Kamis, 12 Maret 2015

Bacaan Minggu, 03 Mei 2015: Wahyu 15:1-4



NYANYIAN KEMENANGAN
Wahyu 15:1-4
Minggu 03 Mei 2014




LATAR BELAKANG
P
englihatan Yohanes dalam pasal 15:1-4, merupakan penglihatan yang bersifat belum terjadi. Hal ini didasarkan atas makna teks ini yaitu mengenai kemenangan umat Tuhan atas Iblis, karena pada waktu penulisan Kitab Wahyu, jemaat berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, yaitu berada dibawah tekanan Kaisar Domitianus. Pasal 15 ini menceritakan penglihatan Yohanes mengenai nyayian orang-orang percaya yang telah menang atas binatang dan patung, yang juga merupakan tanda kekuasaan Tuhan. Hal ini digambarkan dengan orang-orang yang menjadi pemenang, yaitu mengalahkan iblis yang mencoba mengganggu ketentraman umat-umat Tuhan. Orang-orang yang mampu mengalahkan kuasa iblis, adalah berarti suatu tanda bahwa mereka mengandalkan kuasa Tuhan. Dalam pasal ini diceritakan penglihatan Yohanes mengenai ketujuh Malaikat, ketujuh malapetakan dan tujuh cawan yang diberikan kepada masing-masing malaikat. Ini menandakan tahap persiapan penumpahan ketujuh cawan murka Allah ke atas bumi.

TAFSIRAN
15:1 Tujuh Malaikat dan tujuh malapetaka
Pada pasal 15:1 tanda di langit disebut besar dan ajaib berbeda dengan tanda-tanda lain yang dilihat Yohanes karena tanda ini melukiskan karya Allah yang menakjubkan dan Allah menuangkan murkaNya atas bumi dengan memakai tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka. Kalimat tujuh malaikat dan tujuh malapetaka adalah suatu gambaran totalitas. Angka tujuh merujuk kepada pemenuhan, sehingga cawan murka ini melambangkan penghukuman Allah yang sepenuhnya. Ini adalah malapetaka-malapetaka terakhir dalam arti tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri. Tujuh malaikat adalah salah satu simbol yang ada dalam kitab wahyu. Dalam alkitab hanya dua malaikat yang sering disebut namanya akan tetapi menurut tradisi Israel ada juga malaikat-malaikat yang lain seperti: Uriel, Raphael, Raguel, Sariel, dan Ramiel. Jika kita memperhatikan nama dari malaikat itu selalu berakhir dengan sebutan el yang mengaitkan mereka dengan Allah (Elohim)

15:2-4  Para pemenang dan nyanyian mereka
Kalimat dan aku melihat sesuatu bagaikan kaca bercampur api. Lautan kaca melambangkan kejernihan dan transparansi, sehingga semua orang kudus dapat mengamati kebenaran dan kuasa Allah. Dengan demikian lautan kaca bercampur api menyimbolkan murka Allah. Ditepi lautan kaca tersebut berdiri orang—orang yang telah mengalahkan binatang itu, patungnya dan bilangan namanya merupakan orang-orang kudus yang telah menjadi pemenang. Mereka adalah orang-orang yang menolak menyembah iblis. Para martyr yang telah menjadi pemenang menyanyikan dua lagu yang intinya merupakan suatu nyanyian kemenanagan Tuhan. Mereka menyayikan nyayian Musa dan nyanyian anak domba. Lagu anak domba merupakan nyanyian yang hanya dapat dipelajari oleh mereka yang sudah meraih kemenangan. Lagu yang diucapkan oleh orang-orang yang menjadi pemenang merupakan lagu yang sangat mengesankan. Hal ini di lihat karena tidak ada satu kata pun yang berbicara mengenai keberhasilan mereka sendiri, tapi sebaliknya semua kata dalam lagu tersebut menggambarkan tentang sebuah pengakuan atas kebesaran Allah

RELEVANSI
Perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya teknologi dan berkembangnya cara pikir manusia. Masalah yang mucul dari perkembangan tersebut adalah orang-orang mulai meninggalkan Tuhan dan lebih mementingkan kebahagiaan duniawi. Daya tarik dari kehidupan yang moderen adalah alasan utama terjadinya hal seperti ini dimana tapa disadari kehidupan menjadi dikuasai oleh pengaruh buruk dari kehidupan moderen ini. Contoh nyata yang terjadi saat ini di mana orang lebih memilih untuk berjam-jam menghabiskan waktunya dengan jejaring sosial daripada bergumul dalam doa. Daya tarik ini telah menyita banyak waktu dan memaksa manusia melupakan Tuhan. Memang pada dasarnya semua itu diciptakan dengan tujuan yang baik hanya saja sebagian orang tidak dapat memanfaatkannya secara baik dan bahkan hal-hal tersebut dapat memperhamba manusia itu sendiri. Memang dunia berhala tidak lagi mengganggu keimanan orang-orang percaya dalam era modern ini banyak orang yang tidak lagi percaya pada praktek perdukunan atau pada benda mau pun patung, akan tetapi telah berubah menjadi pemberhalaan terhadap terhadap hal-hal lain seperti: uang, alat-alat elektronik, kekuasaan, politik dll. Akan tetapi dengan jelas disampaikan bahwa siapa yang tunduk dibawah kuasa dunia berarti ia adalah pemberontak terhadap kuasa Allah. Setiap yang memberontak terhadap Allah adalah pengikut iblis yang tidak akan ikut menyanyikan nyanyian kemenangan. Namun siapa yang tetap teguh didalam imannya sampai pada akhirnya itulah yang akan ikut dalam nyanyian kemenangan.

Pdt. Flora N. Pasaribu, S.Th
widgeo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar