Rabu, 10 November 2010

Renungan: ”JANGAN MENUNDA PERTOBATAN” ( Ibrani 3 : 15 - 19 )

widgeo.net
JANGAN MENUNDA PERTOBATAN
( Ibrani 3 : 15 - 19 )


Kemurtadan (Yunani: "apostasia") dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru sebagai kata benda dalam 2 Tesalonika 2:3 dan di dalam Ibrani 3:12 dalam bentuk kata kerja (Yunani: aphistemi; dalam versi lain diterjemahkan sebagai "berbalik dari"). Istilah Yunani ini ditegaskan sebagai tindakan meninggalkan, berkhianat, memberontak, mengundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.
Menjadi murtad berarti memutuskan hubungan keselamatan dengan Kristus atau mengundurkan diri dari persekutuan yang sangat penting dengan Dia dan iman yang sejati kepada-Nya. Dengan demikian kemurtadan pribadi hanya dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya sudah mengalami keselamatan, kelahiran baru, dan pembaharuan melalui Roh Kudus (bnd. Luk. 8:13; Ibrani 6:4-5); kemurtadan bukan sekedar tindakan menyangkal doktrin Perjanjian Baru oleh mereka yang belum diselamatkan di dalam jemaat.
Kemurtadan meliputi dua aspek yang berbeda namun berhubungan, yakni:
(a)     kemurtadan teologis, yaitu: menolak semua atau sebagian dari ajaran asli Kristus dan para rasul (1 Tim. 4:1; 2 Tim. 4:3), dan  
(b)     kemurtadan moral, yaitu: seseorang yang sebelumnya percaya kini tidak lagi tinggal di dalam Kristus dan sebagai gantinya memperbudak dirinya kepada dosa dan kebejatan lagi (Yes. 29:13; Mat. 23:25-28; Rm. 6:15-23; 8:6-13).

Alkitab memberikan peringatan yang mendesak mengenai kemurtadan, dengan tujuan mengingatkan kita agar waspada terhadap bahaya meninggalkan kesatuan kita dengan Kristus dan mendorong kita untuk bertekun di dalam iman dan ketaatan. Maksud ilahi dari ayat-ayat peringatan ini jangan dilemahkan dengan pernyataan, "peringatan-peringatan ini bersifat sungguh-sungguh, tetapi kemungkinan terjadi kemurtadan secara aktual tidak ada. "Sebaliknya, kita harus memandang peringatan-peringatan ini sebagai mengacu kepada realitas masa percobaan kita sehingga kita harus betul-betul memperhatikannya jikalau kita ingin mencapai keselamatan pada akhirnya. Beberapa ayat Perjanjian Baru yang berisi peringatan adalah: Mat. 24:4-5,11-13; Yoh. 15:1-6; Kis. 11:21-23; 14:21-22; 1Kor. 15:1-2; Kol. 1:21-23; 1Tim. 4:1, 16; 1Tim. 6:10-12; 2Tim. 4:2-5; Ibr. 2:1-3; 3:6-8, 12-14; 6:4-6; Yak. 5:19-20; 2Ptr. 1:8-11; 1Yoh. 2:23-25. Contoh-contoh kemurtadan yang sesungguhnya terjadi terdapat dalam Kel. 32:1-35; 2Raj.7:7-23; Mzm. 106:1-48; Yes. 1:2-4; Yer. 2:1-9; Kis. 1:25; Gal. 5:4; 1Tim. 1:18-20; 2Ptr. 2:1, 15, 20-22; Yud. 1:4, 11-13.
Langkah-langkah yang menuju kepada kemurtadan adalah sebagai berikut:
(a)     Orang-orang percaya, melalui ketidakpercayaan, tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh kebenaran, nasihat, peringatan, janji, dan ajaran Firman Allah (Mark. 1:15; Luk. 8:13; Yoh. 5:44, 47; Yoh. 8:46).
(b)     Ketika kenyataan-kenyataan dunia ini menjadi semakin nyata dibandingkan dengan kenyataan-kenyataan Kerajaan Allah yang surgawi, orang-orang percaya secara berangsur-angsur berhenti menghampiri Allah melalui Kristus (Ibr. 4:16; 7:19, 25; 11:6).
(c)     Melalui kelicikan dosa, orang percaya itu makin toleran terhadap dosa dalam kehidupan mereka sendiri (1Kor. 6:9-10; Ef. 5:5; Ibr. 3:13). Mereka tidak lagi mengasihi keadilan atau membenci kefasikan (Ibr. 1:9).
(d)     Karena degil hati (Ibr. 3:8,13) serta menolak jalan Allah (Ibr. 3:10), orang-orang percaya ini berkali-kali mengabaikan suara dan teguran Roh Kudus (Ef. 4:30; 1Tes. 5:19-22).
(e)     Roh Kudus didukakan (Ef. 4:30; bnd. Ibr. 3:7-8) dan api-Nya dipadamkan (1Tes. 5:19), bait-Nya dirusak (1Kor. 3:16). Karena itu akhirnya Ia meninggalkan orang yang dahulu percaya (Hak. 16:20; Mzm. 51:13; Rm. 8:13; 1Kor. 3:16-17; Ibr. 3:14).

Jikalau kemurtadan berjalan terus tanpa dikendalikan, orang-orang percaya itu mungkin akhirnya mencapai titik di mana mereka tidak mendapat kesempatan lagi untuk kembali kepada Tuhan.
(a)     Mereka yang pernah mengalami keselamatan namun kemudian dengan sengaja dan terus-menerus mengeraskan hati terhadap suara Roh (Ibr. 3:7-19), terus berbuat dosa dengan sengaja (Ibr. 10:26), serta menolak untuk bertobat dan kembali kepada Allah mungkin akan mencapai titik di mana mereka tidak bisa berbalik lagi sehingga tidak mungkin bertobat dan menerima keselamatan lagi (Ibr. 6:4-6; Ul. 29:18-21; 1Sam. 2:25; Am. 29:1"). Kesabaran Allah ada batasnya (lih. 1Sam. 3:11-14; Mat. 12:31-32; 2Tes. 2:9-11; Ibr. 10:26-29,31; 1Yoh. 5:16).
(b)     Titik di mana orang tidak bisa bertobat lagi ini tidak dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, satu-satunya pengaman untuk tidak terjerumus ke dalam kemurtadan akhir ditemukan dalam nasihat, "Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu" (Ibr. 3:7-8, 15; 4:7)

Haruslah ditekankan bahwa sekalipun kemurtadan merupakan bahaya bagi semua orang percaya yang mulai hanyut dari iman (Ibr. 2:1-3) dan undur dari Allah (Ibr. 6:6), perbuatan itu tidak akan menjadi lengkap jikalau orang yang bersangkutan tidak dengan sengaja dan terus-menerus berbuat dosa terhadap suara Roh Kudus (Mat. 12:31).
Mereka yang menjauhkan diri dari Allah karena hati yang tidak percaya (Ibr. 3:12) mungkin berpikir bahwa diri mereka masih Kristen namun ketidakacuhan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Kristus dan Roh Kudus serta peringatan-peringatan Alkitab menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Karena kemungkinan penipuan diri ini ada, Paulus mendesak agar semua orang yang mengaku diri sudah diselamatkan untuk "uji ... dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu" (2Kor. 13:5).
Mereka yang sungguh-sungguh mempunyai perhatian terhadap keadaan rohani dan hati mereka ingin berbalik kepada Allah dalam pertobatan memiliki bukti yang pasti bahwa mereka tidak melakukan kemurtadan yang tidak bisa diampuni. Alkitab dengan jelas menandaskan bahwa Allah tidak ingin seorang pun binasa (2Pet. 3:9; bnd. Yes. 1:18-19; 55:6-7) dan menyatakan bahwa Allah akan menerima kembali semua orang yang pernah mengalami kasih karunia yang menyelamatkan jikalau mereka bertobat dan kembali kepada-Nya (bnd. Gal. 5:4; Gal. 4:19; 1Kor. 5:1-5; 2Kor. 2:5-11). Semoga!!!

Pm




Pdt.Tuty Zastini Hutabarat,STh                                                                                            fidei/gladys’09  040309

Tidak ada komentar:

Posting Komentar