Jumat, 21 November 2008

Bahan Sermon Parhobas

”BERIBADAHLAH BAGI TUHAN”

(Kejadian 35 : 1 – 5)

Pengantar

Betel menjadi tujuan utama kepulangan Yakub. Di Sikhem ia sebenarnya hanya sekedar singgah saja. Tapi ternyata Sikhem lebih menarik perhatian Yakub daripada Betel, tempat di mana ia telah bertemu dengan Allah. Di Sikhem Yakub membeli tanah dan tinggal di sana (Kej.33:18-19). Yakub merasa nyaman berada di Sikhem sehingga tidak meneruskan perjalannya ke tempat yang Allah kehendaki. Sikhem adalah gambaran dunia. Dunia memberikan tawaran yang memikat hati tapi ternyata hanya semu belaka. Kenyamanan dan kesukaan yang diberikan dunia adalah sesuatu yang palsu adanya. Karena itu dunia bukanlah tempat yang dikehendaki Allah untuk kita berada. Sikhem bukanlah tempat yang Allah kehendaki bagi Yakub. Karena ketegaran hati Yakub untuk tidak mau pindah dari Sikhem, maka terjadilah sesuatu hal yang tidak pernah terbayangkan Yakub yaitu Dina diperkosa oleh anak raja setempat (Kej.34:1-5). Hal ini membuat Yakub susah hati dan bersedih.

Yakub merasa nama baik yang dimilikinya di Sikhem cukup untuk menjamin kenyamanan kehidupannya. Namun sebaliknya, Sikhem membawa kepahitan baginya. Karena itulah maka Allah memerintahkan Yakub kembali ke Betel. Apa yang dialami Yakub memberi pelajaran bagi kita bahwa dunia ini memberi kenyamanan yang palsu, tetapi kenyamanan yang sesungguhnya ada di Betel. Ada apa di Betel? Di Betel ada Allah karena di sana Yakub bertemu dengan Allah. Di sana ada mezbah bagi Allah. Mezbah berbicara tentang kehidupan doa. Kembali ke Betel berarti kembali pada kehidupan doa yang dikehendaki Tuhan.

Penjelasan Ayat

Setelah Yakub tiba di Betel, maka ia mendirikan sebuah mezbah di sana dan kemudian ia menyebut tempat tersebut: “El-Betel”( אל – בתל) yang artinya Tuhan adalah rumah Tuhan. Sedangkan pada waktu Yakub bertemu dengan Tuhan pertama kalinya, ketika ia melarikan diri dari Esau, ia membangun mezbah di sana dan menamakan tempat itu “Betel” ( בתל) artinya Rumah Tuhan. Jadi, sekalipun Yakub kembali ke tempat semula, tetapi ia tidak berfokus kepada tempat di mana ia membuat mezbah semula, melainkan fokusnya kepada Tuhan. Artinya, bukan tempat yang penting baginya, melainkan Tuhan. Dengan kata lain, pandangan Yakub sudah berubah.

Yakub mematuhi perintah langsung Tuhan dan membuat persiapan dengan perjalanan yang kudus ke tempat kudus Allah di mana Allah pertama menampakkan diri kepadanya. Ada dua hal yang Yakub lakukan dalam persiapan perjalanan mereka ke Betel ini: pertama, menjauhkan dewa-dewa asing. Dan kedua, mentahirkan diri serta menukar pakaian keluarga (menanggalkan kenyamanan duniawi). Yakub tahu bahwa ibadah yang benar harus diikuti dengan penolakan kuasa-kuasa ilah lain dan harus membaharui serta merevitalisasi hidup dan kehidupan (bd. Kel. 19:10; Yos. 24:14,23: 1Sam.7:3; Yer.33:7-8). Pemahaman ini sangat perlu kita pahami saat ini. Ketika kita datang beribadah ke Bait Allah (baca: Gereja), maka secara otomatis kita juga harus menyembah Allah yang Esa. Konsekuensinya tidak ada lagi ilah lain yang kita sembah dalam ibadah itu. Pakaian adalah hal lahiriah yang nampak dari luar. Artinya ketika kita sudah melakukan ibadah, maka perwujudan dan penampakan bahwa kita sudah beribadah ialah ketika kita melakukan pembaharuan dan perbaikan hidup setiap saat melalui tingkah laku dan perbuatan kita.

Perintah Allah ini tidak hanya sekedar didengar oleh Yakub dan keluarganya, tetapi dengan rasa sadar seluruh anggota keluarganya menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. Pada waktu itu memang anting-anting sering digunakan untuk penyembahan berhala dan penipuan (Kel. 32:2; Hak. 8:24). Ketika Yakub menerima segala anting-anting itu maka dia menguburkannya di bawah pohon besar di Sikhem (bd.Kej.12:6) Artinya bahwa setiap yang kita anggap berhala yang menghambat kita beribadah kepada Allah harus kuburkan ke tanah. Menguburkan ke dalam tanah merupakan simbol bahwa yang dikuburkan itu benar-benar sudah hilang dan mati di telan tanah. Maksudnya mereka tidak menjalin hubungan lagi dengan berhala itu. Hal ini menyadarkan kita bahwa segala berhala yang telah kita buang jangan lagi kita ulangi kembali berkomunikasi dengannya. Karena hal itu akan merusak hubungan kita dengan Allah.

Mengapa Yakub melakukan persiapan seperti ini? Jawabannya, pertama, karena Allah telah menjawab permohonan Yakub pada masa kesesakannya dan kedua, karena Allah telah menyertai Yakub di jalan yang kutempuhnya. Dengan kedua hal ini Yakub dimampukan untuk datang beribadah kepada Allah di Betel. Mungkin masih banyak hal yang menyebabkan kita datang beribadah kepada Allah setiap minggunya.

Apakah jaminan bagi Yakub setelah dia melakukan kehendak Allah itu? Jaminan yang nyata yang Yakub terima adalah kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar. Mengapa anak-anak Yakub dikejar? Karena mereka telah membalas dendam perbuatan anak raja yang telah memperkosa adik mereka Dina. Akibatnya anak-anak Yakub dikejar-kejar oleh pendukduk Sikhem dan sekelilingnya. Namun ketika Yakub pergi beribadah ke Betel, dan mereka meninggalkan Sikhem, maka anak-anak Yakub tidak ada lagi yang mengejar-ngerjar mereka. Inilah berita anugerah itu bahwa setiap orang yang rajin beribadah kepada Allah di dalam hidupnya maka dia akan selamat dalam perjalanan kehidupannya di dunia ini. Jikalau ada banyak hal yang selalu mengejar-ngejar kehidupan kita, atau bahkan kita dikejar-kejar bayangan dosa kita maka jalan yang terbaik yang harus kita lakukan ialah datang ke Betela (baca: Gereja) untuk beribadah kepada Allah. Ketika Yakub dikejar-kejar rasa bersalah kepada kakaknya Esau maka satu-satunya cara yang dilakukannya ialah datang ke Betel untuk beribadah kepada Allah agar dia dimampukan untuk bertemu dengan kakaknya untuk memulihkan keadaan mereka.

Ramli SN Harahap fidei/gladys’07 151107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar