BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Sabtu, 14 Mei 2011
Sibasaon Minggu, 26 Juni 2011: Johannes 5 : 39-47
TUNGGU APALAGI, PERCAYALAH
DAN BUKANKAN HATIMU UNTUK DIA
HATORANGAN NI SIBASAON
MINGGU I DUNG TRINITATIS
MINGGU, 26 JUNI 2011
Jamita : 1Johanes 4 : 16-21
Sibasaon : Johannes 5 : 39-47
Pendahuluan.
O
rang-orang Yahudi sangat antusias dan intensif mempelajari Kitab Suci, terutama kitab para nabi dan kitab Torah sehingga mereka disebut Ahli taurat, Firisi dan Suduse, menyelidiki Kitab-kitab suci secara teliti (kitab perjanjian lama), mereka yakin dan percaya bahwa ada kesaksian akan datang mesias untuk melepaskan umat-Nya. Para ahli kitab suci menggali dan mempercayai akan kedatangan Mesias, tetapi mereka tidak mempercayai, mengakui bahwa Yesuslah anak Allah yang telah dinubuatkan. Sampai sekarang mereka masih menantikan sang Mesias. Mereka yakin dan percaya bahwa apabila menyelidiki kitab taurat Musa mereka telah mempunyai kehidupan yang kekal. Tetapi sedikitpun mereka tidak ngeh, untuk mempercayai Yesus. Malah dengan kekerasan hati mereka, mereka mencari-cari alasan untuk menjerat, mengadukan dengan segala cara-cara yang licik dan pintar. Bahkan Yesus dianggap menghujat Allah, menjadikan diri-Nya populer dan supaya dihormati dengan melakukan tanda-tanda mujizat dan penyembuhan orang sakit, lumpuh, dll. Memang secara manusiawi sering orang mencari hormat, kemuliaan untuk dirinya apabila melakukan atau berbuat sesuatu untuk orang banyak. Tetapi Yesus dengan tulus ikhlas melakukan apa yang dikehendaki Bapa-Nya; bukan membutuhkan hormat dari manusia, dengan kerendahan hati mengatakan bahwa tidak butuh kehormatan dari manusia. Yesus tidak membutuhkan kehormatan dari orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan tidak mengasihi Allah.
1. Percayalah dan Bukankan hatimu untuk Dia
Ketegaran hati menutup iman percaya kita terhadap Yesus. Kita dapat mempelajari, dan menyelidiki segala kebenaran-kebenaran, tetapi apabila kita tidak membuka mata rohani (iman percaya) kita, maka kita tidak akan tahu apa dan siapa kebenaran itu. Sama halnya dengan orang Farisi, Saduse dan Ahli taurat yang tidak percaya kepada Yesus. Mereka menolak keselamatan yang diperbuat Allah melalui Yesus Kristus (Yoh. 3:16) meskipun mereka telah menyelidiki kitab suci (kitab taurat Musa) secara seksama, namun mereka tidak mengerti maksud yang sesungguhnya akan nubuat tentang Mesias (yang diurapi) yang mereka nantikan, yakni tentang Kristus sendiri yang telah ada di tengah-tengah mereka. Mereka tidak datang kepada Yesus untuk memperoleh hidup (Yoh. 5: 24; Yoh. 14:6). Mereka sudah menyelidiki kitab suci bahwa kesaksian tentang Yesus sudah terang dan jelas dalam kitab nabi-nabi, tetapi mereka tidak mempercayai bahwa Yesus itulah Mesias yang dinubuatkan dalam kitab
suci. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal,.. Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (39-40). Ketegaran hati terbukti dalam penolakan terhadap Yesus, dan tidak akan mungkin memperoleh kasih karunia Tuhan, pengampunan, keselamatan apabila menolak (tidak mempercayai) Yesus Kristus.
Percaya dan menerima menjadi pintu jalan masuk menerima kasih karunia dan pengampunan dari Allah melalui Yesus Kristus. Dialah pendamaian dan tebusan bagi banyak orang, supaya kita tidak hidup untuk diri kita sendiri tetapi untuk Dia (2Kor. 5:14-15,19). Dengan percaya dan menerima Kristus Yesus (Mesias yang diurapi) kita mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sudah pindah dari maut ke dalam hidup; Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yoh. 5:24). Datanglah, Percayalah dan Terimalah Yesus sebagai Juruselamat kita, Dialah pendamaian bagi kita dengan tidak memperhitungkan pelanggaran-pelanggaran kita. Berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Mempelajari dan menyelidiki Alkitab adalah baik, meneladani dan mencontoh kehidupan orang-orang/tokoh-tokoh beriman dalam Alkitab dan tokoh-tokoh/bapak-bapak gereja yang telah bersaksi, menaburkan benih Firman Allah patut kita pelihara tetapi yang terutama dan pertama adalah percaya dan terimalah Yesus sebagai Juruselamatmu (Ibr. 12:2). Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka (Ibr. 13:7-9). Penyelidikan dan penguasaan akan Firman Allah tidak menyelamatkan kita, dan menokohkan/fanatisme terhadap tokoh manusia (nabi-nabi) tidak akan menyelamatkan, hanya melalui Yesus Kristus kita beroleh keselamatan, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,tetapi juga untuk dosa seluruh dunia (1Yoh. 2:1b-2). Datanglah, Percayalah dan Terimalah Dia, tunggu apa lagi !
2. Jauhkan Praduga dan Prasangka
Sering kali ada praduga, prasangka terhadap sesuatu yang baru, apalagi sangat berbeda dari sebelumnya.Dimana Yesus sudah melakukan banyak hal yang belum pernah terjadi; mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus dan pengajaran Yesus yang menakjubkan orang banyak.Hal itu membuat ahli Taurat, Parisi dan Saduse merasa terpinggirkan dan tersudut, harga diri, kehormatan mereka mungkin terganggu.Mereka pun mengira bahwa Yesus tidak mengetahui siapa mereka sebenarnya. Padahal Yesus mengenal aslinya; sampai hati yang terdalam, mengenal mereka yang tidak mengasihi Allah, tidak menerima Yesus (bd. Mzm..139:1-13). Mereka lebih hormat dan menerima manusia dengan kehormatan yang sia-sia seperti penguasa duniawi. Tuhan mengetahui isi hati kita yang terdalam, dibalik penampilan, dan ucapan-ucapan manis kita terhadap Allah dan siapapun, Allah tahu apakah kita mencari hormat bagi diri kita sendiri atau bagi kemulianan Allah. Menyelidiki kebenaran Allah adalah baik tetapi yang paling baik adalah mempercayai kebenaran Allah dan hidup dalam kebenaran serta mempraktekkannya. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku,..... (ay. 42-44). Mereka menduga dan berprasangka bahwa Yesus mau mencari kemuliaan untuk diri-Nya, pada hal untuk mengembalikan harkat dan martabat kita yang sudah jatuh ke dalam dosa, yang membuat kita tidak berharga.Yesus mengembalikan harkat dan martabat manusia, supaya kita hidup di dalam kasih-Nya.
Mari, datanglah, percayalah, bukakanlah isi hatimu kepada-Nya, kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu, itulah kemuliaan bagi Allah, sebagaimana Yesus ajarkan : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat. 22:37-39). Mengasihi sebagaimana yang diwujudkan Yesus bagi dunia, melalui hidupnya, pelayanan-Nya, pekerjaan Allah yang dilakukan-Nya (mengajar, berkotbah, menyembuhkan dan melakukan tanda-tanda mujizat, dll). Pintar untuk menyelidiki kebenaran, dan merumuskannya dengan sangat teliti hanya sebatas pengetahuan saja, tetapi mengetahui, mempercayainya dan menerima kebenaran itu serta mempraktekkannya itulah bukti yang dapat dilihat dan diteladani orang lain. Karena itu kehidupan orang beriman harus satu pengakuan iman (kata) dan perbuatan baik.
Demikian jugalah hidup atau kehidupan orang-orang yang percaya, yang sudah menerima Yesus, akan tercermin, terpancar dalam praktik hidup sehari-hari; perkataan, perilaku, kerja, hubungannya dengan Tuhan dan sesama menjadi kesukaan hati Tuhan (menjadi garam dan terang: Mat. 5:13-16). Mungkin banyak orang mengetahui secara dalam dan bahkan menguasai dogma kebenaran Allah dengan memiliki pengetahuan teologia strata S1, S2, S3 dan rajin melakukan tradisi-tradisi ritual agama setiap minggu, namun praktik hidupnya sehari-hari tidak sejalan dengan iman percayanya. Sehingga orang berkata; dengarkanlah apa yang dikatakannya yang baik tetapi jangan tiru kelakuannya, praktik hidupnya. Karena tidak satu perkataan dengan perbuatan (siapa tahu sekedar manis di bibir, mengumbar janji, janji kampanye, atau di halak Batak didok ”gomak”: godang maksudna).
3. Yesus datang untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia
Sekalipun mereka menolak Yesus, tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang diutus menjadi jalan keselamatan (Yoh. 14:6), Yesus dengan tegas mengungkankan bahwa tidak akan mendakwa mereka dihadapan Allah, meskipun kepada Yesus telah diberikan kuasa Ia tidak melakukannya. Pendakwa bagi mereka adalah Musa, sebagai tokoh yang dipercaya sebagai pengharapan mereka.Tokoh Musa sangat dihargai, dihormati sebagai pemimpin umat Israel, yang membawa mereka keluar dari penindasan.Musa bukan sekedar tokoh, malah sebagai perantara Allah untuk mendamaikan Israel dengan Allah. Musa pemimpin yang terpanggil dan bersedia mengorbankan dirinya untuk umat Israel. Oleh karena itu kitab-kitab Musa sangatlah dikenal, dan diyakini, dipercayai berbicara kepada mereka.Musa mereka percayai sebagai perantara Allah untuk pengharapan mereka. Mereka menerima hukum-hukum Musa, mempelajari dan menyelidikinya secara mendalam dan mengembangkannya, hingga Musa dibuat menjadi hakim yang menuduh dan mendakwa.
Sebenarnya apabila mereka sungguh-sungguh mempercayai Musa. Mereka tidak mengetahui lagi bahwa Musa adalah prototipe dari Allah.Sehingga mereka tidak menerima Yesus. Sebenarnya jikalau mereka percaya kepada Musa, tentu mereka sudah percaya kepada Yesus yang ditulis oleh Musa tentang nubuat akan Mesias. Yesus datang dan diutus untuk memulihkan hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia, supaya kita hidup di dalam kasih-Nya dan tinggal di dalam Dia, sebagaimana doa Tuhan Yesus; Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan,.... Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh. 17: 24-26).
Apa yang sudah kita pelajari dan selidiki tentang kebenaran Allah dalam Firman Allah (Kitab Suci) itulah yang mendakwa kita bahwa kita tidak hidup sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Kita sudah belajar Firman Allah (Beribadah setiap minggu, berPA kategorial, kebaktian keluarga/daerah/wjik, Sermon-sermon, dll. Tetapi hal itu sendirilah yang mengungkapkan bahwa kita tidak dapat dibenarkan. Kita sadar dan menyadari bahwa tidak dapat hal itu membenarkan kita. Hanya dengan iman percaya dan pembenaran Allah, bukan usaha dan hasil pekerjaan kita (Ef. 2:8-9). Firman Tuhan setiap saat mengingatkan kita, mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, mendidik kita supaya kita diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik, sebagaimana Paulus mengirimkan surat pastoralnya kepada Timoteus ; Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Tim. 3:14-17).
Kita telah menerima pengajaran, khotbah, tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus pada masa hidupnya (pelayanan-Nya selama di dunia) dan hingga sekarang pun Allah bekerja melalui hamba-hamba-Nya, orang-orang percaya/anak-anak Tuhan. Kita adalah “teman sekerja Allah”, menggembalakan domba-domba Allah (2Kor. 6:1f, 1Ptr. 5:1f ) supaya jangan sia-sia kasih karunia Allah yang kita terima. Marilah kita tunjukkan dalam kehidupan kita masing-masing; sebagai pelayan Allah, ya melayani sebagai pelayan, sebagai jemaat ya ikut ambil bagian dalam pelayanan.Ketulusan , kerendahan hati, kejujuran, rajin melakukan tugas panggilan kita masing-masing di mana kita bekerja, bertugas, melayani. Jabatan atau fungsi apa yang melekat bagi kita di kantor swasta, negeri, lembaga pemerintah, agama, dalam keluarga, gereja dan masyarakat (Rm. 12: 6-8). Lakukanlah seperti melayani kepada Tuhan bukan manusia. Mari kita bangun kehidupan gereja HKBP (orang-orang percaya sebagai tubuh Kristus) dalam Keutuhan, Kebersamaan dan Keperdulian terhadap HKBP di manapun (desa dan kota) yang didasari Kasih Kristus.
Hal ini kita mulai dari diri kita sendiri; Hidup Spiritualitas para hamba-hamba Tuhan dan Jemaat, kita mulai dari hal-hal yang kecil dan sekarang juga Lakukanlah yang terbaik buat Tuhan melalui HKBP dalam lingkungan atau lapangan pelayanan kita masing-masing (pimpinan/pendeta resort atau diperbantukan, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, penetua) entah kita jemaat di desa-kota, di lembaga-lembaga, departemen secara struktural dan fungsional, bukan untuk pujian dan kemuliaan bagi diri kita. Kita semua (orang-orang percaya/siapapun) memuliakan Tuhan dengan apa, di mana kita bekerja melayani. Pelayanan dan melayani bukan hanya istilah atau konteks gereja tetapi dalam semua aspek kehidupan, kerja, tugas dan fungsi kita adalah pelayanan dan melayani buat Tuhan dan sesama sesuai dengan iman percaya kita (sebagai tenaga medis, bidang hukum, sosial-ekonomi, politik, penatalayanan di kantor, dll) Do the best. Bapa kita tahu apa yang kita lakukan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar