BERTEKUNLAH DALAM DOA!
(Kolose 4:2-6)
Pendahuluan
Doa adalah tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan dengan, atau tanpa perkataan. Percakapan antara Allah dan manusia diberitakan dalam Perjanjian Lama (PL), misalnya Abraham (Kej.15:1-6), Musa (Kel.3:1-4), para nabi (1Sam.3:4-9). Doa dalam PL mencakup permohonan, syafaat, pengakuan, dan pengucapan syukur. Ada ditentukan jam-jam dan hari-hari tertentu untuk doa yaitu: (a) Shaharit, yakni doa yang lazimnya dilakukan di pagi hari; (b) Minhah, yakni doa yang dipanjatkan pada waktu siang hari; (c) Ma’ariv, yakni doa yang dilakukan pada petang hari; (d) Ne’ilat She’arim, yakni doa di malam hari setelah penutupan pintu gerbang kota/rumah; dan (e) Musaf, yakni doa yang dipanjatkan di luar waktu di atas dan dianggap merupakan doa tambahan.
Pada zaman Perjanjian Baru (PB) ibadah doa dilakukan dalam tiga waktu: pagi, petang, dan malam yang lazim disebut sebagai pola ibadah harian ma’amadoth. Perihal penentuan waktu dilakukan secara fleksibel dan dapat dilakukan secara personal dan komunitas. Menurut informasi PB bahwa Yesus sendiri pun tetap menjalankan ibadah harian itu. Ia pernah melakukan ibadah pagi (Mrk.1:35), ibadah senja (Mrk.6:46-47) dan doa sebelum memilih murid-murid-Nya (Luk.6:12). Doa dalam PB mencakup: pujian (Kis.2:47), pengucapan syukur (1Kor.14:16-17), dan permohonan (Flp.4:6).
Dalam perkembangan sejarah gereja, maka pembagian doa ini menjadi: (a) Matin atau Mette: doa di waktu tengah malam yang dicirikan perenungan akan Firman Tuhan; (b) Laud: doa subuh, ketika seluruh ciptaan sudah mulai bangun dan burung-burung mulai bernyanyi, orang percaya memuji Tuhan sebagai pencipta dan penebus; (c) Prime: doa yang dipanjatkan sebelum pekerjaan sehari-hari dimulai yang penekanannya adalah permohonan; (d) Vesper: doa yang dilakukan setelah hari mulai senja atau berakhir yang penekanannya perenungan akan anugerah Allah, pujian dan ucapan syukur; (e) Compline atau Komplet: doa yang dilakukan sebelum tidur dengan memasrahkan hidupnya pada penyertaan Tuhan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa berdoa berarti datang ke hadapan Allah untuk menyampaikan sesuatu. Cara penyampaiannya tidak harus selalu ’formal’, tetapi ada kalanya informal. Artinya, doa tidak harus atau hanya dinaikkan saat di gereja atau kebaktian saja. Bisa saja begitu kita baru bangun, langsung berdoa, tanpa mencuci muka atau mandi dahulu baru berdoa pagi. Dengan pakaian tidur pun kita boleh berbicara dengan Bapa Sorgawi. Kita dapat menyampaikan apa yang ada dalam hati kita, baik permohonan, pujian, ucapan syukur, maupun menyampaikan ’laporan’ di mana pun kita berada. Hal ini tidak mengurangi makna doa saat kebaktian di gereja atau di tempat upacara Kristiani lainnya.
Penjelasan Nas
Mengapa Paulus meminta bertekun dalam doa? (ay.2a) Yesus sendiri mengajarkan soal ketekunan dalam meminta ... mencari ... dan mengetuk (Mat.7:7). Rasul Paulus juga mendorong jemaat di Kolose untuk bertekun dalam doa (bd. Rm.12:12; 1Tes.5:17). Ketekunan dalam doa akan membawa banyak manfaat. Orang yang tekun di dalam doa akan mampu mengatasi kekeringan rohani yang melanda hidupnya. Musa bertekun dalam doa dengan mengangkat tangan kepada Allah sehingga orang Israel menang dalam peperangan melawan bangsa Amalek (Kel.17:11). Demikian juga Samuel tekun dalam doa walaupun doa-doanya sudah dikabulkan Tuhan (1Raja.18:41-45).
Bagaimana kita dapat berdoa "dengan tekun"? Apakah kita harus terus berlutut sepanjang hari atau terus mengulangi pujian dan permohonan kita? Tentu saja tidak. Namun kita harus hidup dekat dengan Yesus dan tidak sungkan berbicara dengan-Nya kapan saja, di mana saja. "Dalam kebisingan di jalan, di tengah pekerjaan bisnis, kita dapat menaikkan permohonan kita kepada Tuhan dan meminta bimbingan-Nya. Kita harus terus membuka pintu hati dan mengundang kehadiran Yesus dan tinggal sebagai tamu surgawi di hati kita.
Mengapa kita sering tidak tekun berdoa? Mengapa kita sering cepat-cepat selesai saat berdoa? Karena kita kurang menghayati dan meyakini kebaikan Allah sampai ke lubuk dasar hati kita. Orang hanya bisa menikmati doa dengan tekun, nyaman dan damai apabila: pertama, meyakini setulusnya betapa Allah sangat baik dan murah hati. Kedua, menghayati doa sebagai komunikasi yang mengasyikkan dengan Allah. Seperti orang bisa sungguh asyik berkomunikasi lewat sms, telepon atau curhat langsung dari muka ke muka, orang juga bisa asyik berdoa lama-lama dengan Allah.
Mengapa doa yang tekun, tak kunjung padam, berjaga-jaga dan berkemenangan begitu penting? (ay.2b) Pertama, sebab ada Iblis. Dia mempunyai banyak tipu muslihat. Dia tidak pernah berhenti. Dia selalu membuat rencana untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Jika anak-anak Tuhan lemah di dalam kewajibannya berdoa, Iblis akan berhasil membujuk dia. Kedua, berdoa adalah jalan yang ditunjukkan Allah untuk menerima segala sesuatu. Rahasia dari semua kegagalan yang kita alami di dalam hidup dan pekerjaan kita adalah karena melalaikan doa. Yakobus mengemukakan hal ini dengan tegas di dalam Yakobus 4:2, ”Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”. Kata-kata itu mengandung rahasia dari kemiskinan dan kelemahan orang Kristen yang umumnya lalai berdoa. Banyak orang Kristen bertanya,”Mengapa aku sedikit sekali maju di dalam kehidupan imanku?” ”Lalai dalam doa”, begitulah jawab dari Allah. ”Kamu tiada beroleh, sebab tiada kamu minta”.
Untuk apakah Paulus meminta orang Kristen berdoa dengan tekun? Pertama, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan Injil (ay.3a). Walaupun tubuh pyisik Paulus terpenjara dalam terali besi, Paulus tidak putus asa dan berhenti berharap. Paulus berkeyakinan bahwa keterpenjaraannya tidak akan mampu memberhentikan penyebaran Injil itu. Itulah yang Paulus ingin mendapat dukungan dari orang Kristen. Injil harus diberitakan jangan berhenti karena tantangan yang ada. Namun tantangan yang ada itu harus dikalahkan dengan kuasa doa. Keinginan Paulus yang terdalam ialah orang Kristen mampu membuka mulut-mulut mereka untuk menyaksikan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Jika setiap orang Kristen bertanggungjawab memberitakan Injil dalam gerak langkah hidupnya, maka Injil akan terus menyebar dan berkembang. Kedua, supaya Paulus dapat berbicara tentang rahasia Kristus (ay.3b). Keinginan Paulus yang kedua ini adalah agar Paulus mampu membuka rahasia Kristus di tengah orang-orang yang berada bersamanya di dalam penjara. Kesempatan yang baik itu mau dimanfaatkan Paulus untuk membuka rahasia Kristus bagi orang-orang yang terpenjara bersamanya agar mereka kelak mendapatkan keselamatan yang dari pada Kristus.
Selain meminta bertekun di dalam doa, Paulus memberikan beberapa instruksi ringkas bagi kehidupan orang percaya di jemaat Kolose. Pertama, orang Kristen harus bertingkah laku dengan penuh hikmat dan bijaksana terhadap mereka yang ada di luar Gereja (ay.5a). Ia harus menjadi seorang pengabar Injil, ia harus tahu kapan harus dan kapan tidak boleh berbicara dengan orang lain mengenai keyakinannya dan keyakinan mereka. Ia tidak boleh memberi kesan lebih tinggi dan memberi kritik yang mengecam. Amat sedikit orang dapat dimenangkan bagi kekristenan melalui debat. Oleh sebab itu, orang Kristen harus mengingat bahwa bukan kata-katanya, melainkan hidup dan kelakuannya yang dapat menarik perhatian orang pada iman Kristen. Dalam diri orang Kristen ada tanggung jawab besar untuk menunjukkan Kristus kepada orang lain melalui hidupnya sehari-hari.
Kedua, orang Kristen harus menjadi orang yang selalu mencari kesempatan (ay.5b). Ia harus senantiasa memanfaatkan kesempatan untuk bekerja bagi Kristus dan melayani sesama. Hidup sehari-hari dan pekerjaan memberi kesempatan yang luas untuk menyaksikan Kristus dan mempengaruhi orang bagi-Nya – namun ada banyak orang yang menghindari kesempatan itu daripada memanfaatkannya.
Dan ketiga, orang Kristen harus memiliki daya tarik dan kecerdikan dalam ucapannya sehingga ia tahu bagaimana memberi jawaban dalam setiap keadaan (ay.6). Ini suatu perintah yang menarik. Sungguh benar bahwa kekristenan dalam pikiran banyak orang sering dihubungkan dengan sikap dungu yang munafik. Ada pula yang menghubungkannya dengan anggapan bahwa gelak tawa nyaris sama dengan ajaran sesat. Orang Kristen harus menyampaikan beritanya dengan daya tarik dan kecerdikan yang terdapat dalam diri Yesus sendiri. Tutur kata seorang Kristen seharusnya menyenangkan, menarik, baik hati dan sangat ramah. Perkataan itu harus merupakan hasil dari pekerjaan kasih karunia Allah di dalam hati kita dan kita mengucapkan kebenaran dengan kasih (Ef.4:15). Bagaimanapun juga, tutur kata yang sopan tidak mengesampingkan kata-kata yang keras dan tegas, bila perlu, untuk menentang orang-orang percaya palsu, untuk menentang orang-orang yang menjadi anti-Kristus.
Perenungan
Berdoa mengambil tempat terkemuka dan merupakan suatu bagian yang amat penting di dalam kehidupan Tuhan Yesus selama Dia tinggal di dunia (baca Mark.1:35). Di dalam keempat Injil, perkataan berdoa dan doa dipakai sekurang-kurangnya dua puluh lima kali sehubungan dengan kehidupan Tuhan Yesus. Jelas sekali bahwa berdoa memakan banyak waktu dan tenaga Tuhan Yesus Kristus. Seseorang yang tidak banyak menggunakan banyak waktunya di dalam doa tak dapat disebut pengikut Tuhan Yesus Kristus yang sungguh-sungguh.
Doa adalah bagian terpenting dari pekerjaan Tuhan Yesus yang telah bangkit pada masa kini. Hal ini semakin menguatkan alasan kenapa kita harus berdoa dengan tekun, tak kunjung padam, berjaga-jaga dan berkemenangan. Dengan berdoa dengan tekun bagi pekerjaan pelayanan baik di tengah keluarga, gereja dan bangsa maka banyak hal yang bisa dicapai dan didapatkan. Misalnya, dengan doa yang tekun dilaksanakan maka Petrus dapat keluar dari dalam Penjara.
Hendaklah ketekunan kita berdoa berdampak positif bagi sesama manusia di sekitar kita. Ketekunan berdoa akan semakin memampukan setiap orang percaya berperilaku terbuka, sopan dan inkusif bagi orang-orang luar yang percaya maupun yang belum percaya. Orang yang tekun berdoa menampakkan buah doa-doanya melalui pola tingkah, pola lakunya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa damai sejahtera Allah. Amin!
4. Marende BEAM No. 286 : 1 + 3 - 4 “ Beta Martangiang Ma “ (Haul)
Beta martangiang ma hamu naporsaya
Tondi Parbadia ma i ma na hasaya
Tongtong ma ganop jom hita marsimora tu Tuhan Jahowa
Sora ni tangiang i dohot pangidoan
Bolkas ma tu ginjang i tu habadiaan
Jesus i na disi mamintori hita adop Debatanta
Ditangihon Ia do sada martangiang
Mur noma sudena ro na saparlagutan
Ulang so tulus do sude pangidoan, na tumbuk di Tuhan
5. Tangiang Panutup
Ramli SN Harahap fidei/gladys 24042008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar