Kamis, 12 Maret 2015

Khotbah Minggu, 03 Mei 2015: Mazmur 47:1-10

widgeo.net

PENDAHULUAN
M
azmur ini merupakan undangan yang ditujukan kepada segala bangsa untuk memuji Tuhan . nyanyian ini dibuka dengan suatu undangan kepada segala bangsa untuk bertepuk tangan, bersorak-sorai memuji Tuhan. Undangan semacam ini terdapat pula dalam beberapa mazmur lain (bnd. 66:1:98:4). Undangan ini bersifat umum tidak ditujukan kepada pribadi atau kelompok melainkan kepada seluruh umat yang diundang untuk memuji Tuhan bertepuk tangan sebagai tanda suka cita. Seruan untuk bersorak-sorai didasari oleh perbuatan keselamatan yang dilakukan oleh Allah bagi manusia. Dalam hal ini disampaikan bahwa Tuhan yang Maha Tinggi itu dahsyat Dia adalah Raja besar (Bnd 48:3) atas seluruh bumi. Tuhan itu dahsyat dan Raja besar atas seluruh bumi karena Ia telah menaklukkan bangsa-bangsa di bawah kekuasaan Israel (4). Penaklukan yang dimaksud ialah perebutan tanah Kanaan menjadi tanah pusaka bagi Israel. Tuhan memilih tanah pusaka bagi Israel. Tanah Israel pada awalnya adalah milik bangsa-bangsa akan tetapi Tuhan menyerahkannya kepada Israel. Dalam sesuatu yang telah Tuhan kerjakan bagi bangsa Israel tetapi hendaknya juga disertai dengan respon /tanggapan yang baik. Tuhan telah turun untuk memberikan pertolongan dan menyatakan diriNya itulah sebabnya bangsa itu memeproleh kemeneangan.
Pembahasan
1.    Israel mengundang segala bangsa untuk memuji Tuhan karena karya keselamatan yang telah dikerjakan baginya. Tuhan telah menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kakinya dan memilih baginya tanah pusaka. Dengan itu Tuhan menyatakan diri sebagai Raja segala bangsa. Dia telah turun dengan penuh kekuasaan dan kemudian naik dengan sorak-sorai. Gereja dapat memuji Tuhan dengan mengunakan mazmur ini  sebagai madah nyayian kemenangan dan juga nyanyian peperangan. Di satu pihak gereja bersukacita karena banyak  orang yang telah menerima Injil namun dilain pihak gereja harus sadar bahwa belum semua umat di dunia ini sepenuhnya mengakui bahwa Tuhan adalah raja atas bangsa-bangsa. Madah pujian gereja harus tetap mengarah kepada dua arah yakni rasa syukur atas kemenangan jiwa dan keterbebanan untuk memenangkan jiwa lebih banyak lagi.
2.    Allah naik dalam iringan sorak-sorai mengingatkan kita pada peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Kristus telah naik diiringi sorak-sorai setelah Dia turun untuk menjalankan kehendak BapaNya dengan taat sampai mati bakan sampai mati dikayu salib (Filp 2:9) dan memberikan Dia segala kekuasaan, baik di surga mau pun di bumi (Mat 28:18) supaya dalam namaNya segala sesuatu bertekuk lutut (Flp 2:10). Dia sendiri bersabda : dan Aku apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu (Yoh. 12:32). Dengan demikian mazmur 47 bagi gereja dapat menjadi madah yang indah dalam kenaikan Tuhan Yesus. Akan tetapi yang menjadi beban bagi kita adalah belum semua bangsa  dan para pemimpin secara penuh bertekuk-lutut kepadaNya, maka mazmur ini harus tetap sebagai undangan yang harus kita sampaikan bagi seluruh umat manusia agar segala bangsa bertepuk tangan dan mengeluk-elukan Allah kita dengan sorak - sorai.

RENUNGAN
Nyanyian adalah ungkapan yang mewakili perasaan kita kepada Tuhan, akan tetapi sering kali nyanyian itu tidak benar-benar mewakili perasaan kita sebab kita tidak sungguh-sungguh menghayatinya. Jika kita mau jujur pujian yang kita sampaikan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan hidup kita. Sebagai contoh sebagai berikut kita bernyanyi dengan ungkapan “sebagai mana adanya” akan tetapi kita datang bukan kita yang sebenarnya. Contoh lain kita ungkapkan “Aku serahkan segalanya” tapi kenyataan kita hanya menyerahkan sebahagian, padahal Yesus selalu mengingatkan kita agar kita menyembanhNya dalam kebenaran (Yoh 4:24). Bernyanyi dengan sepenuh hati dan penuh kesadaran merupakan suatu tantangan serius bagi kita. Dalam hadiratNya yang kudus hendaklah kita nyatakan kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhan dengan berserah sepenunhya kepada Dia. Dengan demikian kita mampu untuk mengungkapkan kejujuran kita tentang kasihNya kepada Kita. Marilah kita memuji Allah karena Dia layak dimuliakan dengan puji-pujian kita. Kita harus memuliakan Dia oleh karena kebenaran dan karya-karya Tuhan yang ajaib dan juga semua berkat jasmani dan rohani  yang telah diakruniakanNya bagi kita. Pujian yang baik harus dinaikkan dengan disertai pemahaman jiwa, hati, ketulusan, sukacita, kegembiaraan, ucapan syukur. Pujian ini juga harus dipersembahkan secara terus-menerus dan boleh diungkapkan di dalam mazmur serta nyanyian pujian yang diiringi oleh alat-alat musik. Jika penyembahan kita disampaikan didalam ketulusan pasti itu dapat memuliakan Allah.

Pdt. Flora N. Pasaribu, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar