Jumat, 21 November 2008

Bahan Sermon Parhobas

” ANGKATLAH KEPALAMU”

(Mazmur 24 : 7 – 10)

Mazmur ini adalah kumpulan mazmur Daud yang berakar dalam kebijaksanaan Raja Daud untuk membawa tabut yang melambangkan kehadiran Tuhan di tenah keduabelas suku Israel di Yerusalem dan membuat kota orang Yebusy yang didudukinya menjadi ibu kota kerajaan Israel yang masih muda. Mazmur ini terdiri dari tiga bagian yang berlainan sifatnya. Pertama, pujian kepada Tuhan sebagai Pencipta (ay.1-2) ; kedua, liturgi penerimaan peserta ibadah (ay.3-6) ; ketiga, tanya jawab di pintu gerbang yang akan dilewati oleh Tuhan sebagai Raja Kemuliaan (ay.7-10). Tanya jawab itu berakar dalam suatu perayaan di mana Tuhan disambut di Yerusalem – atau di bait-Nya, di situ – sebagai Raja Kemuliaan dan sebagai Pencipta langit dan bumi yang masuk beserta umat Israel/Yakub yang benar (bd. Yes.26 :2).

Dalam teks Mazmur yang kita bahas ini dikatakan semua pintu-pintu gerbang disuruh mengangkat kepalanya, agar Yang Mahatinggi dapat masuk. Di dunia kuno, di mana setiap desa dipagari dan setiap kota dilindungi tembok, pintu gerbang menjadi lambang kota serta penduduknya (bd. Yes.14:17-18). Kota Salem itu telah berdiri berabad-abad lamanya ; sejauh orang ingat ia ada (Kej.14 :18), ia pun akan berdiri seterusnya sebagai kota Allah (bd. Yes.54 :1-14 ; 62 :1-12). Mengingat bahwa bait kudus hanya berdiri kira-kira empat setengah abad, maka pintu pintu gerbang kotalah yang dimaksudkan. Allah – serta umat yang dikuduskan bagi-Nya untuk hidup dalam kebenaran (Yes.62 :10 ; 26 :2) – akan masuk ke dalam kota dan juga ke dalam Bait Suci itu.

Yang masuk adalah Raja Kemuliaan : “Raja yang besar atas seluruh bumi” ini adalah “Allah Yang Mahatinggi”, yang telah dihormati di Salem turun-temurun (bd.Kej.14:18-19). Sebagai Raja Ia bersemayam di tempat tinggi (bd. Yes.14:14). Ia pun ditinggikan di atas segala allah (Mzm.97:9; 96:4-6). Dialah yang mencipta alam semesta dan memerintah sebagai Raja dan berdiam di Sion. Allah menampakkan diri dalam kemuliaan yang melambangkan kuasa dan keagungan-Nya dan menandai bahwa Ia hadir.

Siapakah Raja Kemuliaan itu? Sejak Daud jawabannya adalah: TUHAN YAHWEH, Allah Israel, jaya dan perkasa seperti seorang pahlawan perang. Kehadiran-Nya dapat dilambangkan dengan tabut perjanjian (Yos.3:4). Tabut merupakan semacam tahta dilengkapi dengan para kerub. Di atas para kerub itu bersemayamlah Tuhan semesta alam, Yahweh Zebaot (1Sam.4:4). Dengan nama Yahweh Zebaot, Allah segala barisan, maka Daud menghadapi dan mengalahkan Goliat (1Sam.17:45). Sejak tabut perjanjian berada di Sion, maka Allah disembah di situ dengan nama Yahweh Zebaot (Yes.6:5; Mzm.46:48).

Mazmur ini biasanya dikumandangkan pada masa Adven. Pada masa Adven ini umat Kristen menanti kedatangan Raja Kemuliaan kali kedua. Penantian pertama (Adven bagian pertama) telah berlalu dan Raja Kemuliaan pada Adven bagian pertama ini telah datang di dalam kelahiran Yesus Kristus di Betlehem. Saat ini kita memasuki masa Adven bagian kedua artinya kita menantikan kehadiran Raja Kemuliaan itu datang kali kedua untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Adven bagian kedua ini bukan untuk menantikan Yesus lahir sebagai bayi lagi di kota Betlehem melainkan Yesus datang sebagai Hakim Yang Agung. Kedatangan-Nya tidak diketahui oleh siapa pun. Karena tidak seorang pun tahu, akan kedatangan-Nya maka setiap kita diminta untuk siap siaga kapan dan di mana pun. Itulah berita Adven. Kita siap menantikan kedatangan Raja Kemuliaan itu. Dalam rangka menerima kedatangan Raja Kemuliaan itu maka setiap orang percaya mempersiapkannya melalui pemurnian iman, pembersihan diri dari segala dosa-dosa, sehingga ketika Raja Kemuliaan itu tiba kita suah layak bersama-Nya.

Seruan “Angkatlah kepalamu”, adalah berita Adven ketiga tahun ini. Seruan ini memampukan setiap orang percaya tetap tegar menjalani masa penantian ini. Kendati banyak persoalan iman atau persoalan jasmani yang silih berganti kita hadapi dalam rangka menanti Raja Kemuliaan itu, namun kita tetap tegar dan mampu mengangkat kepala kita. Seruan ini disampaikan kepada setiap orang yang hampir putus asa, juga kepada orang yang selalu bersedih, kepada orang yang menderita agar mereka mengangkat kepala mereka. Mengapa kita harus mengangkat kepala? Atau mengapa kita harus tegar? Jawabannya adalah supaya Raja Kemuliaan itu bisa masuk ke dalam hidup kita. Hanya kepada orang yang telah menang menghadapi segala penderitaanlah Raja Kemuliaan itu masuk. Karenanya pada masa Adven ini marilah kita mengangkat kepala kita, membuat hidup kita lebih hidup, membuat iman kita semakin bergairah agar ketika saatnya tiba Sang Mesias yang kita nantikan itu berkenan lahir di hati dan di dalam kehidupan kita untuk menyertai perjalanan hidup dan kehidupan kita. Amin! Selamat Adven!

Ramli SN Harahap fidei/gladys’07 131207

Tidak ada komentar:

Posting Komentar