KEBAJIKAN ALLAH
Masmur 111:1-10
Minggu Septuagesima
Minggu, 1 Pebruari 2015
1. KAMUS modern mendefinisikan ”kebajikan”
sebagai ”keunggulan moral; kebaikan”. Ini adalah ”tindakan dan pemikiran yang
benar; kebaikan watak”. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bila sifat-sifat
seperti kearifan, keberanian, disiplin diri, keterbukaan, keibaan hati,
ketekunan, kejujuran, kerendahan hati, dan keloyalan telah diakui sebagai
kebajikan pada keadaan-keadaan tertentu. Kebajikan juga didefinisikan sebagai
”keterpautan pada standar kebenaran”.
2. Kebajikan
Allah adalah segala sesuatu yang dilakukan Allah demi kebaikan kita. Tinjaulah
seluruh pengalaman hidup kita sepanjang tahun ini dan lihatlah betapa banyak
yang telah Allah lakukan untuk kebaikan kita. Sadarilah bahwa semua yang kita
peroleh atau kita capai sepanjang tahun ini berasal dari Tuhan. Ingatlah
pemberian paling agung yang kita peringati sepanjang bulan ini, yaitu bahwa
Yesus Kristus telah Allah berikan bagi kita. Balaslah
seluruh kebaikan Allah dengan mempersembahkan seluruh hidup kita bagi kemuliaan-Nya.
Pikirkan kembali apa yang telah kita berikan kepada Tuhan sebagai balasan atas
segala kebajikan Allah yang telah kita terima sepanjang tahun ini. Apakah kita
telah mencintai Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi?
Apakah kita telah menunjukkan kasih kepada sesama sama seperti Allah telah
lebih dulu menyerahkan anak-Nya bagi kita? Apakah kita telah mewujudkan kasih
kepada gereja dengan mempersembahkan waktu, uang, tenaga, dan pikiran untuk
melayani Tuhan dalam gereja-Nya? Apakah kita telah mengasihi sesama orang
percaya sebagai wujud persaudaraan dalam Kristus? Apakah kita telah mengasihi
orang-orang yang belum percaya dengan menyampaikan kabar baik tentang Yesus
Kristus kepada mereka?
3. Mazmur
111 ini merupakan ucapan syukur seseorang yang telah mengalami kebaikan Tuhan
dalam hidupnya. Dalam ucapan syukurnya, ia menyaksikan perbuatan Allah kepada
umat Tuhan agar kumandang pujian menggema dalam ibadah umat Tuhan. Memotivasi
Kristen untuk merenungkan pekerjaan Tuhan setiap hari dalam hidup ini. Motivasi
ini akan mendorong Kristen untuk lebih sering memuji nama Tuhan di setiap saat
dan tempat (ayat 1).
Pemazmur melihat dunia ini penuh dengan perbuatan ajaib Tuhan, yang patut direnungkan dan digemakan, agar selalu menjadi dasar kekuatan umat Tuhan untuk bersyukur bahkan ketika dunia menyajikan ketidaknyamanan hidup. Lebih khusus lagi, pemazmur memperhatikan karya Tuhan dalam kehidupan bangsanya (ayat 2-5). Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel merupakan pengalaman yang tidak pernah boleh mereka lupakan. Hal itu merupakan keyakinan pemazmur bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Akhirnya, pemazmur melandaskan ucapan syukurnya kepada karakter adil dan benar dari Allah yang tidak pernah berubah . Karakter inilah yang menjadi satu jaminan yang pasti bahwa perjanjian-Nya kekal (ayat 6-9). Dan demi nama-Nya yang kudus dan dahsyat itu, pemazmur dan umat Tuhan pasti akan mengalami terus-menerus kasih setia Tuhan. Hanya orang berhikmatlah yang melandaskan hidupnya pada karakter Tuhan yang teguh tersebut. Takut yang dimaksud bukanlah seperti saat kita melihat hantu atau binatang buas, namun penghormatan dan penghargaan terhadap Pribadi Tuhan karena Dia adalah Allah yang kudus, yang di dalamnya terkandung unsur ketaatan dan keengganan kita melakukan dosa (ayat 10).
4. Di
awal mazmur ini pemazmur mengungkapkan kesungguhan hatinya untuk bersyukur
kepada Tuhan. Pemazmur juga ingin mengajak orang-orang di sekitarnya ikut
bersyukur bersamanya. Dengan demikian kita bisa melihat betapa besarnya rasa
syukur yang ada di dalam hati pemazmur. Dari manakah rasa syukur ini? Pemazmur
menyelidiki perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya. Jika saya suka
menyelidiki (atau, merenungkan) perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan saya,
maka rasa syukur pun akan melimpah dari dalam hati saya. Rasa syukur itu
mengalir spontan sebagai respon atas kebesaran kuasa Tuhan yang bekerja di
antara umat-Nya.
Pemazmur menyebutkan beberapa hal yang Tuhan lakukan bagi umat-Nya. Kepada umat-Nya Tuhan memberikan rezeki (untuk kehidupan setiap hari), tanah pusaka sebagai tempat tinggal dan wujud keberadaan mereka sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, dan kebebasan dari musuh yang menjajah mereka. Apa tujuan Tuhan melakukan semua itu kepada mereka? Semua dilakukan-Nya agar mereka semakin mengenal Dia. Melalui perbuatan-perbuatan-Nya itu umat Tuhan dapat mengenal Dia sebagai Allah yang adil dan benar, sekaligus juga pengasih dan penyayang. Ketika kita merenungkan karya Tuhan dengan cara yang benar, maka dampaknya akan terlihat dalam kehidupan kita. Orang-orang yang mengerti kebesaran kuasa-Nya akan menghormati Dia dan dengan demikian memperoleh hikmat untuk menjalani kehidupannya. Orang-orang yang mengerti kebesaran kuasa-Nya akan mengisi hidupnya dengan puji-pujian kepada-Nya.
Yogyakarta, Januari 2015
Pdt.Tuty Zastini
Hutabarat,S.Th.
Yogyakarta
|
BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Jumat, 23 Januari 2015
HATORANGAN NI SIBASAON MINGGU, 1 PEBRUARI 2015 : Masmur 111:1-10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar