Kamis, 12 Maret 2015

Khotbah Pentakosta 2 Senin, 25 Mei 2015: Yohannes 20:19-23



PENAMPAKAN YESUS MEMBAWA DAMAI DAN MENGUSIR KETAKUTAN
Yohannes 20:19-23
Minggu, 25 Mei 2015




PENDAHULUAN
N
ats ini merupakan rangkaian kisah penampakan Yesus setelah bangkit dari kematian. Murid-murid masih diliputi oleh rasa takut terhadap orang-orang Yahudi yang membenci mereka. Pada saat para murid berkumpul, Yesus menampakkan diri kepada mereka.
Pada umumnya bagi manusia kematian adalah akhir dari segalanya, dan bahkan symbol dari kekalahan. Tetapi itu tidak berlaku bagi Yesus. Kematian dikalahkan dengan kebangkitanNya.

ISI
Penampakan Yesus bagi para murid-muridNya membawa beberapa makna:
1.             Perubahan (Ay. 20)
Pertemuan kembali dengan orang yang telah berpisah dengan kita membuat kita merasa bersukacita, apalagi pertemuan itu tidak disangka-sangka. Demikian halnya dengan para murid yang telah berpisah dengan Yesus yang telah mati disalib. Bagi para murid mereka tidak akan pernah bertemu lagi dengan Yesus karena jelas Yesus telah mati. Penampakan Yesus kepada para murid adalah sesuatu diluar kewajaran. Pada awalnya para murid tidak terpengaruh dengan situasi tersebut, namun seetelah Yesus membuktikan luka ditangan dan lambung yang berlubang, maka terjadilah perubahan terhadap para murid. Perubahan itu adalah adanya sukacita yang melanda mereka. Tadinya mereka diliputi kecemasan dan katakutan. Mereka takut sehingga pintu rumah tempat mereeka berkumpul dikunci rapat dan digembok. Ketakutan dan kecemasan itu berubah menjadi sukacita karena berjumpa dengan Tuhan. Tuhan datang dan hadir bagi kita untuk membuat kita bersukacita. Tuhan mengajak kita untuk selalu bersukacita (Filipi 4:4). Semua manusia menginginkan sukacita ada dalam hidupnya karena sukacita adalah impian setiap manusia. Sukacita kita temukan ketika kita bersama dan berjumpa dengan Tuhan karena diluar Tuhan kita tidak akan mendapatkan sukacita. Mazmur 32:11 mengatakan bahwa di dalam Tuhan kita bersukacita dan bersorak-sorai. Disanalah letak sukacita itu, bukan diluar Tuhan. Kehadiran dan pertemuan dengan Tuhan membuat perubahan dalam kehidupan manusia, dukacita berubah menjadi sukacita, yang sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, dll. Jikalau kita berharap adanya perubahan dalam hidup kita, carilah Tuhan dan kita akan merasakan sukacita dibalik pertemuan itu. Setiap saat kita dapat bertemu dengan Yesus melalui FirmanNya.  

2.             Membawa damai Sejahtera (Ay. 21)
Yesus hadir dan berdiri di tengah-tengah para murid dan berkata:” Damai sejahtera bagi kamu”. Dibalik ucapan Yesus ini terkandung makna bahwa Ia datang membawa damai sejahtera bagi para maurid. Yesus menginginkan supaya dalam diri para murid selalu bersemayam damai sejahtera. Sebelum mereka berangkat untuk mengemban tugas pemberitaan Injil maka mereka harus hidup dalam damai sejahtera. Dengan mengatakan 'syalom bagimu', Yesus telah menghadirkan suka cita di dalam hati para murid. Damai sejahtera atau 'syalom' itu adalah milik Yesus. Sekarang, melalui kehadiran-Nya di antara mereka, Ia telah membagikan 'syalom' itu kepada mereka (15:11). Yesus harus menanggung ganjaran dosa untuk menjamin damai sejahtera manusia. Yesus menderita hanyalah untuk menegakkan damai sejahtera bagi kita. Dialah yang membuat damai sejahtera itu menjadi mungkin kita peroleh padahal semestinya kita berada dalam kutuk dosa sehingga kita kehilangan damai sejahtera itu. Namun disinilah kebaikan Tuhan itu…Dia menganugerahkan dan membagikan kepada kita damai sejahtera itu.

Damai sejahtera akan melenyapkan ketakutan. Para murid-murid takut kepada orang Yahudi sehingga mereka mengunci pintu rapat-rapat. Mereka dilanda ketakutan, jangan-jangan yang dialamai oleh Yesus itu akan mereka alami juga. Mereka tentu berpikir: "kalau guru kita yang begitu berhikmat dan mampu melakukan banyak mukjizat saja kelihatan tidak berdaya, bahkan mati di tangan mereka, apalagi kita. Mereka pasti mencari dan membunuh kita semua. Sebaiknya kita bersembunyi. Kehadiran dan sapaan damai sejahtera Yesus ini menghilangkan rasa takut para murid seketika itu juga. Ada banyak saudara kita yang tidak mengalami damai sejahtera saat ini oleh karena ketakutan. Kehadiran kita kiranya menghilangkan ketakutan mereka sehingga mereka juga mengalami damai sejahtera dalam hidupnya. 
3.             Ada pengutusan (ay 21).
Kehadiran Yesus sebagai Tuhan menunjukkan bahwa para rasul telah benar-benar menemukan 'syalom' yang sesungguhnya. Tetapi syalom ini tidak untuk disimpan atau dinikmati sendiri, tetapi perlu dibagikan kepada orang lain, sama seperti Sang Guru telah membagikannya kepada mereka. Dengan atau di dalam 'syalom' itu, Yesus mengutus murid-murid-Nya sebagai pemberita Injil. Dan karena itu, Injil yang mereka beritakan pun disebut Injil damai sejahtera (Ef. 6:15). Yesus mengutus para murid untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia setelah Dia membagikan syalom kepada para murid. Kehadiran Yesus terhadap para muridNya adalah dalam rangka mengorganisir para murid dalam rangka tugas pemberitaan Injil

Pengutusan ini bukan hanya utnuk para murid tapi juga kepada setiap orang percaya. Orang percaya diselamatkan untuk menjadi pembawa berita keselamatan bagi setiap orang. Dalam memberitakan berita keselamatan itu kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mateus 10:16).

4.             Kesanggupan mengemban tugas (ayat 22)
Kemampuan dalam mengemban salah satu tugas tidak terlepas dari rasa percaya diri. Semakin kita percaya diri untuk melaksanakan tugas tertentu, maka semakin besar tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam melaksanakan tugas pemberitaan tersebut, Yesus juga membangun kepercayaan diri para murid dengan cara memberikan Roh Kudus dalam diri mereka. Mereka juga diberi kemampuan berdasarkan Roh Kudus untuk mengampuni dosa seseorang atau membiarkan dosa orang itu tetap ada.

5.             Menyampaikan tugas utama pengutusan (ayat 23)
Perkataan Yesus di ay.23 ini merupakan penegasan bahwa Yesus memberikan hak istimewa kepada para murid dan gereja untuk menyampaikan berita pengampunan Allah kepada manusia dan sekaligus memperingatkan orang yang tidak mau bertobat bahwa mereka akan kehilangan kemurahan Allah dan menanggung dosanya sendiri. Pemberian otoritas mengampuni dosa oraang sangat penting dari segi pengutusan dalam ayat 23 ini.. Tuuhan Yesus diutus dengan otoritas mengampuni dosa orang (9:39-41). Kalau Tuhan Yesus mengutus mereka sama seperti Bapa telah mengutus Dia, maka mereka juga memerlukan otoritas mengampuni dosa orang. Namun pengampunan dosa ini tidak terlepas dari iman kepada Tuhan Yesus karena dosa orang yang benar dan percayalah yang diampuni.

PENUTUP
Penampakan Tuhan yesus kepada kita membawa dampak yang luarbiasa secara khusus dalam hal mengemban tugas yang dipercayakan bagi kita. Kita telah diperlengkapi untuk menjadi pengemban tugas tersebut. Marilah menjadi utusan Allah yang sedia meneruskan pekerjaan Allah atas dunia ini, mewartakan kasih Allah kepada dunia ini melalui banyak hal termasuk hal-hal yang bisa kita lakukan dalam kapasitas kita sekarang ini: dengan tenaga, waktu, uang, atau perhatian kita kepada orang-orang di sekitar kita sehingga mereka merasakan kasih Tuhan.

Salam dari PSP Tenggara
Pdt. R. Siregar, M.Min
widgeo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar