NYANYIAN
KEMENANGAN
Wahyu 15:1-4
Minggu 03 Mei 2014
LATAR
BELAKANG
englihatan Yohanes dalam pasal 15:1-4, merupakan penglihatan yang bersifat
belum terjadi. Hal ini didasarkan atas makna teks ini yaitu mengenai kemenangan
umat Tuhan atas Iblis, karena pada waktu penulisan Kitab Wahyu, jemaat berada
dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, yaitu berada dibawah tekanan Kaisar
Domitianus. Pasal 15 ini menceritakan penglihatan Yohanes mengenai nyayian
orang-orang percaya yang telah menang atas binatang dan patung, yang juga
merupakan tanda kekuasaan Tuhan. Hal ini digambarkan dengan orang-orang yang
menjadi pemenang, yaitu mengalahkan iblis yang mencoba mengganggu ketentraman
umat-umat Tuhan. Orang-orang yang mampu mengalahkan kuasa iblis, adalah berarti
suatu tanda bahwa mereka mengandalkan kuasa Tuhan. Dalam pasal ini diceritakan
penglihatan Yohanes mengenai ketujuh Malaikat, ketujuh malapetakan dan tujuh
cawan yang diberikan kepada masing-masing malaikat. Ini menandakan tahap
persiapan penumpahan ketujuh cawan murka Allah ke atas bumi.
TAFSIRAN
15:1 Tujuh Malaikat dan tujuh malapetaka
Pada pasal 15:1 tanda di langit disebut besar dan ajaib berbeda dengan
tanda-tanda lain yang dilihat Yohanes karena tanda ini melukiskan karya Allah
yang menakjubkan dan Allah menuangkan murkaNya atas bumi dengan memakai tujuh
malaikat dengan tujuh malapetaka. Kalimat tujuh malaikat dan tujuh malapetaka
adalah suatu gambaran totalitas. Angka tujuh merujuk kepada pemenuhan, sehingga
cawan murka ini melambangkan penghukuman Allah yang sepenuhnya. Ini adalah
malapetaka-malapetaka terakhir dalam arti tidak ada kemungkinan untuk meloloskan
diri. Tujuh malaikat adalah salah satu simbol yang ada dalam kitab wahyu. Dalam
alkitab hanya dua malaikat yang sering disebut namanya akan tetapi menurut
tradisi Israel ada juga malaikat-malaikat yang lain seperti: Uriel, Raphael,
Raguel, Sariel, dan Ramiel. Jika kita memperhatikan nama dari malaikat itu
selalu berakhir dengan sebutan el yang mengaitkan mereka dengan Allah (Elohim)
15:2-4 Para pemenang dan nyanyian mereka
Kalimat dan aku melihat sesuatu bagaikan kaca bercampur api. Lautan kaca
melambangkan kejernihan dan transparansi, sehingga semua orang kudus dapat
mengamati kebenaran dan kuasa Allah. Dengan demikian lautan kaca bercampur api
menyimbolkan murka Allah. Ditepi lautan kaca tersebut berdiri orang—orang yang
telah mengalahkan binatang itu, patungnya dan bilangan namanya merupakan
orang-orang kudus yang telah menjadi pemenang. Mereka adalah orang-orang yang
menolak menyembah iblis. Para martyr yang telah menjadi pemenang menyanyikan
dua lagu yang intinya merupakan suatu nyanyian kemenanagan Tuhan. Mereka
menyayikan nyayian Musa dan nyanyian anak domba. Lagu anak domba merupakan
nyanyian yang hanya dapat dipelajari oleh mereka yang sudah meraih kemenangan.
Lagu yang diucapkan oleh orang-orang yang menjadi pemenang merupakan lagu yang sangat
mengesankan. Hal ini di lihat karena tidak ada satu kata pun yang berbicara
mengenai keberhasilan mereka sendiri, tapi sebaliknya semua kata dalam lagu
tersebut menggambarkan tentang sebuah pengakuan atas kebesaran Allah
RELEVANSI
Perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya teknologi dan
berkembangnya cara pikir manusia. Masalah yang mucul dari perkembangan tersebut
adalah orang-orang mulai meninggalkan Tuhan dan lebih mementingkan kebahagiaan
duniawi. Daya tarik dari kehidupan yang moderen adalah alasan utama terjadinya
hal seperti ini dimana tapa disadari kehidupan menjadi dikuasai oleh pengaruh
buruk dari kehidupan moderen ini. Contoh nyata yang terjadi saat ini di mana
orang lebih memilih untuk berjam-jam menghabiskan waktunya dengan jejaring
sosial daripada bergumul dalam doa. Daya tarik ini telah menyita banyak waktu
dan memaksa manusia melupakan Tuhan. Memang pada dasarnya semua itu diciptakan
dengan tujuan yang baik hanya saja sebagian orang tidak dapat memanfaatkannya
secara baik dan bahkan hal-hal tersebut dapat memperhamba manusia itu sendiri.
Memang dunia berhala tidak lagi mengganggu keimanan orang-orang percaya dalam
era modern ini banyak orang yang tidak lagi percaya pada praktek perdukunan
atau pada benda mau pun patung, akan tetapi telah berubah menjadi pemberhalaan
terhadap terhadap hal-hal lain seperti: uang, alat-alat elektronik, kekuasaan,
politik dll. Akan tetapi dengan jelas disampaikan bahwa siapa yang tunduk
dibawah kuasa dunia berarti ia adalah pemberontak terhadap kuasa Allah. Setiap
yang memberontak terhadap Allah adalah pengikut iblis yang tidak akan ikut
menyanyikan nyanyian kemenangan. Namun siapa yang tetap teguh didalam imannya
sampai pada akhirnya itulah yang akan ikut dalam nyanyian kemenangan.
Pdt. Flora N. Pasaribu, S.Th
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar