”PERTOBATAN SAULUS”
(Kisah Para Rasul 9 : 1 – 9)
Saulus adalah seorang Yahudi dan sangat bangga dengan Keyahudiannya. Ia berasal dari suku Benyamin dan juga memiliki kewarganegaraan Roma. Waktu kelahiran Saulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Saulus dilahirkan di
Menurut adat istiadat Yahudi yang taat, setiap anak laki-laki harus diberi pendidikan yang baik dan latihan yang sangat hati-hati di rumahnya. Dia menerima pendidikan dasar. Kemudian pada usia 13 tahun sampai 15 tahun, ia dikirim ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian (sebuah sekolah pendidikan dalam agama Yahudi). Di sekolah ini Saulus memperoleh kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel, salah seorang guru terbesar zaman itu. Saulus menjadi seorang murid yang istimewa dan rupaya Gamaliel memberikan penghargaan tinggi kepadanya.
Ketika Saulus telah menyelesaikan pendidikannya
Paulus sudah mendengar tentang gerakan Kristen yang menentang iman Yahudi. Saulus ingin pergi untuk membantu mempertahankan iman nenek moyangnya. Selama pengadilan Stefanus, Paulus ada di
Saulus menjadi pemimpin di antara orang-orang Yahudi untuk menghancurkan kekristenan. Saulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan berkata, „Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati.Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing“ (Kis.26:10-11).
Saulus adalah seorang yang taat kepada agama Yahudi dan ia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi sebelum ia mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus.
Pertobatan Saulus merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah kekristenan. Saulus telah bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang dipenjarakannya. Sekarang ia ada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah
Berita tentang kedatangan Saulus telah sampai ke Damsyik sebelum ia tiba di
Sebab-sebab Pertobatan Saulus.
(1) Merasakan kehadiran Allah. Kejadian di tengah perjalanan Saulus ke Damsyik, yaitu ‘tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilinginya’dan ada suara yang berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?", itu bukan perbuatan manusia melainkan pekerjaan Roh. Saulus menyerah dan bertobat karena menyadari bahwa hal itu terjadi oleh Roh. Pertobatan manusia dapat terjadi hanya di hadapan Allah yang lebih tinggi daripada manusia. Saulus telah merenungkan dan berbicara tentang Allah sebelum pertobatannya, bahkan supaya lebih setia kepada Allah ia menganiaya orang-orang percaya, tetapi semua perjuangannya sia-sia.
Sesudah mengalami pertobatan, ia menganggap semua yang semula adalah kebanggaan, menjadi sampah. Ia berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.” Manusia tidak dapat memperbaiki hati sebelum bertemu dengan Allah.
(2) Dosanya diperingatkan dan Saulus menyesalinya. Suara yang didengar Saulus di tengah perjalanan menuju ke Damsyik adalah, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?", dan "Akulah Yesus yang kauaniaya itu”. Tuhan memperingatkan dosa Saulus dengan memakai kata ‘mengapakah’. Ini adalah teguran Tuhan terhadap orang berdosa. Manusia akan bertobat dan menyesali dosanya bila mendapat teguran dari Tuhan. Peringatan dosa Saulus datang dengan suara dari langit dan kepada kita peringatan akan dosa datang dari Firman Allah yang tertuis di dalam Alkitab. Manusia dapat lebih mengeraskan hatinya daripada bertobat, jika ditegur oleh manusia. Saulus berpuasa dan berdoa tiga hari lamanya karena penyesalan akan dosanya.
Akibat pertobatan Saulus.
Sebagai akibat pertobatannya, Saulus tidak menghiraukan nyawanya untuk memberitakan Yesus yang adalah Kristus (Mesias). Pada permulaan pemberitaannya, dua kali ia hampir terbunuh karena memberitakan Injil dengan mempertaruhkan nyawanya kepada orang-orang Yahudi. Tindakan untuk memberitakan Yesus sebagai Kristus dengan tidak menghiraukan nyawanya lahir dari keyakinan yang kokoh dan tindakan itu sendiri adalah keajaiban besar. Orang yang pergi untuk membunuh orang-orang Kristen, menjadi pemberita yang memberitakan Injil dengan taruhan nyawa.
Pertobatan Saulus dan kita.
Kita cenderung bertemu dengan Tuhan dan menerima karunia secara ajaib ketika melihat pertobatan Saulus, tetapi kita harus mengetahui bahwa rencana Allah berbeda terhadap kita, tidak selalu sama. Kejadian ajaib yang terjadi untuk pertobatan Saulus terjadi untuk mendirikan dasar gereja, karena itu kejadian-kejadian itu terjadi untuk kita juga.
Ramli SN Harahap fidei/gladys’08 100108
Tidak ada komentar:
Posting Komentar