Selasa, 09 November 2010

Bacaan Minggu, 7 Nopember 2010: 2 Yohanes 1:1-6

widgeo.net
Minggu 23 Setelah Trinitatis, 07 Nopember 2010                                                            2Yohanes 1:1-6                                                                                   


HIDUPLAH  DALAM KEBENARAN DAN KASIH


1.    Dari Penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya.


Surat Yohanes yang kedua dikirim seorang yang menamai dirinya Penatua ditujukan dan dialamatkan kepada yang disebut  Ibu yang terpilih dan anak-anaknya. Penatua yang dimaksud dalam nas ini adalah Yohanes salah seorang rasul (murid Yesus) yang pada waktu menulis surat ini tinggal di Efesus dan sudah berusia tua; sedangkan sebutan “ibu yang terpilih”  dalam nas ini  adalah menunjuk kepada gereja sebagai Tubuh Kristus di tengah-tengah dunia ini. Pemakaian istilah “ibu yang terpilih” berhubungan dengan gagasan tentang gereja sebagai Pengantin Kristus. Dan yang dimaksud dengan “anak-anaknya” bukanlah dalam arti harafiah yaitu anak-anak atau seseorang yang belum dewasa, tetapi yang dimaksud dengan “anak-anaknya” adalah warga gereja.

Jadi surat 2 Yohanes ini tidaklah dialamatkan kepada pribadi atau kepada seorang ibu dan anak-anaknya dalam arti harfiah, tetapi dialamatkan kepada gereja / persekutuan orang-orang percaya. Mengapa penulis mempergunakan istilah kepada “ibu yang terpilih dan anak-anaknya”? Hal tersebut disebabkan keadaan yang sulit yang sedang dihadapi pengikut-pengikut Kristus pada waktu surat ini ditulis dan dikirim. Mereka mengalami penganiayaan-penganiayaan,  jika surat ini jatuh ke tangan yang tidak berhak atau kepada penganiaya, maka mungkin terjadi malapetaka dan penderitaan yang lebih berat lagi. Menghindari hal yang demikian terjadi, penulis surat ini membuat sedemikian rupa suratnya seperti sebuah surat dari seorang sahabat kepada sahabatnya yang lain. 


2.   Kasih dan Kebenaran

Penulis dalam nas ini menghubungkan dengan erat dua hal yaitu Kebenaran dan Kasih (ay.1 + 4). Dengan kebenaranlah penatua dalam hal ini Yohanes mengasihi ibu dan anak-anaknya yang terpilih yaitu gereja dan jemaatnya.

Dalam ke-kristenan kita mempelajari dua hal mengenai kasih:
a.   Kebenaran Kristen menceritakan kepada kita jalan di mana kita harus mengasihi. Agape adalah kata bagi kasih Kristen. Agape bukanlah kegairahan, nafus dengan pasang surutnya, kehidupannya dan nyalanya, juga bukan sekadar sentimentalism yang cengeng dan emosional belaka. Juga bukan sesuatu yang gampang dicapai atau suatu hal yang ringan untuk dilaksanakan. Agape adalah kehendak baik yang tidak terkalahkan oleh keadaan apa pun. Mungkin kita mengalami kepahitan dari orang lain, tetapi kasih agape akan senantiasa mencari dan melakukan yang terbaik bagi orang tersebut. 
b.   Kebenaran Kristen menceritakan kepada kita alasan bagi adanya kewajiban untuk mengasihi. Dalam suratnya yang pertama dengan jelas Yohanes mengemukakannya. Yohanes berkata-kata mengenai penderitaan, pengorbanan, kasih Allah yang murah hati, dan kemudian Yohanes mengatakan: “Saudara-saudara yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi” (1 Yoh.4:11). Orang Kristen harus mengasihi sebab ia dikasihi. Orang Kristen tidak dapat menerima kasih Allah tanpa memperlihatkan kasih kepada sesama manusia yang dikasihi oleh Allah. Oleh sebab Allah mengasihi kita, maka kita harus saling mengasihi dengan kasih pengorbanan dan murah hati yang sama.

Kebenaran dan Kasih harus selalu berdampingan. Jika kita berbicara mengenai kebenaran, maka kita diingatkan mengenai: Siapakah Sang Kebenaran? Sang Kebenaran adalah Yesus Kristus (bnd. Yoh.14:6); yang telah mengasihi kita dengan kasih Agape (kasih pengorbanan), dimana penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib menjadi bukti kasih-Nya. Seseorang yang mengaku hidup di dalam kebenaran (di dalam Kristus), hendaklah menunjukkannya dengan mengamalkan hidup di dalam kasih terhadap Allah dan terhadap sesamanya; dan hal tersebut wajib hukumnya sebab Yesus sudah terlebih dahulu mengasihi kita. 

3.   Berjalan Sesuai Dengan Perintah yaitu Kasih

Ayat 4 merupakan sebuah dorongan baik bagi gereja maupun bagi Yohanes. Ayat ini membangkitkan semangat dan mendorong anggota jemaat untuk mendengar bahwa penulis surat ini sangat bersukacita kalau mereka “hidup dalam kebenaran”. Ayat ini memotivasi mereka untuk terus hidup dalam kehidupan Kristiani “dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah mereka terima dan sudah ada pada mereka dari mulanya”. Perintah untuk hidup di dalam kasih bukanlah perintah baru sebab Yesus telah mengatakannya: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh. 13:34-35).

Hidup saling mengasihi ditekankan penulis sebab hanya kasih-lah penawar dan penyembuhan bagi jemaat tujuan surat ini yang sedang dilanda hubungan yang tidak harmonis bahkan bisa terjadi perpecahan. Hubungan yang tidak harmonis tersebut disebabkan di tengah-tengah jemaat ada yang hidup di dalam kebenaran (ay.4) dan ada juga yang hidupnya tidak di dalam kebenaran yaitu melangkah keluar dari ajaran yang benar (ay.7-9). Dalam keadaan yang demikian, celaan dan kritikan yang dikatakan hanya akan membangunkan kemurkaan dan permusuhan; tetapi kasih adalah sesuatu yang menyembuhkan pelanggaran dan memulihkan hubungan yang tidak harmonis menjadi harmonis kembali.


4.   Hiduplah dalam Kebenaran dan Kasih

John Stott mengatakan: “Kebenaran itu keras jika tidak dilembutkan oleh kasih” dan “kasih itu lemah, jika tidak dikuatkan oleh kebenaran”. Setiap orang percaya memerlukan perpaduan kebenaran dan kasih tersebut dan hanya Roh Kudus-lah yang menumbuhkan kebenaran dan kasih dalam kehidupan kita. Roh Kudus adalah roh kebenaran, dan buah pertama dari Roh adalah kasih. Hiduplah dalam kebenaran dan kasih dengan menunjukkan hidup yang peka terhadap orang lain; menguasai diri serta hidup dalam kerendahan hati, dan di atas semuanya, hiduplah dengan roh mengasihi. Amin. 


Pdt. Agus Dasa Silitonga, S.Th.
       HKBP Kernolong  - Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar