Selasa, 09 November 2010

Bacaan Minggu, 28 Nopember 2010: 2Petrus 1:1-8

widgeo.net
Minggu Adven I, 28 November  2010                                                                                                                                                  


MENGENAL KRISTUS LEBIH MENDALAM
2Petrus 1:1-8

 


I.        PENGANTAR


Surat Petrus yang kedua  ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.  Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru  yang
mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas  perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu (pasal 2). Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu,  orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan  oleh
orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar yakni
para Rasul dan saksi mata kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya (1:16-17).  Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah adanya orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya" (pasal 3). 
Khotbah epistel kita kali ini menekankan hal anugerah dan kasih karunia Allah yang direspons dengan iman yang  dinamis dan termanifestasi dalam perbuatan-perbuatan baik, sehingga pengenalan tetentang Tuhan semakin sempurna dan janji kekal menjadi upah yang diterima.
 


II.    ISI /KETERANGAN AYAT

Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Kristus... (ayat 1).  Prasa ini bukanlah sekadar menjelaskan identitas sipengirim, sebagaimana lajimnya sebuah surat.   Ada yang lebih penting lagi dalam hal ini yakni kata ‘hamba dan rasul’.  Ini sebuah status. Status istimewa ini  berfungsi sebagai legitimasi atas otoritas pesanya serta kekuatan kesahihan suratnya.   Menyusul munculnya penyesat dengan ajaran baru tentang kristologi murahan dari gurui-guru palsu yang faktanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Untuk kekuatan apologet inilah si pengirim surat memakai gelar dan jabatan kerasulannya.  Bahwa bagaimanapun, saksi kunci kehidupan Yesus yakni para rasul lebih berkompeten menjelaskan tentang ajaran Kristus daripada orang lain.  Mereka telah melihat dan merasakan serta menderita bersama dan karena Kristus.  Mereka mengalami secara lebih   luas dan lebih dalam tentang Dia.
Kasih karunia dan damai sejahtera oleh pengenalan akan Allah dan Tuhan Yesus (ayat 2).  Ini adalah rangkaian anugerah yang otomatis terjadi saat mengenal (baca : menerima) Tuhan Yesus Kristus.  Bahkan kesempatan untuk menerima Tuhan itu sendiri sebagai Jurus’lamat adalah sebuah anugerah yang besar.  Pengenalan akan Allah dan Tuhan Yesus adalah start awal bukti empirik dari keselamatan itu.  Momen penerimaan dan pengenalan itulah menjadi batas antara kasih Tuhan akan dunia secara universal dengan kasih Tuhan atas diri sendiri secara pribadi.   Tanpa mengenal Yesuspun anugerah Tuhan tercurah ke dunia ini. Kemudian, anugerah Tuhan itu diwartakan menjadi sebuah penawaran.   Tanpa memaksa dan tanpa terpaksa orang secara bebas  memilih menolak atau menerima.  Ketika menerima,  nyatalah anugerah itu sebagai milik pribadi bukan milik dunia ini saja.  Uniknya lagi  yang mengerjakan
penerimaan itu juga dari Tuhan sendiri—yakni Roh Kudus.  Ia dimulai dari anugerah dan di akhiri oleh anugerah.
Kuasa Ilahi-Nya yang menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh..(ayat 3).   Ayat ini sangat indah sekali.    Ayat ini menengahi pandangan Paulus dengan Yakobus berkenaan dengan Iman dan perbuatan. Paulus mencatat, ”Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef. 2 : 8 - 9). Paulus  seolah meniadakan tempat bagi tanggapan manusia atas keselamatan.   Murni anugerah, titik.   Kelihatan kontras dengan Yakobus  yang mengagungkan pengejaran manusia atas keselamatan melalui perbuatan.  Yakobus misalnya menuliskan begini: “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (Yak.  2:14).
Petrus dalam pembahasan ini menengahi dengan sangat bersahaja.  Kuasa
Ilahinya menganugerahi  kita kemampuan untuk hidup saleh.    Di mana ada anugerah keselamatan disitu ada kesalehan. Bukannya di mana ada kesalehan disitu ada anugerah.   Orang diselamatkan bukan karena saleh, tetapi orang yang diselamatkan pasti menjadi saleh.
Luput dari hawa nafsu dunia ....(ayat 3b).  Ini adalah kodrat ilahi sebagai dampak mendalam atas penghayatan anugerah keselamatan itu.   Petrus melihat
bahwa orang yang telah menerima dan mengenal Tuhan orientasi hidupnya akan  lurus ke arah Kristus dengan segala karakter rohani-Nya.    Titik berangkat dengan arah yang benar ini sangat menentukan seseorang membangun kesalehannya.  Logika penulis kitab ini, bahwa orang yang senantiasa memikirkan kebesaran keselamatan dan memandang kemegahan Kristus tidak akan mempunyai waktu lagi memikirkan hawa nafsu yang rendahan itu.   Maka hendaklah orang percaya bertindak progressive.   Bangunlah kebajikandi atas iman.  Bangunlah di atas kebajikan  pengetahuan.   Rangkailah pengetahuan dengan penguasaan diri.   Lengkapilah penguasaan diri dengan ketekunan.   Ramulah ketekunan dengan kesalehan.  Nyatakanlah kesalehan dengan kasih terhadap sesama dan semua orang.
Ini  benar-benar merupakan pola dan  tuntunan praktis orang beriman.    Polanya dimuali dari anugerah Allah, iman manusia,  bangunan kesalehan, kebajikan dan
disempurnakan dengan solidaritas sosial. Kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita (ayat 8).   Ini menyempurnakan pemahaman kita akan tujuan melakukan kebaikan itu yakni untuk melengkapi pengenalan kita akan Dia yang mempunyai anugerah keselamatan itu. Kalau ingin mengenal Kristus lebih mendalam, caranya adalah melalui  tindakan yang lebih mendalam pula.  Belajar melalui tindakan. Kesempurnaan pengenalan kita bertumbuh dalam proses  keseharian. Tetapi orang yang tidak rela mencemplungkan diri dalam pola, dinamika dan pengejawantahan Anugerah itu, ia akan semakin mengalami kegelapan. Dan kegelapan yang paling gulita adalah sampai-sampai ia tidak mengetahui pengampunan dosanya telah berlangsung. Waspadalah.


III. KESIMPULAN

1.    Ajaran yang benar, yang di wartakan Tuhan hingga melalui raul-rasul-Nya, mengajarkan bahwa  Anugerah keselamatan yang sungguh-sungguh diterima secara pribadi selalu kelihatan dengan kesalehannya yang terus bertumbuh hari lepas hari. 
2.    Titik awal yang benar serta arah yang sesuai yakni dari anugerah dan dengan iman;  akan menolong pembiasaan hidup kudus yang jauh dari hawa nafsu kedagingan.   Isilah pikiran dengan pertumbuhan iman, kesolehan dan perbuatan baik maka pikiran yang cemar berangsur menyingkir.
3.    Dimana ada anugerah keselamatan diterima secara pribadi, disitu ada kesalehan dan perbuatan baik.   Sebab bukan karena kesalehan anugerah itu datang tetapi karena kasih Allah.




Pdt. Mangara Sinamo
,S.Th.
Pendeta GKPPD Resort Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar