Senin, 07 Februari 2011

“NYANYIAN PUJIAN!” (Roma 11:33-36)

widgeo.net
NYANYIAN PUJIAN!” (Roma 11:33-36)



1.      Dalam Pemahaman Alkitab kali ini kita akan membahas sebuah tulisan Rasul Paulus ke Jemaat Roma. Oleh LAI, perikop ini diberi judul “Penyelamatan Israel”, dan dalam PA ini kita khususkan lagi dengan tema “Nyanyian Pujian”. Mengapa? Karena karya Tuhan yang menyelamatkan itu harus dan layak dinyanyikan dengan pujian.
2.      Dalam ay.33, Paulus memuji-muji  kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah. Kekayaan Allah, berbeda dengan kekayaan manusia. Kekayaan Allah bukan kekayaan yang dipegang erat-erat untuk dinikmati sendiri. Kekayaan manusia, digemgam untuk dimiliki dan dinikmati sendiri. Kekayaan manusia dikumpulkan lebih banyak lagi, bukan dibagi-bagikan kepada mereka yang berkekurangan. Kekayaan Allah itu melimpah (Yunani plutos= Inggris flood), Allah membagikannya kepada manusia dan dunia ciptaan-Nya yaitu keselamatan: bahwa kita boleh turut menikmati kekayaan Allah (bd. Rm.9:23). Hikmat Allah, adalah hikmat yang menyelamatkan manusia yang menurut ukuran manusia sudah tak dapat diselamatkan lagi (lih. Rm.1:18-32; bd. Kristus disebut hikmat juga (1Kor.1:24). Hikmat Allah selalu memperhatikan yang lemah dan tak berdaya. Manusia yang seharusnya binasa diselamatkan-Nya. Hikmat Allah adalah pembenaran orang-orang berdosa. Hikmat manusia cenderung melihat dan mengagumi apa yang kuat dan yang mulia. Pengetahuan Allah, adalah pengetahuan yang memberkati dan menyelamatkan. Yang diketahui-Nya adalah manusia. Tetapi pengetahuan manusia cenderung menganggap ‘pengetahuan itu kekuasaan’. Kalau kita memiliki pengetahuan di bidang tertentu, entah itu bidang iptek, keuangan, perdagangan, politik, dll, pengetahuan itu menjamin kedudukan kita sebagai mahaguru, sebagai penguasa besar, sebagai pejabat atau politikus. Maka, kita cenderung untuk sedapat mungkin merahasiakan pengetahuan itu, sebab kalau orang lain tahu, kita tidak bisa lagi mempertahankan kedudukan khusus berkat pengetahuan itu. Ketiganya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah dipuji Paulus karena alangkah dalamnya. ‘Dalam’ mengandung arti ‘yang tak terpahami oleh otak manusia’, karena sama sekali tidak cocok dengan nilai-nilai dan ukuran manusia (bd. 1Kor.2:7-12). Namun Allah berkenan menyatakannya kepada orang-orang percaya melalui Roh (1Kor.2:10). Dalam bagian kedua ayat 33 ini, Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!, menunjukkan bahwa Tuhan sungguh tak bisa diukur oleh manusia. Keputusan Tuhan itu tak terselidiki sebab semua keputuan Tuhan sering tidak bisa masuk akal pikiran manusia itu sendiri.
3.      Ayat 34-35, merupakan bukti atas kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah yang tak terselidiki. Artinya, jawaban atas pertanyaan dalam kedua ayat ini adalah tidak ada. Tetapi jika kita membaca 1Kor.2:16, Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. Yang dimaksud di sini ialah bahwa Roh Kristus memberi kita pengertian tentang hal-hal ilahi. Artinya, bahwa manusia dari dirinya sendiri tak dapat memahami perbuatan Tuhan. Dalam ayat 35, harus kita pahami bahwa manusia sebenarnya tidak pernah memberikan kepada Tuhan, sebab hanya Allah yang mampu memberikan sebab Dia empunya kekayaan. Yang dilakukan manusia hanyalah mengembalikan kepada Tuhan apa yang sudah menjadi milik-Nya (bd.Maleakhi 3:10).
4.      Ayat 36 adalah merupakan penutup bagian ini. Segala sesuatu (Yun: ta panta) dalam kerangka berpikir filsafat Yunani, segala sesuatu adalah alam semesta. Dalam pemikiran Alkitab mengakui bahawa Allah adalah Pencipta segala sesuatu (dari), Pemelihara segala sesuatu (oleh) dan Tujuan segala sesuatu (sampai). Segala sesuatu itu mencakup baik manusia maupun alam. Jadi ayat 36 ini mau mengajarkan bahwa Tuhan menyelamatkan itu layaklah merima nyanyian pujian sampai selama-lamanya.
5.      PERENUNGAN. Apakah yang menjadi perenungan kita dari tulisan Paulus ini? Banyak yang bisa kita renungkan dari nas ini, namun kita ambil saja satu dari antaranya yaitu tentang pengetahuan. Jika kita memiliki pengetahuan, marilah kita pakai untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Pengetahuan mengandung tanggungjawab yang serius yaitu untuk bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut, sebagai upaya untuk menerjamahkan pengetahuan kita ke dalam perilaku yang tepat. Pertama, pengetahuan seharusnya membawa kita pada ibadah yang lebih dalam. Pengetahuan yang benar tentang Allah tidak akan mengakibatkan kita terkubur dengan perasaan betapa berpegetahuannya kita, tetapi sebaliknya kita kan jatuh tersungkur di hadapan Allah dengan rasa heran, dan berseru,"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah!!!! Kalau pengetahuan menyebabkan kita kering dan dingin, pasti ada yang salah. Karena setiap kali Kristus membukakan Alkitab kepada kita dan kita belajar daripada-Nya, hati kita akan berkobar-kobar, semakin dalam kita mengenal Allah, seharusnya kita makin mencintai Dia. Kedua, pengetahuan seharusnya membawa kita kepada iman. Pengetahuan adalah dasar dari iman dan membuat iman kita logis. Pengetahuan tentang sifat-sifat dan karakter Allahlah yang membangkitkan iman kita. Kita tidak bisa percaya tanpa mengetahui, kita tidak tahu tanpa percaya. Iman kita harus memegang erat apapun kebenaran yang dibukakan Allah kepada kita.Apabila kita tahu tentang kebesaran kuasa Allah dalam pikiran kita, hal itu seharusnya membawa kita menempatkan kuasa itu dalam hidup kita melalui iman. Ketiga, pengetahuan seharusnya membawa kepada kekudusan. Makin bertambah pengetahuan kita, makin besar tanggungjawab kita untuk menerapkannya. Tuhan Yesus berkata kepada 12 belas murid, "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu jika kamu melakukannya”. Dan Yakobus menekankan prinsip yang sama ketika ia mendorong pembacanya untuk menjadi "pelaku firman dan bukan hanya pendengar" dan memperingatkan mereka bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati, yang berasal dari iblis. Keempat, pengetahuan harus mengobarkan kasih kita. Semakin kita mengerti, seharusnya makin kita ingin membagikannya kepada orang lain dan menggunakan pengetahuan itu untuk melayani mereka, baik melalui penginjilan maupun melalui pelayanan. Walaupun demikian, kadang-kadang kasih perlu membatasi tindakan pengetahuan. Pengetahuan saja bisa sangat keras, sehingga membutuhkan kepekaan yang diberikan oleh kasih. Kasih akan membatasi kebebasan yang diberikan oleh pengetahuan kepada kita.Seperti kata Paulus, "Sekalipun aku...memiliki segala rahasia dan memiliki pengetahuan .... tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna." Pengetahuan adalah bagian yang penting dari kehidupan dan pelayanan Kristen. Kalau kita tidak menggunakan pikiran yang telah diberikan Allah, kita akan terperosok dalam kesalahan, percaya akan tahayul-tahayul rohani dan menghalangi kita sendiri dari kekayaan anugerah Allah. Padahal pengetahuan diberikan kepada kita untuk digunakan untuk memimpin pada ibadah yang lebih tinggi, iman yang lebih besar, kekudusan yang lebih mendalam, pelayanan yang lebih baik. Kita membutuhkan banyak pengetahuan, dan kita harus bertindak berdasarkan pengetahuan itu.



SELAMAT BERDISKUSI!



Jakarta, 28 Juni 2008






Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar