Untuk mencapai tujuan,
seseorang yang melakukan perjalanan memerlukan petunjuk arah jalan yang harus
ia lalui. Tanpa petunjuk, kemungkinan ia akan kehilangan arah dan tersesat
serta tidak akan sampai kepada tujuannya itu. Demikian Firman Tuhan berperan
penting dalam perjalanan hidup orang percaya kepada Tuhan Yesus dalam
perjalanan hidupNya. Tanpa Firman Tuhan, mereka akan tersesat dalam dunia yang
membawa mereka kepada kefanaan serta tidak akan sampai kepada kekekalan hidup
di dunia ini, apalagi di Rumah Bapa di Surga. (Bdk. Mzm 119:105).
Kebenaran di atas menyadarkan kita bahwa betapa sering orang yang
mengaku percaya/ Kristen gagal menjadikan Firman Tuhan menjadi petunjuk
hidupnya. Mungkin karena tantangan kehidupan duniawi dan arus dunia yang
membawa kesesatan ini menjadikan mereka apatis, ateis bahkan hedonis. Karena
itu, kita butuh tuntutan Allah untuk mengenai dan hidup dalam kebenaranNya itu
dalam Firman Tuhan.
Lalu, apa yang harus kita
lakukan/ kita miliki untuk boleh mengenai dan dituntun oleh Firman Tuhan kepada
seluruh kebenaran yang menjadikan kita tetap kuat dan tidak mudah disesatkan
oleh tantangan dunia ini? Mari kita bahas Firman Tuhan di bawah ini.
Penulis kitab Ibrani
menegaskan eksistensi Kristus Yesus sebagai Imam Besar yang dipanggil/
dimuliakan oleh Allah sendiri untuk menjadi penghubung antara Allah dengan
manusia, untuk memperbaiki hubungan dan menyingkirkan penghalang diantara Allah
dan manusia. Beberapa persyaratan penting dikenakan kepada Yesus untuk jabatan
Imam Besar ditunjukkan dalam teks ini: Pertama, Yesus tidak memilih
PekerjaanNya, melainkan Allahlah yang memilih Dia bagi tugas itu. Saat Yesus
dibabtis terdengar suara yang datang kepadaNya : "Anakku, Engkau telah kuperanakkan hari ini" (Bd Mzm 2:7). Kedua, Yesus telah melalui
pengalaman manusia yang paling pahit sehingga dapat mengerti manusia dalam
semua aspeknya, baik kekuatannya maupun kelemahannya. Tentang ini, ada beberapa
gagasan besar dalam benak penulis :
*(Ay.7) Ia ingat Yesus di Taman Getsemani dengan doa dan permohonanNya, air mata
dan jeritanNya (yun. Krauge) yang ia serukan bukan oleh
kehendakNya melainkan karena dipaksakan keluar dari mulutNya oleh ketegangan
atau rasa sakit yang sangat nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
kesengsaraan dan ketakutan manusia yang belum pernah di alamiNya.
*(ay.8) Yesus belajar dari semua pengalamanNya karena Ia melakukannya
dengan penuh rasa hormat (emathen=belajar - aph' hon aphaten=menderita).
*(ay.9) Lewat pengalamanNya itu Yesus mencapai kesempurnaan (teleioun), artinya pengalaman derita yang dilewati Yesus sungguh tepat untuk
menjadikan Dia Juruselamat Manusia.
(Ay.10) Penyelamatan yang
dibawa Yesus adalah penyelamatan abadi yang membuat manusia tetap selamat. Oleh
Kristus manusia selamat untuk selama-lamanya. Tak seorang pun dapat merenggut
manusia dari tangan Kristus.
Keterangan
Ay.8-11 : Taurat Tuhan dipuji
sebagai karunia yang memenuhi hidup orang yang memeliharanya. Penelitian
Otsborn, Torn in the Old
Testament,1945 dan H.J.Kraus, Freude an Gesetz,1951, menolong kita untuk mengerti makna taurat yang asli. Istilah ini datang
dari suatu kata kerja yang berarti "menunjuk dengan jari" dan mula-mula berarti "petunjuk". Bila seseorang tiba pada persimpangan jalan pada jalan hidupnya dan
ragu-ragu tentang keputusan manakah yang harus ia ambil, ia meminta 'thora'
dari Allah melalui imam atau nabinya, dan kepadanya diberitahukan apa yang
harus ia lakukan. Demikian Israel seluruhnya diangkat menjadi umat Tuhan dan
diberikan petunjuk hidup yaitu thora yang juga berakar dalam perjanjian yang
diikrarkan Tuhan dengan umatNya. (Bdk.ump. U1.5:l-5). Artinya, "Hukum
Allah" berdasarkan "Injil Kasih Allah" yang menggariskan jalan
hidup untuk beroleh kebahagiaan (bdk. U1.30:ll-14). Demikian Firman Allah itu
sempurna, menyegarkan jiwa, memberikan hikmat dan menyukakan hati dalam arti
lengkap, sehingga membangkitkan kembali orang-orang yang kehilangan semangat
hidup (bdk.Yes 50:4); memungkinkan mereka menyambung hidupnya (Rat.l:ll,16).
Ia juga memberikan kebijaksanaan kepada orang-orang yang belum
berpengalaman, yang mudah terpengaruh dan diper'kuda' orang. Dengan demikian
hati mereka menjadi pusat kemauan untuk mengambil sikap yang tepat dengan penuh
kesukaan, dengan mata yang bercahaya (Bdk. Mzm 13:4). Itulah juga sebabnya
Allah berkata melalui nabi Yeremia : "Aku akan menaruh tauratku dalam
batin mereka, dan melukiskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah
mereka dan mereka akan menjadi umatKu" (Yer.31:31-34). Demikian Firman
Allah itu adalah harta yang paling berharga, lebih mahal dari emas, lebih manis
dari madu, yang harus dipelihara oleh orang percaya.
Ay.12-15 : Dalam doa permohonan ini,
kita dapat menduga isi hati Pemazmur dimana ia memilih Tuhan dan beribadah
kepadaNya atas kesadarannya sendiri, taurat menjadi pegangan hidup yang
senantiasa mengingatkannya pada apa yang Tuhan kehendaki. Baginya, taurat itu
menjadi petunjuk hidup yang aktuil. Dengan memelihara Firman itu, Ia mengalami
berkat Tuhan yang dinamakannya "upah yang besar" dimana dengan
tinggal bersama Tuhan, mengharapkan supaya tindakannya jangan dihukum melainkan
dihargai oleh Tuhan. Pemazmur juga memohon supaya ia dilindungi dari sikap yang
congkak yang dilihatnya sebagai kesalahan besar atau orang 'kurang ajar' yang
dapat mempengaruhinya untuk meninggalkan Tuhan. Dan ditutup dengan permohonan
yang diucapkan di atas suatu korban akan perkenanan Tuhan (bdk.Mzm 104:34; 119:108).
Seperti F.Delietzsch katakan : "Doa merupakan korban batin orang percaya". Tuhan juga dipanggil 'gunung batu' dan 'penebus' yang menurut adat Yahudi, seorang kepala keluarga wajib menebus anggota
keluarga atau tanah pusaka yang terpaksa dijual atau diambil orang. Demikian
Allah diakui sebagai kepala keluarga. (Bdk dalam 'Doa Bapa Kami').
REFLEKSI
1.Di tengah perubahan Tingkungan kehidupan' yang menuntut perubahan sikap,
pandangan dan pola pikir manusia dalam menghadapi tantangan perubahan zamanini, setiap kita butuh tuntunan yang memberi kekuatan dan hikmat
mengatasi tantangan perubahan zaman ini. Puji Tuhan, Passion IV (Judika) bagi
kita yang percaya pada Yesus, diberitakan 'keadilan Tuhan' (Judika) melalui
Firman Tuhan yang senantiasa menuntun kita kepada keselamatan yang abadi itu.
Percayalah akan kebenaran Firman Allah yang sempurna, menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, menyukakan hati dan
membuat mata bercahaya itu\ (Bdk. Mzm 119:105).
2.Kekuatan Keyakinan akan Firman Tuhan yang menyelamatkan itu menjadi
Modal utama dalam mengatasi tantangan kehidupan ini. Saat kita 'bingung' akan
apa yang harus kita lakukan dalam situasi hidup yang sulit, dilematis, dst...
Dengan merenungkan Firman Tuhan kita akan beroleh hikmat tentang apa yang Tuhan
kehendaki untuk kita lakukan sehingga kita beroleh keselamatan kekal, demikian
Firman Tuhan harus dipelihara sebagai harta yang paling berharga dalam hidup
ini. Dengan melakukan Firman Tuhan, orang percaya akan mengalami berkat yang
istimewa dimana "keadilan Tuhan" yang memberkati hidupnya sekalipun
ditengah arus tantangan hidup yang besar. "Seperti Pohon yang ditanam
ditepi aliran air, menghasilkan buahnya pada musimnya dan tidak layu daunnya,
apa yang ia perbuat berhasil. Tapi bagi orang fasik, mereka seperti sekam yang
ditiupkan angin... Sebab Tuhan mengenai jalan orang benar, tetapi jalan orang
fasik menuju kebinasaan" (Bdk Mzm 1:1-6)
3.Dengan mengenai, percaya dan mempercayakan diri kepada tuntunan Firman
Tuhan dalam mengarungi kehidupan ini, kita akan senantiasa bersukacita
menantikan Firman Tuhan. (Thema). Terlebih kepada tuntunan Firman Tuhan yang
Hidup, yaitu Tuhan Yesus sang Imam Besar kita itu. (bdk. Ibrani 5:5- 10).
4.Karena itu, sebagaimana Pemazmur mohonkan kepada Tuhan dalam doanya,
setiap kita juga wajib memohon dengan kerendahan hati agar Tuhan membebaskan
kita dari kesalahan yang tidak disadari/ sengaja dan melindungi kita dari orang
yang kurang ajar yang membawa kita jauh dari Firman Tuhan. Amin
PENUTUP
Pastikan hidupmu dituntun
oleh Firman Tuhan untuk memuliakan Kristus dalam segala jalan hidupmu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar