Minggu 5 Setelah Trinitatis, 24 Juli 2011 Filipi 1 : 1 – 6 ”SUKACITA DAN UCAPAN SYUKUR ORANG BENAR” I. Pendahuluan :
ukacita adalah ciri khas suatu hubungan yang sejati dan sikap kerohanian yang tulus ikhlas kepada Tuhan yang penuh kasih dan berkat. Hubungan dengan Kristus tidak meniadakan sukacita, sebaliknya justru meningkatkannya dan menyempurnakannya. Sebab di hadapan-Nya ada sukacita berlimpah dan di tangan kanan-Nya ada nikmat senantiasa." Paulus menulis surat ini didorong oleh sukacita yang besar kepada Tuhan. Pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Tuhan sajalah, membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan kepercayaan mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. II. Keterangan Nas Seperti biasa di dalam setiap surat Paulus dibuka dengan ucapan salam yang khas kepada jemaat. Ucapan salam ini menjadi pembuka surat yang terdiri atas dua bagian utama yaitu pertama, pengenalan diri Paulus yang ditujukan kepada jemaat Filipi. Kedua, sapaan umum pada waktu itu. Paulus langsung memperkenalkan diri dengan namanya dan menarik di sini, dia ternyata juga memperkenalkan Timotius. Kemudian dia menjelaskan siapa dirinya dan Timotius yaitu mereka adalah hamba- hamba Kristus Yesus. Jelas di sini, mereka adalah hamba milik Yesus Kristus. Surat yang dimulai dari perkenalan diri ini ternyata ditujukan secara khusus kepada dua pihak yaitu pertama, kepada semua orang-orang kudus dan ini berarti adalah kepada orang-orang percaya yang berada di dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Secara jelas Paulus menyebut lokasi di mana mereka tinggal yaitu di Filipi. Kedua, kepada para pengawas dan diaken yang berada di Filipi. Paulus kemudian menyapa jemaat dengan perkataan “anugerah kepada kamu dan damai.” Anugerah dan damai ini bukan bersumber dari manusia atau dari Paulus tapi langsung bersumber dari Allah yang merupakan Bapa kita dan bersumber dari Yesus Kristus. Sehingga sapaan ini tidak hanya sekedar sapaan umum pada waktu itu tetapi juga mengandung makna yang dalam yaitu jemaat dilimpahi oleh anugerah dari Allah dan Yesus Kristus, dan damai ada pada mereka, kemudian baru dilanjutkan dengan syukur dan doa. 1. Ucapan Syukur Paulus : Paulus mempunyai dasar menyampaikan rasa syukurnya dalam sukacita. Ucapan syukur Paulus di dasari oleh jemaat yang dengan sukacita dan atas partisipasi mereka dalam Pemberitaan Injil. Hal ini bisa dimengerti setidaknya dalam beberapa hal. Pertama, menunjuk pada pengalaman orang Filipi akan keselamatan. Dalam hal ini Paulus bersyukur pada Tuhan karena dia berbagi dengan orang Filipi tentang keselamatan yang ditawarkan dalam injil. Kedua, untuk mengerti hal itu adalah sebagai petunjuk akan partisipasi orang Filipi dalam penyebaran injil, yaitu dengan menolong Paulus dalam pelayanan misionarisnya. Ketiga, apa yang dipakai dan yang dipikir Paulus adalah partisipasi orang Filipi dalam memajukan injil dengan pemberian keuangan mereka, dan ini bukan sekali saja tapi sudah berulang kali dirasakan. Paulus mengucap syukur (eucharisteo„) setiap kali dia mengingat mereka. Artinya dia tidak melupan apa yang dia terima dalam mendukung pelayanannya memberitakan misi pekabaran Injil, suka duka sudah dia lalui bahkan harus berada dalam penjara, namun dia bersyukur dan mengajak jemaat Filipi supaya tertap bersukacita. 2. Sikap Ucapan Syukur PaulusSikap ucapan syukur Paulus menunjukkan yang luar biasa, dikatakan menjadi luar biasa karena kasih karunia dan pekerjaan Tuhan! Apa yang menunjukkan keluarbiasaan Paulus? saat itu ia sedang ada dalam penjara Filipi, tetapi ia bisa menyuruh orang lain untuk mengucap syukur dan bersukacita. Ia bukan hanya menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita, tetapi ia sendiri juga bisa bersukacita di tengah-tengah penderitaannya (bd. 1:4,18; 2:18 4:10; 2Kor. 6:10). Yang walaupun pada saat itu hati Paulus ada rasa cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan, ditambah lagi posisinya berada dalam penjara. Biasanya, kalau seseorang sedang menderita, maka yang kita harapkan dari orang lain adalah supaya ia berdoa bagi dia, menghibur dia, meno-long dia dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita! Bagaimana kita dapat meniru sikap Paulus dikala menghadapi penderitaan.....? Perintah ini menunjukkan bahwa hidup dalam Kekristenan tidak selalu enak selalu penuh sukacita, (bd. Flp. 1:29). Namun ada kalanya kita harus menderita menghadapi dinamika hidup, bahkan rasanya hampir mau mati karena beratnya penderitaan itu, tapi kita harus ingat bahwa Tuhan selalu mengaruniakan iman, pengharapan, dan kasih dalam penderitaan sehingga kita akan dimampukan dan dikuatkan untuk menjalaninya. Kalau memang hidup dalam kekristen itu enak terus, maka jelas perintah untuk bersukacita senantiasa ini tidak perlu diberikan oleh Paulus! Dengan doalah Paulus menyatakan sukacitanya, doa Paulus bagi orang Filipi lahir dari kasihnya yang kuat, dalam dan pribadi terhadap Tuhan dan mereka (1:7-8). Dia ingin orang Filipi mengetahui kalau dia sering mendoakan mereka dan setiap kali dia mendoakan mereka, dia melakukannya dengan ucapan syukur dan sukacita. Berdoa untuk jemaat filipi adalah setiap waktu tidak hanya waktu yang sudah terjadwal tapi setiap saat mengingat waktunya memiliki banyak kesempatan untuk berdoa bagi temanya yang terkasih. Doa yang dipanjatkan paulus dengan Sukacita merupakan buah Roh (Gal. 5:23) dan menunjuk pada pengalaman “kepenuhan hidup” karena kehadiran Roh didalamnya—tidak tergantung keadaan. Hal itu sangat berhubungan dengan perasaan diri baik dan damai yang dalam yang terus menerus didasari pengenalan pribadi akan kehadiran Tuhan dan kedaulatan-Nya atas semua orang dan peristiwa, dalam pengalaman sukacita inilah Paulus berdoa untuk gereja. 3. Alasan sukacita dan ucapan Syukur Sukacita PaulusAda 3 jenis suka cita dalam ucapan syukur yakni : 1. Sukacita ucapan syukur jasmaniah, sukacita ucapan syukur semacam ini dialami jika seseorang secara materi/jasmani tercukupi. 2. Sukacita ucapan syukur emosional, adalah sukacita ucapan syukur ketika kemutuhan emosional tercukupi, yang dialami ketika hati/perasaan tidak dilukai, perasan aman, nyaman, tenang dll. 3. Sukacita ucapan syukur batiniah/rohaniah, adalah sukacita ucapan syukur sejati yang tidak tergantung pada keadaan dan lokasi. Sukacita dan ucapan syukur yang tidak dibuat-buat/dicari-cari tetapi sukacita dan ucapan syukur yang lahir dari dalam batin. Paulus memiliki sukacita dan ucapan syukur dalam tipe ke-3 ditengah-tengah kondisi dipenjara. Dan ia merasa apa yang ia butuhkan sudah terpenuhi karena ia menemukan Yesus Sang Juruselamat. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (Flp. 3:8), bagaimana dengan sukacita dan ucapan syukur yang kita miliki setiap saat? Hendaknya pada tipe ke-3 juga yakni yang tidak tergantung pada keaadaan dan lokasi. Dalam setuasi dan kondisi bagaimanapun kita tetap mampu bersukacita dalam ucapan syukur kepada Dia. 3. Masa depan pekerjaan baik Ayat 6 melihat kemasa depan dan kelanjutan kesetiaan mereka dalam hidup dan kesaksian orang Kristen. Paulus percaya bahwa orang Filipi akan terus melaksanakan kehidupan Kristen, termasuk membuat sumbangan yang nyata bagi pelebaran injil karena Tuhanlah yang memberikan kesetiaan pada mereka. Dia menujukan teologi yang mirip dalam 2:12-13 dimana dia mendorong mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar karena Dia yang mengerjakannya dalam mereka, baik keinginan dan tindakan adalah dari Tuhan. Paulus menunjuk pada dampak injil dalam hidup mereka sebagai suatu pekerjaan yang baik. Ekspresi pekerjaan yang baik tidak hanya menunjuk pada “perkembangan injil,”dalam pengertian manusia. Yang dimaksud disini adalah Kegiatan kerasulan mereka yang didorong oleh rahmat Tuhan, dan Tuhan akan meneruskan pekerjaan baiknya dalam orang Filipi, bahkan sampai hari Kristus Yesus. Tuhan akan menyempurnakan pekerjaan baiknya dalam mereka sampai hari Yesus Kristus. Penyebutan sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus menunjukan juga menunjukan pengakuan sadar tentang ketuhanan Kristus, sehingga kita tidak perlu takut dan gentar melakukan tugas pelayanan demikian juga pekerjaan baik dalam Kristus, bahkan kita selalu termotivasi agar dalam setiap pekerjaan dalam pelayanan yang kita lakukan tetap melakukan yang terbaik bukan yang termudah, itulah tandanya kita telah menerima berita keselamatan yang diberikan oleh Tuhan dalam Yesus Kristus. 1 Korintus 15:58 ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. III. Renungan/Aplikasi : 1. Mengucap syukur dalam keadaan baik semua orang bisa melakukannya. Tetapi mengucap syukur dalam segala hal tidak semua orang bisa melakukannya. Kita lebih mudah bersungut-sungut dari pada mengucap syukur bila keadaannya buruk. Bukan berarti kita mengucap syukur atas pekerjaan iblis yang dilancarkan kepada kita atau mengucap syukur atas malapetaka atau kemalangan yang menimpa kita. Bukan! Kita mengucap syukur bukan pada keadaannya tetapi mengucap syukur kepada Tuhan bahwa sekalipun keadaannya buruk Dia pasti menolong dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita. 2. Penderitaan tidak selamanya karena perbuatan yang tidak berkenan kepada kepada Tuhan, tetapi penderitaan juga bisa datang kerena melakukan kebenaran dalam menjalan tugas mulia yang diembankan kepada kita. Namun sekalipun demikian kita harus kuat dan tabah, karena lebih menderita karena melakukan yang benar daripada menderita karena melakukan yang tidak benar. 3. Setiap pekerjaan yang baik cepat atau lambat pasti itu bermamfaat dan berguna bagi diri kita atau orang lain. Oleh karena itu selagi ada kesempatan marilah kita selalu memikirkan dan mengerjakan yang baik untuk Tuhan dan sesema, walaupun harus mendapat cobaan, karena selalu dipihak orang yang mau mengerjakan yang baik hususnya dalam misi pemberitaan kabar baik. Pdt. Samsir Deli Sinaga, M.Th. HP 0812 1622551 |
BLOG INI BERSIFAT TERBUKA UNTUK DIKOMENTARI DAN DIKRITISI DEMI KEMAJUAN WAWASAN BERPIKIR, DAN BERTEOLOGI MASA KINI
Selasa, 02 Agustus 2011
Bacaan Minggu, 24Juli 2011: Filipi 1 : 1 – 6
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar