Sabtu, 14 Mei 2011

Sibasaon Minggu, 5 Juni 2011: Epesus 3 : 14-21

widgeo.net

 “JEMAAT YANG BERTUMBUH :
BERDOALAH BAGI PERTUMBUHAN IMAN JEMAAT” 


HATORANGAN NI SIBASAON

MINGGU EXAUDI 
MINGGU, 5 JUNI 2011

Jamita : Johannes 7 : 37-38                     Sibasaon : Epesus 3 : 14-21


Penjelasan Teks :

Hubungan rasul Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda bila dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain. Ia memiliki hubungan sangat dekat dengan jemaat Efesus. Mengapa? Mungkin disebabkan karena jemaat Efesus pernah dilayani atau digembalakan Paulus sampai tiga tahun lamanya seperti dikatakan, “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.” (Kisah 20:31).

Jadi, Paulus mengenal betul keadaan mereka. Namun bukan berarti perjalanan pelayanan Paulus di Efesus itu mulus tanpa halangan. Sebaliknya, Paulus melayani mereka dengn cucuran air mata, menandakan betapa berat pergumulan yang harus ia hadapi. Paulus berkata, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tau, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluaan kawan-kawan seperjalananku” (Kisah 20:24, 33, 34).

Paulus telah meninggalkan teladan yang baik bagi jemaat di Efesus, yang meski berada di tengah kesulitan, penganiayaan dan penderitaan, tidak pernah mengeluh dan bersungut-sungut. Sebaliknya ia tetap bisa mengucap syukur dan bisa berkata, “...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Fiipi 1:21-22a). Dan di dalam suratnya (surat Efesus) yang ia tulis, Paulus banyak mengungkapkan betapa melimpahnya kekayaan Kristus yang hendak dilimpahkan kepada umatNya. Paulus berharap agar jemaat di Efesus terbuka mata rohaninya, sehingga mereka “...dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18).

Banyak orang bertanya bagaimana itu bertumbuh? Mungkinkah saya bertumbuh? Apakah saya sudah bertumbuh? Apakah gereja saya bertumbuh? Apakah rohani saya bertumbuh? Orang dunia menyimpulkan pandangannya, pertumbuhan yang baik adalah pertumbuhan yang ada hasilnya, hal yang dapat dipahami secara matematis, sedangkan hal yang rugi, tidak menguntungkan, membuat kita miskin itu bukan pertumbuhan sesungguhnya. Memahami mengenai pertumbuhan jelaslah sesuatu yang sangat diharapkan. Baik secara iman maupun perbuatan, baik secara kwalitas maupun kwantitas, pertumbuhan bukan sekedar suka atau tidak, pertumbuhan bukan sekedar dukung mendukung, jadi pertumbuhan harus dipamai secara benar.

Renungan kali ini, bertumbuh dimulai dengan doa. Apakah kita sudah berdoa untuk pertumbuhan kita. Banyak orang berkata sia-sialah kita berdoa, hanya mengabiskan waktu, lebih penting kita berbuat, berencana, menghitung sematang-amatangnya lalu diputuskan. Atau ada orang yang pesimis, saya sudah banyak berdoa tetapi doa-doanya mentok sampai dilangit-langit rumah. Doanya belum ada jawaban. Atau pemahaman doa kita adalah doa sebagai permohonan kita kepada Tuhan. Meminta kepada Tuhan, bukan memaksa Tuhan seturut apa yang kita kehendaki. Dengan demikian doa menjadi peranan penting dalam kehidupan orang beriman kepada Tuhan. Menyadari bahwa manusia tidak ada apa-apanya jikalau bukan Tuhan yang berencana.

Rasul Paulus dalam pelayanannya menaruh doa menjadi peranan penting. Spiritualitas doanya tidak dapat diragukan lagi dari diri Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ingin menguatkan bahwa dia tetap mengingat di dalam doa. Paulus sadar siapa dirinya sesungguhnya, walaupun sudah banyak penjelasan, sudah banyak nasehat, bahkan rahasia iman sudah dinyatakan. Dalam tulisan sebelumnya paulus menekankan keselamatan hanya diperoleh karena iman kepada Yesus Kristus (efesus 2:8-10). Oleh sebab itu paulus menyadari kekurangannya dalam pelayanan. Walaupun sudah banyak kata-kata firman Tuhan yang disampaikan. Ia tetap menyandarkan pelayanannya di dalam doa. Bahwa betapa lebarnya dan panjangya dan ingginya dan dalamnya kasih Allah (ayat 18). Paulus ingin mengatakan pelayanan dapat bertumbuh karena ada doa-doa yang dipanjatkan dengan ketulusan. Sekaligus memaknai doa yang dipanjatkan karena kasih dan kebesaran Allah. Lalu, apa sajakah isi doa raul Paulus? Pertama, Paulus berdoa agar Allah menguatkan jemaat (ayat 16). Kedua, Paulus berdoa agar orang percaya berakar dan berdasar dalam kasih, serta menguasai semua aspek kehidupan (ayat 17), ketiga, Paulus berdoa agar jemaat memahami kasih Kristus (ayat 18), keempat, Paulus berdoa agar orang percaya dipenuhi kepenuhan Allah (ayat 19).

Dalam pertumbuhan iman sejati, doa harus menjadi peranan penting. Paulus sendiri sadar bahwa ada hal-hal yang dapat ia kerjakan tetapi ada hal-hal di mana dia harus mengandalkan hikmat Tuhan. Dengan berdoa ia belajar tidak egois, belajar merendahkan diri kepada Tuhan. Bahwa manusia tidak memiliki kuasa apa-apa untuk dirinya. Paulus katakan, “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (ayat 18b). melalui doalah kita bertumbuh, memang doa dapat dilakukan secara pribadi dan kelompok. Berdoalah untuk pelayanan Tuhan. Dan lihatlah apakah Persekutuan Doa kita di gereja sudah mengambarkan bahwa jemaat Tuhan suka untuk berdoa. Berdoalah dimanapun kita berada, jangan jadikan alasan untuk tidak berdoa. Karena sibuk, karena doa-doa belum Tuhan kabulkan. Ingalah doa bukan untuk memaksa Allah, tetapi memahami karya Allah yang besar dalam kehidupan. Berdoa dapat mengalahkan segala hal, mengalahkan kuasa iblis, mengalahkan penguasa-penguasa dunia, melawan “raksana-raksasa” Rohani. Selamat bertumbuh di dalam doa kepada Tuhan. Amin

GKPA Parlagutan Diponegoro
Resort Jakarta II

Pdt.Harapan Nainggolan,M.Min.,M.Th.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar