Di
dalam bagian ini Markus telah mencatat rangkaian tindakan dan ajaran terakhir
sang Juruselamat sebelum penderitaan-Nya. Semua peristiwa ini terjadi di dalam
dan di sekitar Yerusalem. Di sini terjadi peristiwa "Masuk ke Yerusalem
dengan Dielu-elukan" dan pembersihan Bait Suci (Mrk 11:1-26), serangkaian
pertentangan dengan para pemimpin Yahudi (Mrk 11:27-12:44), dan percakapan
apokaliptik yang panjang di Bukit Zaitun (Mrk 13:1-37). Sejak saat ini Kristus
meninggalkan semua sikap hati-hati yang telah membuat diri-Nya menyingkir dari
berbagai wilayah yang rawan dan yang berkemungkinan timbul krisis. Sekarang Dia
menentang para pemimpin Yahudi. Ketika masuk ke Yerusalem la secara
terang-terangan memancing ketidaksenangan dan permusuhan. "Masuk Yerusalem
dengan dielu-elukan" ini jangan dilihat sebagai kedatangan seorang raja
dalam kemuliaan, tetapi sebagai gambaran seorang Juruselamat yang sebentar lagi
akan menderita.
II.Penjelasan
Teks
a.Ayat
1
Jika
kita memperbandingan dengan Yoh 12:1 menunjukkan bahwa Yesus sebelumnya pergi
ke Betania di mana Dia bermalam. Kemudian pada hari sesudah hari Sabat Dia
masuk ke Yerusalem. Betania terletak dua mil kurang sedikit di sebelah tenggara
Yerusalem, tidak jauh dari lereng timur Bukit Zaitun. Letak Betfage lebih sulit
ditentukan, tetapi bukti yang terbaik tampaknya menunjuk ke sebuah tempat di
bagian lereng di sebelah timur. Urutan Markus adalah kebalikan dari a rah yang
diambil oleh Yesus, tetapi Markus memandang tempat-tempat tersebut dari a rah
Yerusalem yang disebut lebih dahulu. Yohanes memberi alasan untuk beranggapan
bahwa Yesus tiba di Betania pada hari Jumat (Mrk 12:1). Karena perjalanan ke
Yerusalem makan waktu lebih daripada perjalanan satu hari Sabat, maka
diperkirakan bahwa Kristus berada di Betania sepanjang hari Sabtu dan bahwa
peristiwa "masuk Yerusalem dengan dielu-elukan" terjadi pada hari
Minggu.
b.Ayat2-3
Kampung
yang dimaksud (ayat 2) adalah Betfage sebagaimana dijelaskan Mat 21:1. Yang di
depanmu itu. Maksudnya, "di seberangmu." Apakah Yesus mengetahui adanya
keledai itu karena pengamatan sebelumnya atau melalui penglihatan adikodrati
tidak dijelaskan. Dalam ayat 3 digambarkan bahwa tampaknya Yesus sudah
mengetahui bahwa pemilik keledai itu akan mengenal siapa Tuhan dan akan dengan
rela meminjamkan hewan itu. Naskah Yunani yang lebih baik berbunyi, dan Dia
akan secepat mungkin mengirim hewan itu kembali, sebuah janji dari Yesus untuk
mengembalikan hewan itu. Matius mengatakan ada dua hewan, seekor keledai betina
dan anaknya (21:2).
cAyat 7-9
Pakaian
mereka (sebagaimana dijelaskan dalam ayat 7) yang diletakkan di atas punggung
keledai itu adalah jubah bagian luar, sehingga warna-warnanya membuat
penampilan keledai itu seperti memakai pakaian kerajaan. Dalam ayat 8
diceritakan bahwa banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan,
menjadikannya seperti permadani kerajaan untuk dilalui arak-arakan itu. Yang
lain menyebarkan ranting-ranting hijau di jalan yang dilalui. Yohanes
menggambarkan ranting-ranting itu sebagai daun-daun palem (Mrk 12:13). Orang banyak
itu mengelilingi Tuhan (ayat 9); ada yang berjalan di depan; yang lainnya
mengikuti dari belakang. Mereka terus berseru (bentuk waktu imperfect Yunani),
Hosana. Istilah ini merupakan peralihan dari ungkapan Ibrani yang berarti
Berilah kiranya keselamatan, yang diambil dari Mzm 118:25. Ungkapan ini telah
menjadi ucapan syukur dan seruan kemenangan maupun seruan meminta tolong.
Diberkatilah Dia yang datang ... merupakan kutipan yang persis dari Mzm 118:26
(*LXX). Mazmur ini merupakan salah satu Mazmur Halel yang dinyanyikan di dalam
kaitan dengan perayaan Paskah, sehingga sangat cocok untuk kesempatan itu.
Bahwa orang banyak mempergunakan kata-kata itu dalam pengertian Mesianis
menjadi jelas dalam ayat berikutnya.
d. Ayat 10-11
Orang-orang
itu merasa bahwa Kerajaan ... Daud yang berkaitan dengan Mesias akan segera
didirikan. Hosana di tempat yang mahatinggi tidak diragukan lagi berarti,
"Selamatkan kami sekarang, wahai Dikau yang ada di tempat yang
mahatinggi." Seruan ini dialamatkan kepada Allah sendiri. Ia masuk ke Bait
Allah (ayat 11). Kara hieron mengacu kepada seluruh daerah tempat ibadah itu,
termasuk serambi dan halamandalam.
Pada saat Ia meninjau semuanya pastilah mata-Nya telah melihat meja-meja para
penukar uang dan penjual burung merpati, hal-hal yang membuat-Nya tidak senang
ketika Ia datang pada keesokan harinya.
III. Penutup
Dalam
pandangan orang banyak iring-iringan Yesus memasuki kota Yerusalem tidak ada
bedanya dengan iring-iringan umat peziarah menjelang hari raya. Suasana ini
Yesus manfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka tabir kemesiasan-Nya. Yesus
masuk ke Yerusalem bukan sebagai peziarah yang hendak berpesta, tetapi sebagai
Mesias yang dengan penuh kerendahan diri akan mendirikan Kerajaan Allah.
Jelaslah di sini bahwa nubuat Zakharia (Za 9:9) melatarbelakangi peristiwa ini.
Meskipun
kedatangan-Nya dengan mengendarai keledai tidak menggambarkan masuknya seorang
raja yang menang dalam kemuliaan, namun justru ciri khas Mesias sebagai Hamba
Tuhan yang merendah dan terselubung itu tetap terpeUhara — sekalipun tabir
telah terbuka. Dari pihak Yesus, perjalanan ini merupakan demonstrasi
kemesiasan-Nya. Namun, dari pihak umat peziarah, perjalanan ini adalah suatu
peristiwa mengelu-elukan Mesias, yang mungkin di dalamnya termuat cita-cita nasional,
religius-politik. Semua orang yang berada di sekitar Yesus bersahut-sahutan
menyanyikan lagu pujian bagi-Nya. Dalam peristiwa inilah umat memaklumkan Yesus
sebagai Mesias. Zaman yang baru telah mulai, dan Kerajaan itu sedang menjelang.
Betapa agung sikap Yesus menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya yang semakin
dekat Tidak dalam rasa takut, gentar atau panik. Tidak juga dengan sikap
memikirkan diri sendiri. Dia adalah Raja yang datang untuk membawa damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar