PENAMPAKAN
YESUS MEMBAWA DAMAI DAN MENGUSIR KETAKUTAN
Yohannes 20:19-23
Minggu,
25
Mei 2015
PENDAHULUAN
ats ini merupakan rangkaian
kisah penampakan Yesus setelah bangkit dari kematian. Murid-murid masih
diliputi oleh rasa takut terhadap orang-orang Yahudi yang membenci mereka. Pada
saat para murid berkumpul, Yesus menampakkan diri kepada mereka.
Pada umumnya bagi manusia
kematian adalah akhir dari segalanya, dan bahkan symbol dari kekalahan. Tetapi
itu tidak berlaku bagi Yesus. Kematian dikalahkan dengan kebangkitanNya.
ISI
Penampakan Yesus bagi para
murid-muridNya membawa beberapa makna:
1.
Perubahan
(Ay. 20)
Pertemuan
kembali dengan orang yang telah berpisah dengan kita membuat kita merasa
bersukacita, apalagi pertemuan itu tidak disangka-sangka. Demikian halnya
dengan para murid yang telah berpisah dengan Yesus yang telah mati disalib.
Bagi para murid mereka tidak akan pernah bertemu lagi dengan Yesus karena jelas
Yesus telah mati. Penampakan Yesus kepada para murid adalah sesuatu diluar
kewajaran. Pada awalnya para murid tidak terpengaruh dengan situasi tersebut,
namun seetelah Yesus membuktikan luka ditangan dan lambung yang berlubang, maka
terjadilah perubahan terhadap para murid. Perubahan itu adalah adanya sukacita
yang melanda mereka. Tadinya mereka diliputi kecemasan dan katakutan. Mereka
takut sehingga pintu rumah tempat mereeka berkumpul dikunci rapat dan digembok.
Ketakutan dan kecemasan itu berubah menjadi sukacita karena berjumpa dengan
Tuhan. Tuhan datang dan hadir bagi kita untuk membuat kita bersukacita. Tuhan
mengajak kita untuk selalu bersukacita (Filipi 4:4). Semua manusia menginginkan
sukacita ada dalam hidupnya karena sukacita adalah impian setiap manusia.
Sukacita kita temukan ketika kita bersama dan berjumpa dengan Tuhan karena
diluar Tuhan kita tidak akan mendapatkan sukacita. Mazmur 32:11 mengatakan
bahwa di dalam Tuhan kita bersukacita dan bersorak-sorai. Disanalah letak
sukacita itu, bukan diluar Tuhan. Kehadiran dan pertemuan dengan Tuhan membuat
perubahan dalam kehidupan manusia, dukacita berubah menjadi sukacita, yang
sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, dll. Jikalau kita berharap adanya
perubahan dalam hidup kita, carilah Tuhan dan kita akan merasakan sukacita
dibalik pertemuan itu. Setiap saat kita dapat bertemu dengan Yesus melalui
FirmanNya.
2.
Membawa
damai Sejahtera (Ay. 21)
Yesus hadir dan berdiri di
tengah-tengah para murid dan berkata:” Damai sejahtera bagi kamu”. Dibalik
ucapan Yesus ini terkandung makna bahwa Ia datang membawa damai sejahtera bagi
para maurid. Yesus menginginkan supaya dalam diri para murid selalu bersemayam
damai sejahtera. Sebelum mereka berangkat untuk mengemban tugas pemberitaan
Injil maka mereka harus hidup dalam damai sejahtera. Dengan mengatakan 'syalom
bagimu', Yesus telah menghadirkan suka cita di dalam hati para murid. Damai
sejahtera atau 'syalom' itu adalah milik Yesus. Sekarang, melalui kehadiran-Nya
di antara mereka, Ia telah membagikan 'syalom' itu kepada mereka
(15:11). Yesus harus menanggung ganjaran dosa untuk menjamin damai sejahtera
manusia. Yesus menderita hanyalah untuk menegakkan damai sejahtera bagi kita.
Dialah yang membuat damai sejahtera itu menjadi mungkin kita peroleh padahal
semestinya kita berada dalam kutuk dosa sehingga kita kehilangan damai sejahtera
itu. Namun disinilah kebaikan Tuhan itu…Dia menganugerahkan dan membagikan
kepada kita damai sejahtera itu.
Damai sejahtera akan
melenyapkan ketakutan.
Para murid-murid takut kepada orang Yahudi sehingga mereka mengunci pintu
rapat-rapat. Mereka dilanda ketakutan, jangan-jangan yang dialamai oleh Yesus
itu akan mereka alami juga. Mereka tentu berpikir: "kalau guru kita yang
begitu berhikmat dan mampu melakukan banyak mukjizat saja kelihatan tidak
berdaya, bahkan mati di tangan mereka, apalagi kita. Mereka pasti mencari dan
membunuh kita semua. Sebaiknya kita bersembunyi. Kehadiran dan sapaan damai
sejahtera Yesus ini menghilangkan rasa takut para murid seketika itu juga. Ada
banyak saudara kita yang tidak mengalami damai sejahtera saat ini oleh karena
ketakutan. Kehadiran kita kiranya menghilangkan ketakutan mereka sehingga
mereka juga mengalami damai sejahtera dalam hidupnya.
3.
Ada
pengutusan (ay 21).
Kehadiran Yesus sebagai Tuhan
menunjukkan bahwa para rasul telah benar-benar menemukan 'syalom' yang
sesungguhnya. Tetapi syalom ini tidak untuk disimpan atau dinikmati sendiri,
tetapi perlu dibagikan kepada orang lain, sama seperti Sang Guru telah
membagikannya kepada mereka. Dengan atau di dalam 'syalom' itu, Yesus mengutus
murid-murid-Nya sebagai pemberita Injil. Dan karena itu, Injil yang mereka
beritakan pun disebut Injil damai sejahtera (Ef. 6:15). Yesus mengutus para
murid untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia setelah Dia membagikan
syalom kepada para murid. Kehadiran Yesus terhadap para muridNya adalah dalam
rangka mengorganisir para murid dalam rangka tugas pemberitaan Injil
Pengutusan ini bukan hanya
utnuk para murid tapi juga kepada setiap orang percaya. Orang percaya
diselamatkan untuk menjadi pembawa berita keselamatan bagi setiap orang. Dalam
memberitakan berita keselamatan itu kita harus cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati (Mateus 10:16).
4.
Kesanggupan
mengemban tugas (ayat 22)
Kemampuan dalam mengemban
salah satu tugas tidak terlepas dari rasa percaya diri. Semakin kita percaya
diri untuk melaksanakan tugas tertentu, maka semakin besar tingkat keberhasilan
dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam melaksanakan tugas pemberitaan
tersebut, Yesus juga membangun kepercayaan diri para murid dengan cara memberikan
Roh Kudus dalam diri mereka. Mereka juga diberi kemampuan berdasarkan Roh Kudus
untuk mengampuni dosa seseorang atau membiarkan dosa orang itu tetap ada.
5.
Menyampaikan
tugas utama pengutusan (ayat 23)
Perkataan Yesus di ay.23 ini
merupakan penegasan bahwa Yesus memberikan hak istimewa kepada para murid dan
gereja untuk menyampaikan berita pengampunan Allah kepada manusia dan sekaligus
memperingatkan orang yang tidak mau bertobat bahwa mereka akan kehilangan
kemurahan Allah dan menanggung dosanya sendiri. Pemberian otoritas mengampuni
dosa oraang sangat penting dari segi pengutusan dalam ayat 23 ini.. Tuuhan
Yesus diutus dengan otoritas mengampuni dosa orang (9:39-41). Kalau Tuhan Yesus
mengutus mereka sama seperti Bapa telah mengutus Dia, maka mereka juga
memerlukan otoritas mengampuni dosa orang. Namun pengampunan dosa ini tidak
terlepas dari iman kepada Tuhan Yesus karena dosa orang yang benar dan
percayalah yang diampuni.
PENUTUP
Penampakan Tuhan yesus kepada
kita membawa dampak yang luarbiasa secara khusus dalam hal mengemban tugas yang
dipercayakan bagi kita. Kita telah diperlengkapi untuk menjadi pengemban tugas
tersebut. Marilah menjadi utusan Allah yang sedia meneruskan pekerjaan Allah
atas dunia ini, mewartakan kasih Allah kepada dunia ini melalui banyak hal termasuk
hal-hal yang bisa kita lakukan dalam kapasitas kita sekarang ini: dengan
tenaga, waktu, uang, atau perhatian kita kepada orang-orang di sekitar kita
sehingga mereka merasakan kasih Tuhan.
Salam
dari PSP Tenggara
Pdt.
R. Siregar, M.Min
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar