onteks dari ayat ini tidak terlepas dari
ayat sebelumnya dimana Paulus dengan jelas menyampaikan hal yang berkaitan
dengan makanan secara umum. Pada waktu jemaat Korintus berhimpun bersama-sama
untuk perjamuan persekutuan sebelum makan Perjamuan Tuhan, beberapa orang
berkumpul dalam kelompok kecil dan makan makanan mereka secara terpisah-pisah.
Anggota yang miskin yang tidak mampu menyumbang makanan diabaikan dan dibiarkan
lapar. Di sini Paulus tidak menunjuk kepada keadaan mabuk; sebab jika demikian,
pastilah ia akan menghakiminya dengan keras sebagaimana yang dilakukannya pada
bagian lain dari surat ini (bdg. 1Kor. 6:10*). Ia menganggap kemabukan bukan
saja sebagai suatu persoalan kurang memperdulikan orang lain, tetapi juga suatu
keadaan yang sangat serius sehingga dapat memisahkan seseorang dari kerajaan
Allah (1Kor. 6:10).
II.PENJELASAN
TEKS
Sang rasul membenarkan tegurannya dengan
meninjau makna yang nyata dan sesungguhnya dari peraturan tersebut dengan
merunut balik pengajaran itu sampai ke Tuhan Yesus sendiri.
a.Ayat
23.
Paulus
tidak dapat memuji mereka, sebab perilaku mereka tidak selaras dengan yang ia
telah terima dari Tuhan. Dia tidak menjelaskan apakah ia menerima pengajaran
mengenai hal itu langsung dari Tuhan atau dari sumber yang lain. Bisa saja ia
menerimanya dari sumber lain.
b.Ayat
24.
Roti dibagikan terlebih dahulu, sebab melambangkan
inkarnasi. Setelah itu baru disajikan anggur melambangkan kematian yang
mengakhiri perjanjian yang lama dan meresmikan yang baru. Satu hal jelas: di
dalam kata-kata, inilah tubuh-Ku, rasul Paulus tidak mengajarkan pandangan yang
mengatakan bahwa roti dalam perjamuan kudus sungguh-sungguh menjadi tubuh
Kristus. Roti itu jelas sama sekali tidak menjadi tubuh Tuhan pada saat Dia
mengatakan hal itu, demikian juga cawan itu bukan perjanjian baru secara
harfiah (ay. 25). Kata inilah memiliki arti umum "melambangkan,"
(bdg. 1Kor 11:7; Yoh 8:12; 10:9; 1Kor 10:4). Bagi kamu menekankan aspek
pengorbanan. Peringatan bukan hanya sekadar mengingat saja; kata ini mengandung
gagasan aktif memikirkan. Dan frasa akan Aku lebih luas daripada akan
kematian-Ku. Orang yang melakukan tindakan merupakan objek untuk dipikirkan.
Bentuk imperatif masa kini perbuatlah mengandung petunjuk bahwa kehadiran yang
sering di dalam Perjamuan Kudus merupakan suatu perintah ilahi (bdg. Kis 20:7).
c.Ayat
25
Perjanjian
baru mengingatkan pendengar kepada perjanjian Musa yang lama yang hanya dapat
menghukum. Kata Yunani diatheke yang adalah lawan syntheke, kata dalam
Perjanjian Lama yang pada umumnya diartikan sebagai "perjanjian,"
menekankan inisiatif Allah di dalamnya. Perjanjian yang baru menyediakan
pengampunan dosa secara efektif. Oleh darah-Ku menunjuk kepada suasana dan
dasar dari berkat-berkat perjanjian. Terjemahan gagasan Barclay ialah,
"Cawan ini adalah perjanjian baru dan harganya adalah darah-Ku"
(op.cit, hlm. 114). Pengulangan ungkapan menjadi peringatan akan Aku dirancang
untuk jemaat di Korintus yang hidup tidak teratur: mereka perlu diingatkan
bahwa yang dipentingkan di dalam perjamuan kudus tersebut adalah persekutuan
dengan Kristus dan bukan dengan makanan.
d.Ayat
26
Sebab
menunjukkan alasan mengapa perjamuan kudus itu perlu diulang-ulang terus.
Upacara tersebut merupakan khotbah yang dilakonkan, sebab ketika itu mereka
memberitakan kematian Tuhan. Perjamuan kudus memandang ke belakang dan juga ke
depan sebab harus dilaksanakan hingga Ia datang (bdg. Mat 26:29).
III.PENUTUP
Menurut Anda, unsur apa dalam gereja yang
memberi kesan mendalam dan menunjang suasana ibadah? Mungkin ada yang menjawab arsitektur
gedungnya, atau mimbarnya. Untuk orang Protestan, jawaban terakhir wajar, sebab
sejak reformasi penekanan pada sentralitas firman Allah menjadi sangat
menonjol. Gereja Protestan tidak menempatkan altar sebab korban Kristus telah
mendamaikan Allah dan umat serta meniadakan keharusan umat membawa korban
kepada Allah. Di samping mimbar, meja perjamuan (meja Tuhan) mengandung nilai
teologis penting dan membuatnya sama sentral dengan mimbar.
Penghayatan apa tentang meja Tuhan yang
membuatnya sentral dalam ibadah? Pertama, perjamuan kudus memperingati (ayat
24) karya penyelamatan Kristus. Ia memberikan tubuh dan darah-Nya menjadi
korban penebusan. Tiap kali menerima perjamuan kudus kita ingat anugerah itu.
Perjamuan kudus membuat kita mendasari iman dalam peristiwa sejarah karya Yesus
di masa lalu. Kedua, perjamuan kudus adalah pemberitaan (ayat 26). Kita yang
telah menjadi bagian dalam karya penyelamatan Yesus diisi, dikuatkan, dan
didorong memberitakan kabar keselamatan dalam Kristus kepada orang yang belum
mencicipi. Lalu bagai hidangan yang membuat orang yang belum makan diundang
untuk makan, demikian juga liturgi perjamuan kudus membuat mereka yang belum
ikut Tuhan, tertarik dan tidak menunda keputusan iman. Ketiga, perjamuan kudus
memperkuat kerinduan untuk menyongsong perjumpaan dengan Tuhan kelak dan ambil
bagian dalam perjamuan kekal yang Ia sediakan bagi kita (ayat 26b).
Terakhir, makan dan minum perjamuan kudus adalah perjamuan dengan Tuhan. Roti
dan anggur itu tetap roti dan anggur biasa, tetapi bukan sekadar simbol. Roti
dan anggur itu jadi sarana bagi perjamuan rohani riil kita dengan Tuhan, bila
kita mengimani dan mensyukuri karya penyelamatan Yesus. Ketika makan dan minum
benda-benda biasa itu, secara iman kita berpesta rohani bersama Yesus yang di
surga. Dengan menyambut undangan Tuhan, “mari, makan dan minumlah, sebab
semuanya telah tersedia,” kita berpesta rohani dan hidup dalam kelimpahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar