruti. Tindakan itu sekaligus akan mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas mukjizat tersebut, dan juga memastikan pemanfaatan kuasa Yesus untuk mengadakan mukjizat bagi pemenuhan kebutuhan bangsa itu, baik secara ekonomi maupun militer. Pengharapan umum terhadap Mesias akan dengan cara dramatis. Tetapi Dia yang kerajaan-Nya tidak berasal dari dunia ini (Yohanes 18:36), yang memahami adanya usaha tersebut, mengelaknya dengan menyingkir.

e. Ayat 16-20
Tuhan telah memenuhi kebutuhan orang banyak sekarang memenuhi kebutuhan para murid-Nya, yang dilanda badai di danau pada malam hari. Tanpa Yesus, tetapi tampaknya menunggu Dia untuk datang bergabung dengan mereka (ay. 17), para murid menuju ke Kapernaum. Keadaan hari yang sudah gelap kini ditambah lagi dengan kekhawatiran akan angin kencang dan danau yang bergelora. Waktu itu mereka sudah mendayung selama sekitar dua tiga mil jauhnya dari pantai. Ketika situasi mulai menjadi gawat, Yesus datang menghampiri. Ketakutan terhadap badai kini ditambah dengan ketakutan melihat sesuatu yang muncul tiba-tiba. Tetapi suara Yesus yang mengatakan, "Aku ini, jangan takut," melenyapkan semua ketakutan mereka. Mereka menyambut Dia di perahu dan tidak lama kemudian mereka sudah sampai di pantai. Kitab-kitab Injil Sinoptik mengatakan bahwa pada peristiwa ini Yesus berjalan di atas air.

KuasaNya untuk mengadakan mukjizat juga tampak dalam kemampuan untuk menghilangkan hambatan jarak. Daya tarik bumi dan ruang berada dibawah kekuasaanNya. Yohannes tidak memberikan penafsiran pada kisahnya. Bagian ini bermanfaat untuk mengajarkan bahwa sekalipun menghadapi kekuatan-kekuatan yang menentang, Yesus akan memberikan kemampuan kepada UmatNya untuk tetap mencapai tujuan yang telah ditetapkanNya bagi mereka, termasuk surga.

III. Penutup
Mukjizat pemberian makanan untuk 5.000 orang merupakan tanda yang seharusnya membawa orang pada pemahaman tentang keilahian Yesus Kristus. Namun bukan demikian yang terjadi pada orang banyak. Mereka mengira bahwa harapan mereka akan kedatangan Mesias telah terwujud. Sebab itu mereka ingin menjadikan Dia raja (ayat 15), dengan impian dapat menikmati roti gratis setiap hari. Artinya kebutuhan pangan terpenuhi tanpa perlu kerja keras. Itulah sebabnya mereka kemudian mencari-cari Yesus (bnd. ayat 24). Berpaling pada Tuhan atau mencari Tuhan untuk kepentingan diri sendiri masih dilakukan orang hingga saat ini. Misalnya, agar memiliki kehidupan yang makmur dan penuh damai sejahtera. Atau karena ingin kebutuhan mereka terpenuhi. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja kebutuhan material dan bukan kebutuhan rohani. Begitu pulakah kita? Apakah ini menjadi isi doa kita sehari-hari?

Orang yang dekat dengan kita dalam kehidupan sehari-hari tidak serta-merta mengenai isi hati dan pikiran kita. Kendati dekat secara jasmani terkadang tetap terjadi pemahaman yang tak tepat. Itu mungkin yang terjadi pada para murid, yang mcnyaksikan-dari- dekat kuasa Ilahi Tuhan Yesus. Mereka menyaksikan perbuatan baik Tuhan Yesus yang mengubah air menjadi anggur, sehingga menghindarkan pesta perkawinan di Kana dari suatu keaiban (Yohanes 2:1- 12); mereka melihat Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengenyangkan orang banyak. Hal-hal ajaib itu mungkin membuat para murid berpikiran yang sama dengan orang banyak yang hendak menjadikan Dia raja. Itu sebabnya, Tuhan Yesus sengaja mengutus terlebih dahulu para murid ke seberang danau (bnd. Matius 14:22) supaya Ia dapat berdoa (Matius 14:23). Mungkin sekali Tuhan Yesus mendoakan para murid agar mengerti misi-Nya dengan benar dan tidak dikacaukan dengan pengharapan orang banyak tersebut.

Dilepaskan sendirian dalam perahu di tengah-tengah danau yang sedang bergelora, para murid menjadi ketakutan melihat sosok Yesus yang belum mereka kenali (Yohanes 6:19). Ini adalah suatu proses pembelajaran para murid agar mereka tidak terjebak melihat Dia semata-mata sebagai jaminan semua kebutuhan hidup mereka. Sapaan Tuhan Yesus, "Aku ini ..." (Ego eimi) adalah pernyataan janji Ilahi akan kehadiran-Nya senantiasa dalam hidup para murid-Nya. Oleh karena itu, dalam situasi apa pun para murid tidak perlu takut karena kehadiran Tuhan Yesus adalah kehadiran Allah pemilik hidup dan alam semesta ini. Di mana pun mereka berada di dunia ini, Tuhan Yesus selalu menyertai mereka. Janji penyertaan-Nya ini seharusnya membuat kita berani menghadapi tantangan apa pun dengan tetap setia. Hayati kehadiran-Nya dengan hidup kudus dan bersaksi. Kiranya kita mencari Tuhan karena kerinduan untuk mempertuhankan Dia di dalam hidup kita sehari-hari.

Pdt. Sofian M. Pane, S.Th
Melayani di GKPA Resort Padangbolak

widgeo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar