Jumat, 23 Januari 2015

Jamita Minggu, 29 Maret 2015: Markus 11:1 – 11

widgeo.net


I.       Pendahuluan

Di dalam bagian ini Markus telah mencatat rangkaian tindakan dan ajaran terakhir sang Juruselamat sebelum penderitaan-Nya. Semua peristiwa ini terjadi di dalam dan di sekitar Yerusalem. Di sini terjadi peristiwa "Masuk ke Yerusalem dengan Dielu-elukan" dan pembersihan Bait Suci (Mrk 11:1-26), serangkaian pertentangan dengan para pemimpin Yahudi (Mrk 11:27-12:44), dan percakapan apokaliptik yang panjang di Bukit Zaitun (Mrk 13:1-37). Sejak saat ini Kristus meninggalkan semua sikap hati-hati yang telah membuat diri-Nya menyingkir dari berbagai wilayah yang rawan dan yang berkemungkinan timbul krisis. Sekarang Dia menentang para pemimpin Yahudi. Ketika masuk ke Yerusalem la secara terang-terangan memancing ketidaksenangan dan permusuhan. "Masuk Yerusalem dengan dielu-elukan" ini jangan dilihat sebagai kedatangan seorang raja dalam kemuliaan, tetapi sebagai gambaran seorang Juruselamat yang sebentar lagi akan menderita.


II.    Penjelasan Teks
a.      Ayat 1
Jika kita memperbandingan dengan Yoh 12:1 menunjukkan bahwa Yesus sebelumnya pergi ke Betania di mana Dia bermalam. Kemudian pada hari sesudah hari Sabat Dia masuk ke Yerusalem. Betania terletak dua mil kurang sedikit di sebelah tenggara Yerusalem, tidak jauh dari lereng timur Bukit Zaitun. Letak Betfage lebih sulit ditentukan, tetapi bukti yang terbaik tampaknya menunjuk ke sebuah tempat di bagian lereng di sebelah timur. Urutan Markus adalah kebalikan dari a rah yang diambil oleh Yesus, tetapi Markus memandang tempat-tempat tersebut dari a rah Yerusalem yang disebut lebih dahulu. Yohanes memberi alasan untuk beranggapan bahwa Yesus tiba di Betania pada hari Jumat (Mrk 12:1). Karena perjalanan ke Yerusalem makan waktu lebih daripada perjalanan satu hari Sabat, maka diperkirakan bahwa Kristus berada di Betania sepanjang hari Sabtu dan bahwa peristiwa "masuk Yerusalem dengan dielu-elukan" terjadi pada hari Minggu.

b.     Ayat2-3
Kampung yang dimaksud (ayat 2) adalah Betfage sebagaimana dijelaskan Mat 21:1. Yang di depanmu itu. Maksudnya, "di seberangmu." Apakah Yesus mengetahui adanya keledai itu karena pengamatan sebelumnya atau melalui penglihatan adikodrati tidak dijelaskan. Dalam ayat 3 digambarkan bahwa tampaknya Yesus sudah mengetahui bahwa pemilik keledai itu akan mengenal siapa Tuhan dan akan dengan rela meminjamkan hewan itu. Naskah Yunani yang lebih baik berbunyi, dan Dia akan secepat mungkin mengirim hewan itu kembali, sebuah janji dari Yesus untuk mengembalikan hewan itu. Matius mengatakan ada dua hewan, seekor keledai betina dan anaknya (21:2).

c  Ayat 7-9
Pakaian mereka (sebagaimana dijelaskan dalam ayat 7) yang diletakkan di atas punggung keledai itu adalah jubah bagian luar, sehingga warna-warnanya membuat penampilan keledai itu seperti memakai pakaian kerajaan. Dalam ayat 8 diceritakan bahwa banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan, menjadikannya seperti permadani kerajaan untuk dilalui arak-arakan itu. Yang lain menyebarkan ranting-ranting hijau di jalan yang dilalui. Yohanes menggambarkan ranting-ranting itu sebagai daun-daun palem (Mrk 12:13). Orang banyak itu mengelilingi Tuhan (ayat 9); ada yang berjalan di depan; yang lainnya mengikuti dari belakang. Mereka terus berseru (bentuk waktu imperfect Yunani), Hosana. Istilah ini merupakan peralihan dari ungkapan Ibrani yang berarti Berilah kiranya keselamatan, yang diambil dari Mzm 118:25. Ungkapan ini telah menjadi ucapan syukur dan seruan kemenangan maupun seruan meminta tolong. Diberkatilah Dia yang datang ... merupakan kutipan yang persis dari Mzm 118:26 (*LXX). Mazmur ini merupakan salah satu Mazmur Halel yang dinyanyikan di dalam kaitan dengan perayaan Paskah, sehingga sangat cocok untuk kesempatan itu. Bahwa orang banyak mempergunakan kata-kata itu dalam pengertian Mesianis menjadi jelas dalam ayat berikutnya.

d. Ayat 10-11
Orang-orang itu merasa bahwa Kerajaan ... Daud yang berkaitan dengan Mesias akan segera didirikan. Hosana di tempat yang mahatinggi tidak diragukan lagi berarti, "Selamatkan kami sekarang, wahai Dikau yang ada di tempat yang mahatinggi." Seruan ini dialamatkan kepada Allah sendiri. Ia masuk ke Bait Allah (ayat 11). Kara hieron mengacu kepada seluruh daerah tempat ibadah itu, termasuk serambi dan halaman dalam. Pada saat Ia meninjau semuanya pastilah mata-Nya telah melihat meja-meja para penukar uang dan penjual burung merpati, hal-hal yang membuat-Nya tidak senang ketika Ia datang pada keesokan harinya.

III. Penutup
Dalam pandangan orang banyak iring-iringan Yesus memasuki kota Yerusalem tidak ada bedanya dengan iring-iringan umat peziarah menjelang hari raya. Suasana ini Yesus manfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka tabir kemesiasan-Nya. Yesus masuk ke Yerusalem bukan sebagai peziarah yang hendak berpesta, tetapi sebagai Mesias yang dengan penuh kerendahan diri akan mendirikan Kerajaan Allah. Jelaslah di sini bahwa nubuat Zakharia (Za 9:9) melatarbelakangi peristiwa ini.

Meskipun kedatangan-Nya dengan mengendarai keledai tidak menggambarkan masuknya seorang raja yang menang dalam kemuliaan, namun justru ciri khas Mesias sebagai Hamba Tuhan yang merendah dan terselubung itu tetap terpeUhara — sekalipun tabir telah terbuka. Dari pihak Yesus, perjalanan ini merupakan demonstrasi kemesiasan-Nya. Namun, dari pihak umat peziarah, perjalanan ini adalah suatu peristiwa mengelu-elukan Mesias, yang mungkin di dalamnya termuat cita-cita nasional, religius-politik. Semua orang yang berada di sekitar Yesus bersahut-sahutan menyanyikan lagu pujian bagi-Nya. Dalam peristiwa inilah umat memaklumkan Yesus sebagai Mesias. Zaman yang baru telah mulai, dan Kerajaan itu sedang menjelang. Betapa agung sikap Yesus menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya yang semakin dekat Tidak dalam rasa takut, gentar atau panik. Tidak juga dengan sikap memikirkan diri sendiri. Dia adalah Raja yang datang untuk membawa damai.

Pdt. Sofian M. Pane, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar