Jumat, 23 Januari 2015

TAHUN PEMUDA MEMBANGKITKAN PEMUDA GKPA MENGEMBANGKAN PELAYANAN

widgeo.net
Ramli SN Harahap *



1.       Tahun ini merupakan Tahun Pemuda GKPA. Sebagai tahun pemuda diharapkan para pemuda GKPA dapat memberikan sumbangsih pemikiran, karya, tenaga untuk mengembangkan pelayanan di organisasi GKPA untuk menyikapi perkembangan yang terjadi di tengah-tengah Gereja dan masyarakat.
2.       Tantangan pemuda saat ini. Ditengah arus kemajuan teknologi saat ini, tantangan pemuda GKPA adalah pertama, melawan “pengaruh sosial media” (sosmed) seperti: facebook, twitter, whats app, line, dan lain-lain sebagainya. Pemuda bisa tahan dihadapan smart phone, note book, dan laptopnya berjam-jam menikmati kebersamaannya dengan dunia maya. Pemuda sudah lebih menghabiskan waktunya berhubungan dengan dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata. Kedua, menjadikan Facebook sebagai “tuhan”. Saya takut pemuda sekarang sudah lebih menganggap face book  sebagai “tuhan” yang selalu setia menyertainya. Face book hadir di setiap saat (maha hadir). Jika pemuda bermasalah, dia akan mencurahkan isi hatinya ke face book. Jika sedang bête, berkelahi dan galau, dia memberitahukannya ke face book. Bagi mereka face book menjadi jawaban atas setiap persoalan hidupnya. Jika kita bandingkan intensitas pemuda setiap hari, rata-rata pemuda menuliskan statusnya minimal 5 kali sehari, 20 kali meng-like status orang, 10 kali memberi komentar pada status orang, dan browsing status orang. Artinya, waktunya habis dan disedot si face book itu. Padahal, untuk membaca Firman Tuhan, dia hanya sekali sehari saja, itu pun kalau ingat. Yang sering terjadi dia hanya mengisi Firman Tuhan dalam hidupnya hanya sekali seminggu melalui khotbah di Gereja. Kondisi ini sangat mempengaruhi karakter dan sikap serta perilaku pemuda. Ketiga, tidak peduli kepada sesama dan lingkungan. Akibat keseriusannya berhubungan dengan dunia maya, maka pemuda tidak memiliki rasa kepeduliannya lagi dengan sesama manusia. Tubuh mereka bisa berdekatan, tetapi pikiran mereka saling berjauhan. Di dalam satu rumah sudah jarang berbicara dan berkomunikasi dengan baik, karena setiap orang sudah sibuk dengan smart phone-nya masing-masing. Mereka duduk bersama tetapi tidak saling melihat dan memperhatikan lagi karena semua mata mereka tertuju kepada si Hand Phone-nya. Orang yang terlalu asyik dengan dunia yang diciptakannya sendiri sehingga tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini sering dilakukan orang yang kecanduan internet atau Facebook. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia internet atau facebook. Minimnya sosialisasi dengan lingkungan. Ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain internet atau facebook. Keempat, The Net Generation (Generasi Internet). Generasi internet  telah memasuki budaya generasi muda saat ini, dan membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari adanya Tekonologi Informasi adalah: (a) Derasnya arus informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita. (b)    Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan social antar masyarakat. Contoh: situs jejaring sosial yang banyak bermunculan membuat orang tak memiliki kebutuhan untuk bertemu langsung. (c) Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,  seperti lunturnya sikap ramah-tamah, gotong royong dan sopan-santun yang dipengaruhi oleh budaya barat, seperti perubahan cara berpakaian, pemakaian yang dicampur-campur bahasa asing (bahasa juga salah satu budaya bangsa), serta pergaulan yang bebas. (d) Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja. Kelima, budaya popular. Dengan semaraknya sinetron, film, dan musik hiburan, maka pemuda saat ini telah dicekoki dengan budah populer. Budaya populer (populer culture) atau yang umum disingkat sebagai budaya pop mulai merebak di kalangan masyarakat modern pada abad ke 20. Pengaruh zaman yang memang tak terelakkan telah begitu kuat melanda negara-negara Barat di mana keterbukaan dan kebebasan menjadi ciri sekaligus aspirasi masyarakatnya. Seiring dengan arus deras globalisasi teknologi yang menyeruak ke seluruh permukaan planet ini, maka perkembangan budaya zaman itu terimbas ke mana mana dengan dampak yang sangat dahsyat. Kalangan remaja atau anak baru gede (ABG), boleh di kata merupakan generasi yang paling cepat menyerap dan menerapkan segala jenis produk perubahan karena mereka adalah kelompok lapisan masyarakat yang paling terpengaruh langsung oleh budaya populer. Kita tak dapat menutup mata terhadap pergeseran nilai-nilai budaya yang terus menerus terjadi akibat perubahan zaman. Pembangunan di satu sisi menjanjikan perbaikan kondisi hidup, tapi di sisi lain ia juga meninggalkan bahkan meningkatkan berbagai permasalahan negatif yang tidak kurang seriusnya. Bahkan tidak jarang dampak destruktifnya lebih cepat menyebar, lebih kuat dan lebih gawat dibandingkan daya konstruktifnya.. Contoh yang paling aktual adalah maraknya peredaran pil-pil "XTC" (baca Ecstacy) di kota-kota besar tanah air. Hampir setiap hari kita membaca atau mendengar terungkapnya kasus berkaitan dengan pil setan itu. Itu baru yang terbongkar, belum terhitung berapa lagi kasus yang tak sempat terungkap. Alam budaya populer pada zaman ini ditandai dengan sejumlah faham atau trend gaya atau nilai falsafah hidup berbentuk "isme" seperti yang berikut: (a) Materialisme: yang paling penting dalam hidup ini adalah memiliki kekayaan bendawi, aset atau harta yang bersifat material, uang dan alat tukar sejenis. Maka orientasi dan sukses hidup semata-mata diukur dengan standar kekayaan materi. (b) Eksistensialisme: yang terutama hidup hanyalah untuk momen saat ini. Itulah yang dimiliki pada hari ini, sehingga tak perlu repot-repot memikirkan kenangan masa lain maupun mengantisipasi perkembangan masa depan. (c) Individualisme: pribadi yang paling penting dalam hidup adalah diri sendiri. Tak perlu dicampuri oleh orang lain. Karena itu egoisme mutlak perlu dibangun agar diri mampu menyelesaikan segala sesuatu untuk kebaikan diri. (d) Hedonisme: yang harus menjadi obsesi seumur hidup adalah bersenang senang menikmati hidup. Tujuan hidup semata-mata adalah membahagiakan diri. Puaskanlah segala keinginan hati dengan melampiaskan hawa nafsu. (e) Sekularisme: Allah itu tidak penting karena hal agama sudah tidak relevan dalam menjawab kebutuhan manusia pada hari ini. Yang terbaik adalah mengandalkan potensi diri yang dianggap sudah dewasa dalam dunia ini. (f) Pragmatisme: Apa yang bisa diharapkan dan diterima adalah yang bisa jalan; artinya manusia harus bisa memutuskan pilihannya atas perkara-perkara atau metoda metoda hidup berfungsi. Semua kebajikan diukur dari hasil akhirnya. (g) Moral relativisme: Di dunia ini tidak ada hal yang absolut. Segala sesuatu itu tidak mutlak benar maupun tidak mutlak salah. Karena itu hiduplah dengan sewajarnya, tak perlu memperjuangkan apa yang dianggap paling benar. (h) Utopianisme: Pada dasarnya semua manusia itu baik. Dunia akan menuju kepada keadaan yang semakin membaik. Hanya ciptakanlah lingkungan hidup yang baik maka segala kejahatan akan pudar dan lenyap dengan sendirinya. (j) Fatalisme: Nasib hidup adalah suratan takdir. Manusia tak akan bisa menghindar dari gilasan zaman. Diri menjadi seperti apa adanya tidaklah terlepas dari perlakuan orang lain dalam sistem masyarakat yang dominan membentuk hidup.
3.       Di situasi dan kondisi seperti ini, Pemuda GKPA hendak bangkit dan bangun serta keluar dari persoalan itu. Aapakah yang bisa dilakukan pemuda dalam menghadapi tantangan di atas? Pertama, Gerakan SMS Firman Tuhan. Setiap hari kita merenungkan dan kirimkan Firman setiap hari kepada teman-teman. Mengimbangi kemahahadiran facebook di kalangan pemuda, kita harus mengisi kegiatan yang lebih positif. Pemuda mencoba merenungkan Firman Tuhan yang telah ditetapkan di Almanak GKPA, lalu di membagikan Firman itu kepada rekan-rekan pemuda GKPA lainnya. Dengan saling mengirimkan Firman Tuhan, maka pemuda GKPA bisa bangkit dan membantu pelayanan di tengah-tengah Gereja. Kita percaya dengan memberitakan Firman Tuhan melalui SMS maka pemuda GKPA telah ikut serta mengembangkan Kerajaan Tuhan di dunia ini. Seorang pemuda GKPA minimal mengirimkan 10 sms kepada nomor kontak sahabatnya. Gerakan sms ini akan memberikan manfaat bagi semua pemuda GKPA untuk bertumbuh di dalam iman. Kedua, Gerakan Peduli Sesama. Pemuda GKPA memelopori untuk saling peduli dengan sesama teman. Daripada kita menghabiskan waktu memperhatikan si maya, lebih baik kita memperhatikan teman-teman kita. Misalnya, pemuda GKPA setiap bulan membuat Gerakan Rp. 10.000,- untuk mengumpulkan dana beasiswa bagi pemuda GKPA yang membutuhkan biaya sekolah dan studinya. Uang yang terkumpul ini akan diberikan kepada anak-anak muda yang tidak memiliki dana untuk sekolah. Dengan kegiatan ini, pemuda GKPA membangkitkan semangat belajar, dan membangkitkan rasa persaudaraan yang kuat untuk memajukan dan mencerdaskan warga jemaat GKPA. Ketiga, Persekutuan Doa. Pemuda GKPA membuat tim-tim doa. Setiap pemuda memiliki jam-jam doa baik di rumah maupun di dalam persekutuan di Gereja. Pemuda memiliki teman doa yang saling mendoakan. Doa sangat membantu menguatkan hati orang percaya. Keempat, Pendalaman Alkitab. Pendalaman Alkitab merupakan sarana yang paling kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Pemuda yang memiliki pengetahuan Firman Tuhan yang baik dan benar akan bisa memilah mana yang baik dan dan mana yang jahat. Pendalaman Alkitab ini bisa dilakukan dengan berbagai metode seperti: ceramah, diskusi, seminar, dialog, dll. Kelima, mempertahankan budaya. Walau dunia sekarang menawarkan budaya populer, tetapi pemuda GKPA harus memiliki prinsip hidup bahwa pemuda GKPA harus tetap mempertahankan budaya Batak dan budaya kekristenan dalam menghadapi kemajuan zaman. Budaya populer bisa saja ada di tengah-tengah kita, tetapi kita tidak mau digoda dan jatuh dalam jeratnya. Kita perkuat budaya kita dengan berbagai cara, seperti: melatih pemuda memakai bahasa daerah, memakai pakaian daerah, mengkonsumsi makanan daerah, dan lain sebagainya. Kita harus mencintai budaya kita daripada budaya luar.
4.       Tahun Pemuda GKPA tidak hanya sebuah pesta dan perayaan yang hanya dilaksanakan sekali dan tidak bekelanjutan. Usai pesta maka usailah semua kegiatan. Tahun Pemuda bukan berarti hanya tahun ini saja pemuda mau berkarya tetapi pemuda harus berkarya sepanjang hidup. Hindari pemuda yang berkarya seperti pisang, yang setelah berbuah maka dia ditebang dan mati. Kongres bisa saja usai, namun pemuda tidak akan berhenti berkarya walau kongres sudah usai dilaksanakan. Pemuda GKPA harus bangkit menghadapi tantangan zaman ini. Bangkit berarti dia berdiri dan berjalan melawan dengan karya nyata. Pemuda ikut aktif dalam menumbuhkan dan mengembangkan Gereja dan pelayanan. GKPA bisa bertumbuh hingga saat ini sangat besar ditopang oleh pemuda GKPA di berbagai tempat. Karena itu, marilah pemuda GKPA tunjukkan kemampuanmu untuk membangun Tubuh Kristus di dunia ini melalui GKPA.
* Penulis adalah pendeta GKPA yang sedang menjalani studi lanjutan Program Pascasarjana Doktoral Teologi di UKDW Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar