Senin, 04 April 2011

GEREJA YANG BERMARTURIA

widgeo.net
GEREJA YANG BERMARTURIA
Ramli SN Harahap


 
Marturia bermakna kesaksian, bersaksi, memberi kesaksian secara benar dan tepat tentang hal-hal yang pernah dilihat dan didengar; menceritakan realitas yang sebenarnya; mempercakapkan kembali pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang dialami sebelumnya.

Gereja-gereja harus melaksanakan marturia karena “Injil Kerajaan Allah ... menjadi kesaksian untuk semua bangsa,” (Mat. 24:14; Kisah. 20:24). Dan jika marturia dilaksanakan dengan baik dan benar, maka TUHAN Allah meneguhkan kesaksian Gereja-gereja dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus (Ibr. 2:4). Oleh sebab itu, rasul-rasul pada masa Gereja Mula-mula memberitakan, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah mereka dengar, lihat, saksikan, raba ... tentang Firman hidup, ...,” (1 Yoh. 1:1-3). Isi utama dalam pemberitaan para Rasul adalah “... Yesus adalah Mesias” (Kisah. 4:33; 18:5). Pemberitaan rasul-rasul tersebutlah yang menjadikan penyebaran dan perkembangan Gereja sampai ke penjuru dunia.

Pada konteks kekinian, isi utama marturia masih tetap sama, yaitu Yesus adalah Mesias. Marturia tidak hanya dinyatakan melalui khotbah dan nyanyian, tetapi sudah ada banyak sarana baru untuk hal itu. Marturia tidak terbatas dalam gedung gereja, namun di mana saja orang percaya berada, ia harus bermarturia.

GKPA dalam rangka menyongsong Perayaan 150th Kekristenan di Luat Angkola, GKPA harus mampu menyaksikan karya dan anugerah Tuhan yang telah menjadikan bumi Angkola tempat pertama firman disemaikan bagi seluruh orang Batak. Dari bumi Angkola (baca: Parausorat) Firman itu disemaikan dan bertumbuh hingga ke daerah lainnya seperti ke daerah Utara Tapanuli dan selanjutnya ke Simalungun.

Kesaksian orang Kristen Angkola itu harus memiliki makna yang luar biasa, karena kita sudah menerima Injil yang pertama di luat Angkola. Orang Kristen Angkola harus bisa menyaksikan dirinya kepada orang lain, bahwa orang Kristen Angkola merupakan buah yang sulung dari semua orang Kristen di tanah Batak. Orang Kristen Angkola menjadi yang tertua dari semua kekristenan di tanah Batak.

Dengan demikian, sudah seharusnya GKPA mulai berpikir untuk merekonstruksi sejarah berdirinya GKPA. GKPA yang dianggap berdiri pada 26 Oktober 1975 sebenarnya bukanlah tepat sebagai dasar berdirinya GKPA. Karena 26 Oktober 1975 adalah masa “manjungjung baringin” (berdiri sendiri). Penetapan dasar berdirinya sebuah gereja terdiri dari tiga dasar, yakni: pembaptisan pertama, pijakan kaki para misionaris pertama, dan rapat (sinode) pertama.

Dari ketiga kategori di atas, GKPA belum termasuk di dalamnya. Karena itu, GKPA sudah saatnya bersaksi kepada dunia bahwa GKPA lahir sejak pembaptisan pertama orang Batak menjadi Kristen yakni, Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon pada 15 Maret 1861 di Parausorat. Artinya, GKPA seharusnya tanggal berdirinya GKPA adalah pada 15 Maret 1861. Dengan demikian, benarlah GKPA yang paling tua yang ditempa menjadi pengikut Kristus. GKPA telah berusia 150th pada 15 Maret 2011.

Karena itu, GKPA harus mampu menyatakan dirinya sebagai yang paling sulung kepada umat Kristen lainnya yang ada di tanah Batak. Sebagai gereja yang sulung, GKPA juga harus mampu memberikan teladan dan contoh kepada umat Kristen lainnya.

Kiranya dalam sidang Sinode Am GKPA XVII nanti, penetapan hari lahirnya GKPA menjadi sebuah pemikiran yang perlu digagas dan dikembangkan agar kesaksian GKPA makin nyata berdasarkan fakta sejarah kekristenan di luat Angkola.

Kesaksian GKPA harus nyata kepada warga jemaat, masyarakat dan pemerintah. GKPA menjadi tokoh dan figure pemersatu umat di tengah-tengah budaya dan masyarakat yang majemuk. GKPA yang berada di tengah-tengah umat Islam yang mayoritas harus mampu memberikan kesaksian menjadi garam dan terang dunia. GKPA mampu memberikan masukan bagi perjalanan bangsa dan Negara.

Kesaksian gereja tidak akan pernah berhenti sepanjang masa. Gereja harus terus menyaksikan keberimanannya di tengah-tengah masyarakat yang pluralistik dan sekaligus memberikan pemikiran dan ide demi kemajuan umat dan gereja.

Semoga!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar