Rabu, 10 November 2010

Renungan: ”YANG MENGASIHI, YANG MELAKUKAN PERINTAH-NYA” (Yohanes 14 : 21 - 24)

widgeo.net
YANG MENGASIHI, YANG MELAKUKAN PERINTAH-NYA
(Yohanes 14 : 21 - 24)



Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya”


Injil Yohanes mencatat pernyataan Tuhan Yesus mendekati Ia disalibkan, “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang…” (ay. 30) dan Yesus mengungkapkan janji-Nya yang akan Ia lakukan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Apa yang dijanjikan Tuhan Yesus?

1.       Ia akan mengasihi yang mengasihi-Nya
“Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia” (ay. 21). Orang yang mengasihi Tuhan Yesus dinyatakan akan dikasihi oleh Bapa dan oleh Kristus sebagai satu kesatuan karena “Aku di dalam Bapa-Ku” (ay. 20). Sejauh mana kita mengasihi Tuhan? Hal itu dapat diukur dengan sejauh mana kita “menuruti segala perintah (Tuhan)” (ay. 15) atau “memegang perintah Tuhan dan melakukannya” (ay. 21). Sejauh mana kita mencintai Tuhan akan seimbang dengan sejauh mana Tuhan mengasihi kita. Mungkin kita bertanya: bukankah Tuhan mengasihi semua orang? Itu benar tetapi kasih Tuhan kepada setiap orang juga memiliki ukuran. Firman Tuhan menyatakan bahwa Tuhan Yesus mengasihi Yohanes lebih dari pada murid-murid yang lain. Marilah kita tingkatkan kasih kita kepada Dia agar Tuhan lebih mengasihi kita!

2.       Ia akan menyertai yang mengasihi-Nya
Sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu” (ay. 17b). Janji-Nya kepada para murid, “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman” (Mat. 28:20). Roh Tuhan diberikan kepada orang yang mengasihi-Nya “ke dalam hati kita” (Gal. 4:6) sehingga Rasul Paulus menyatakan “kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu” (1 Kor. 3:16). Berarti kemana saja kita pergi dengan tubuh ini maka disitulah juga Tuhan akan berada. Roh akan menyertai hidup ini dan “akan mengajarkan .. akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (ay. 26). Karena itu betapa sulitnya untuk dimengerti orang yang menamakan dirinya Kristen tetapi tetap bertekun dalam dosa. Rohlah yang “menginsyafkan dunia akan dosa?” (Yoh. 16:8). Yang seharusnya terjadi adalah munculnya karunia Roh dan buah Roh!

3.       Ia akan menjemput yang mengasihi-Nya
“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” (ay. 18). Tuhan akan datang kembali bukan untuk dunia tetapi untuk orang-orang yang mengasihi Dia. Rasul Paulus mengungkapkan bahwa yang akan dibangkitkan “yang mati dalam Kristus” dan yang akan diangkat “kita yang masih hidup” maksudnya Paulus dan jemaat di Tesalonika (baca 1 Tes. 4:16-18). Yang masuk ke surga tidak semua dan Tuhan Yesus menyatakan, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku; Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga” (Mat. 7:21). Hanya orang yang mengasihi Tuhan yang akan di jemput pada kedatangan Tuhan yang kedua kali untuk menuju hidup yang kekal.

4.       Ia akan memberkati yang mengasihi-Nya
“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu… Jangan gelisah dan gentar hatimu” (ay. 27). Ini adalah berkat Tuhan karena “tidak seperti yang diberikan oleh dunia”. Ketentraman hidup adalah kebutuhan manusia. Rasul Paulus menyatakan, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm. 14:17). Berkat menikmati Kerajaan-Nya bersama dengan Tuhan dan Ia yang akan “turut bekerja dalam segala  sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm. 8:28). Oleh sebab itu Tuhan berkata “jangan gelisah dan gentar hatimu” (ay. 27). Alkitab menyatakan, “Jangan kuatir dan takut”. Siapakah kita ini? Tuhan Yesus berkata, “Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Mat. 6:26). Rasul Paulus menyatakan, “Jika Allah ada dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rom 8:31). Amin.

Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh                                                                                          fidei/gladys’09   010509

Tidak ada komentar:

Posting Komentar