”JAGALAH HATIMU”
( Amsal 4 : 23 )
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Menjaga harta benda adalah hal yang sulit. Kita perlu menjaganya dengan hati-hati, menyimpannya di brankas rumah dengan kunci dan gembok yang besar agar dapat dipastikan aman atau membawanya ke bank sebab selain uang kita aman terjaga, kita juga dapat memperoleh bunga dari uang yang disimpan. Dan jika uang yang akan disimpan adalah jumlah yang sangat besar, maka biasanya kita perlu menyewa pengawal, agar uang tersebut terhidar dari pencuri dan perampok. Segala upaya akan dilakukan untuk menjaga agar harta tidak dicuri dan aman.
Selain harta, ada juga yang sulit dijaga, yaitu menjaga seorang bayi. Meskipun bayi terlihat lucu dan menggemaskan, namun seorang ibu atau pengasuh bayi harus ekstra hati-hati memelihara dan memperhatikan bayi, makanan tidak boleh sembarangan. Bayi tidak boleh memakan makanan orang dewasa, makanannya haruslah makanan yang lembut dan mudah dicerna. Selain makanan, lingkungannya pun harus bersih dan sehat. Bayi tidak bisa sembarangan memakai pelengkapan orang dewasa, sabun, shampoo dan perawatan mandinya pun harus khusus. Jika bayi mengompol maka si Ibu harus sesegera mungkin mengganti popoknya meskipun hal ini terjadi tengah malam.
Betapa susahnya menjaga harta dan bayi. Namun ada yang lebih sulit dijaga, yaitu adalah menjaga hati. Mengapa? Karena pada dasarnya, hati manusia cenderung ingin selalu berbuat jahat. Manusia cenderung egois, mau menang sendiri tanpa memperhatikan keberadaan orang lain, Hati manusia cenderung melakukan hal-hal yang tidak diinginkan Allah, yaitu keinginan-keinginan daging (Galatia 5:19), Oleh karena itu ketika melakukan sesuatu yang baik, manusia harus berjuang keras melawan keinginan dagingnya.
Namun ditengah perjuangan melawan keinginan daging ingatlah bahwa Roh Kudus akan membimbing agar saudara dapat menjaga hati dan menguasai diri sehingga dapat melakukan keinginan-keinnginan roh (Gal. 5:22-23). Dan dari menjaga hati inilah akan terpancar kehidupan manusia yang serupa dengan Allah, serupa dalam hal kasih, kekudusan dan kehidupan yang memuliakan Tuhan.
Hati adalah manusia batiniah atau roh (“inner being”). Kita harus menjaga hati kita dengan “segala kewaspadaan”! Bagian hidup manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Jika tubuh sakit kita mencari dokter; jika jiwa sakit kita mencari psikiater; jika roh kita yang sakit, siapakah yang harus kita cari? Jika roh kita sakit, maka hanya Tuhanlah yang dapat menyembuhkan.
Manusia memang banyak memelihara kesehatan tubuh atau fisik, tetapi bagaimana dengan kesehatan roh kita? Kita perlu cek up hati kita setiap hari dengan Tuhan. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12).
Pikiran atau “thought” datang dari apa yang kita dengar dan lihat. “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7). Firman Tuhan mau mengajarkan kepada setiap kita bahwa hati dan pikiran kita perlu dijaga oleh damai sejahtera Tuhan. Apa yang kita dengar dan lihat akan mempengaruhi pikiran kita, dan akhirnya masuk ke hati. Tuhan berfirman: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka” (Ibrani 10:16).
Hati itu adalah tempat di mana Firman Tuhan ada, yaitu tempat di mana Tuhan tinggal. Untuk itu, begitu kita membuka mata pada pagi hari biarlah yang pertama kita lakukan adalah mencari Tuhan. “"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Ibrani 8:10). Hati adalah “safe deposit box” yang menyimpan harta. Harta itu bisa juga suatu kepahitan, dan jika kita menyimpannya maka yang keluar dari hidup kita juga adalah kepahitan. “Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Lukas 2:19).
Jagalah hati dan tarulah Firman Tuhan di dalam hidup kita! “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan” (Yohanes 7:38-39). “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"” (Galatia 4:6). Sebagai anak, Tuhan telah menaruh Roh Kudus ke dalam hati setiap kita. Apa yang kita pikirkan dan taruh di dalam hati lama-lama akan menjadi kenyataan, dan itu bisa baik atau buruk sesuai dengan apa yang kita taruh ke dalam hati.
Hati mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan.
1. Hati mempengaruhi kita bisa terima anugerah Tuhan atau tidak. Kalau kita mempunyai hati yang sulit untuk percaya, maka kita akan sulit menerima anugerah yang Tuhan sediakan untuk kita tetapi kalau kita memiliki hati yang terbuka, mudah percaya dengan Firman Tuhan kita akan menjadi orang yang mudah menerima anugerah Tuhan. Contoh: Anugerah keselamatan, keuangan, kesembuhan, pelayanan, dll. Saat ini banyak jemaat yang bersaksi mereka mengalami anugerah besar setelah berani percaya pada Firman Tuhan, mengembalikan persepuluhan, bernazar dan menggenapi nazarnya. Marilah kita memiliki hati yang terbuka dan mudah percaya dengan Firman Tuhan sehingga kita mudah menerima anugerah Tuhan dalam kehidupan kita.
2. Hati mempengaruhi kita bisa menikmati anugerah Tuhan atau tidak. Kalau kita memiliki hati yang mudah tersinggung, kecewa, tertekan, maka kita akan terus hidup dalam kepahitan, kegelisahan, ketidakbahagiaan, bahkan sakit penyakit karena berkat yang besar senantiasa disertai dengan tantangan yang besar pula. Tetapi kalau kita memiliki hati yang bisa semeleh, berserah kepada Tuhan, dan lapang hati, maka kita akan bisa menikmati anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Contoh: Lebih banyak orang kaya yg bunuh diri dari pada orang miskin; Haman tidak bisa bahagia sekalipun ia sedang menerima berkat yang sangat besar karena ia tidak bisa menjaga hatinya (Ester 5:12-13). Maka marilah kita memiliki hati yang berserah pada Tuhan, semeleh, lapang hati sehingga kita bisa menikmati anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
3. Hati mempengaruhi kita bisa menang atau kalah dalam peperangan. Kalau kita penakut, mudah kuatir atau hatinya kecil maka kita akan selalu takut menghadapi tantangan dan masalah dalam kehidupan kita sehingga kita selalu kalah sebelum berperang/ berjuang. Tetapi kalau kita punya iman yg besar/ hati yg besar (bukan “sigodang roha dohot ateate”)/ hati yg berani maka kita akan berani menghadapi masalah dengan pertolongan Tuhan sehingga kita akan mendapat kemenangan-kemenangan. Contoh: Daud dan bangsa
4. Hati mempengaruhi kita bisa menerima kepercayaan yang sangat besar atau tidak. Kalau kita mempunyai hati yang tulus dan berkenan kepada Tuhan sehingga Tuhan menganggap kita bisa dipercaya, maka Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang sangat besar kepada kita. Contoh: Elisa memiliki hati tulus dan bisa dipercaya oleh Tuhan sehingga ia mendapat kepercayaan yang besar dari Tuhan, namun Gehazi yang hatinya tidak bisa dipercaya tidak bisa diberi kepercayaan yg besar (2 Raja-raja 5:15-27). Yudas hatinya tidak bisa dipercaya oleh Tuhan karena ia selalu mencuri uang yang Tuhan percayakan kepadanya dan akhirnya ia melakukan hal yang fatal sehingga ia kehilangan kesempatan besar yang Tuhan berikan kepadanya. Setiap orang yang memiliki hati yang tulus dan dapat dipercaya oleh Tuhan akan mendapat kepercayaan yang besar dari Tuhan. Contoh: Musa dan Yosua memiliki hati yang tulus dan berkenan kepada Tuhan sehingga mereka diberi kepercayaan yang besar oleh Tuhan untuk memimpin umat Allah keluar dari perbudakan di Mesir (Bil 12:3; Bil 32:11-12). Yusuf diberi janji melalui mimpi oleh Tuhan bahwa ia akan diangkat menjadi pemimpin besar supaya bisa menjadi berkat karena Yusuf memiliki hati yang tulus dan bisa dipercaya oleh Tuhan. Daud diurapi menjadi raja karena Tuhan melihat hatinya yang berkenan kepada Tuhan (1 Samuel 16:1-13). Gereja kita diberi kepercayaan yang sangat besar oleh Tuhan karena kita selalu berusaha memiliki hati yang tulus yaitu semua yang kita terima dan lakukan adalah untuk Tuhan. Biarlah setiap kita memiliki hati yang tulus, jujur, bisa dipercaya oleh Tuhan sehingga Tuhan berkenan dan mempercayakan hal-hal yang sangat besar kepada kita.
5. Hati mempengaruhi kita bisa mengalami pemulihan atau tidak. Kalau kita jatuh dalam dosa, kita bisa mendapat pengampunan dan pemulihan atau tidak, tergantung kita memiliki hati yang mudah sadar dan mudah bertobat atau tidak. Contoh: Raja Asa (2 Tawarikh 16:7-13); Saul dan Daud; Yudas dan Petrus; Anak yang hilang kembali kepada bapanya. Biarlah kita memiliki hati yang mudah sadar dan mudah bertobat sehingga kita mudah mendapat pengampunan dan pemulihan.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menemua masalah-masalah yang disebabkan hati misalnya:
1. Kesombongan. Kesombongan adalah akar dosa (Amsal 16:18; Yohanes 5:19).
2. Stress. (2 Timotius 1:7). Stress adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh hati yang tidak tenang. Dan jika stress ini tidak dapat diatasi dengan baik, maka kita akan mengalami depresi. Depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan hati yang merosot seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan yang belebihan. Dan bahkan yang terparah lagi bisa terjadi yakni diserang penyakit struk yakni depresi yang dalam.
3. Iri hati (“envy”). Hal ini tidak sama dengan cemburu (“jealous”). Cemburu adalah kekuatan untuk menjaga milik kita agar jangan hilang dan diambil orang. Iri hati adalah merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain.
Bagaimana caranya untuk mengatasi ketiga masalah di atas? Pertama, sadari bahwa kita lahir dari Allah. “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah” (1 Yohanes 3:9). Kedua, bergembiralah. “Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4). Kita bergembira bukan karena situasi atau keadaan, tetapi karena Tuhanlah kita bersuka cita. Tuhan mau kita mengasihi Dia sungguh-sungguh, dan menaruh Firman Tuhan ke dalam hati kita. Jaga hati dan hidup benar di dalam Firman maka apa yang kita inginkan pasti terjadi.
Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh
Fidei & Gladys ‘08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar