Selasa, 04 Januari 2011

BACAAN ALKITAB MINGGU, 6 PEBRUARI 2011: Rom 1:14-17

widgeo.net
Hidup oleh Iman



HATORANGAN NI SIBASAON

MINGGU 4 EPIPHANIAS
MINGGU, 6 PEBRUARI 2011

Jamita : Mateus 8:5-13
Sibasaon : Rom 1:14-17

1.       Surat Roma ini dikirimkan Paulus kepada Gereja yang tidak didirikannya dan tidak pernah dikunjunginya sebelumnya. Karena itu, pertanyaan yang pertama muncul adalah mengapa Paulus sampai menulis surat ini ke jemaat di Roma? Sebuah alasan yang langsung bisa kita katakana adalah Paulus akhirnya bermaksud dalam memenuhi kerinduannya yang telah lama tersimpan (1:3) untuk mengunjungi orang percaya yang ada di kota Roma  (15:22). Selain itu, bisa kita lihat bahwa Paulus sedang memperhalus beberapa aspek pemikirannya yang ternyata pada masa itu banyak disalahtafsirkan. Terutama pemahaman orang tentang keselamatan yang menimbulkan polemic bagaimana keselamatan itu didapatkan manusia. Mengacu kepada Perjanjian lama dan konsep Taurat yang menumbulkan penafsiran serta penikiran bahwa dengan usaha mencari kekudusan dan menjauhkan diri dari pola hidup sekuler ( duniawi ) maka keselamatan sorgawi akan kita dapatkan. Selain itu ada pemikiran yang menyesatkan seakan akan bawa dosa dan kejahatan yang kita perbuat dapat terhapus dengan kebaikan yang kita lakukan. Konsep ini jelas ditentang dan diluruskan oleh Paulus bahwa keselamatan itu semaya mata adalah anugerah Allah saja dan hanya dengan mempercayai dan menerima Kristus sebagai Anak Allah serta hidup di dalamNya kita akan menerima keselamatan itu. Sedangkan perbuatan baik yang kita lakukan adalah sebagai buah dari keselamatan yang kita terima yang sduah selayaknya kita tunjukkan sebagai orang yang selamat.

2.       Setelah memulai suratnya dengan salam dan memberitahukan kerinduannya ingin ke Roma, hal pertama yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Roma adalah mengenai Injil sebagai kekuatan Allah. Ini merupakan tema keseluruhan surat Roma dan juga merupakan nats yang perlu kita renungkan. Paulus menyatakan bahwa semua orang-baik orang Yahudi maupun Yunani-penting untuk memperbaiki hubungannya dengan Allah karena semua orang-sekali lagi: baik orang Yahudi maupun Yunani-sama-sama hidup dalam kuasa dosa (Rm.3:9). Meskipun Paulus membuat pernyataan demikian, namun dalam teks kita saat ini, khususnya ayat 16-17, Paulus memberi suatu solusi untuk melepaskan diri dari kuasa dosa yaitu dengan cara menerima Injil yang merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (baik Yahudi maupun Yunani). Pertanyaan bagi kita sekarang adalah apa itu Injil yang dimaksud Paulus dalam nats ini? Sesuai dengan pemikiran Paulus, Injil baginya merupakan kasih Allah bagi manusia dalam diri Yesus Kristus (Rm.5:8) yang harus diterima dengan iman yakni melalui penyerahan diri kepada Allah berdasarkan fakta mutlak tentang kelahiran dan kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus serta datangnya persekutuan baru dengan Allah. Dengan menerima Injil yakni Yesus Kristus maka dengan sendirinya hubungan manusia dengan Allah dapat diperbaiki karena hanya di dalam Yesus ada keselamatan (Yoh.4:16).

3.       Selanjutnya Paulus menutup pernyataannya dengan mengutip nats dari Perjanjian Lama yakni dari Habakuk 2:4 ”orang yang benar itu akan hidup oleh kepercayaannya”. Paulus menyadari bahwa sering terjadi penyalahtafsiran terhadap ajaran iman yang ada di tengah-tengah jemaat, seperti menganggap hidup dalam Kristus berarti tidak lagi melakukan hukum taurat, berpuasa, dll. Oleh karena itu, melalui pernyataan “orang benar akan hidup oleh imannya” paulus ingin menyampaikan bahwa hidup dalam Kristus/ Injil bukan berarti melupakan hukum taurat dan menganggap perbuatan baik itu tidak penting, hidup dalam Kristus/ Injil berarti meresponi kasih Kristus tersebut sehingga pada akhirnya orang percaya “menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya” (band. Rm. 8:29).
Pertanyaan selanjutnya bagi kita sekaligus menjadi refleksi bagi kita adalah bagaimanakah kehidupan seorang percaya/ seorang Kristen harus dijalankan? Paulus berkata, mudah sekali yakni hanya dengan percaya pada Yesus. Bagi Paulus ini bukan hanya sekedar teori teologi belaka. Sejak bertemu dengan Yesus yang bangkit, di jalan ke Damsyik, Paulus mengetahui bahwa seluruh hidupnya akan diperintah, dibimbing, dan dipimpin oleh Tuhan (lih. Gal.2:20). Inilah yang ingin disampaikan oleh Paulus melalui perkataan: orang benar akan hidup karena iman. Hidup manusia itu bisa kita bayangkan sebagai sebuah kanvas kosong. Pada kanvas tersebut dapat dilukis dengan dua cara yang berbeda. Cara yang pertama dengan berusaha menggambarnya sendiri (tetapi usaha itu pasti gagal karena prasangka bahwa manusia sanggup membuat dirinya cukup baik untuk diterima Allah) atau kemungkinan kedua membiarkan Allah melukis dalam hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini memiliki arti bahwa kita manusia mengakui kegagalan moral (keberdosaan) sendiri dan menyadari dengan kemampuan sendiri tidak akan pernah bisa layak di hadapan Allah oleh karena itu perlu kasih Allah dalam diri Yesus Kristus sebagai Injil yang telah menjadi manusia. Sehingga pada akhirnya, hidup kita (kanvas kosong) menghasilkan gambar yang memperlihatkan citra sempurna Yesus Kristus sekalipun telah mati di dunia ini akan hidup karena iman.

4.       Bagaimana dengan kehidupan kita ??? apakah kerinduan Paulus untuk memberitakan keselamatan itu juga menjadi kerinduan kita ? Ataupun bahkan  kita sendiri belum  beroleh ”substansi/hakekat dan makna  ” dari  injl dan keselamatan itu walaupun secara formal kita sudah menyebut diri disebut sebagai orang kristen ?  Injil/firman Tuhan harus  menjadi kekuatan yang datangnya dari Allah untuk  mengatasi dan menjawab semua tantangan dalam kehidupan ini. Sekaligus Injil/firman Tuhan adalah perisai/benteng pertahanan kita menghadapi segala macam tipu muslihat dan kesesatan yang ditawarkan dunia ini. Semakin kita hidup dalam firman Tuhan semakin kita dapat mengajar diri sendiri dan orang lain,firman akan akan menunjukkan kesalahan kita dan memperbaiki kelakuan kita dan akhinya kita akan menjadi orang yang teratur dan terdidik untuk hidup dalam kebenaran (Lih II Tim 3 : 16). Semakin kita hidup dalam injil kita aka dituntun kepada kebenaran. Kebenaran yang datangnya dari Allah yang pasti akan menjadi sukacita bagi sesama. Memang kita bukan orang Yahudi ataupun  orang Yunani namun yang pasti kita juga menjadi bagian orang yang menerima  keselamatan itu. Asalkan kita mempunyai iman. Iman kepada Yesus Kristus  yang menuntun kita untuk hidup dalam kebenaran. Sebab orang benar hidup oleh iman. Amen

Pdt Darwin Butarbutar,STh
Pdt.GKPA Res.Psp.Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar