TUHAN ALLAH
SUMBER
SUKACITA ABADI
MASMUR 16:8-11
PASKAH II
Minggu, 06
APRIL 2015
PENDAHULUAN
ereja para Rasul atau gereja abad permulaan melihat
Mazmur 16:8-11 sebagai kesaksian tentang kebangkitan Kristus yang dibebaskan
Allah dari sengsara maut (Kis 2:24-28). Mazmur ini menunjukkan kepercayaan yang
begitu mendalam terhadap Allah dan hubungan yang akrab dengan Allah. Pemazmur
mengutamakan Tuhan diatas segala sesuatu, bahkan tidak akan menggeser posisi
Tuhan dengan hal-hal lain, bahkan dengan suatu yang nampak baik sekalipun,
Tuhan tetaplah yang terbaik bagiNya. Keyakinan yang mendalam terhadap Tuhan
membuat pemazmur tahu bagaimana menempatkan Tuhan dalam hidupnya, dan keyakinan
ini bukanlah sekedar teori/dogma semata, melainkan keyakinan yang dihidupi oleh
pemazmur. Berangkat dari keyakinan itu pemazmur (a) tidak mau mengikuti allah
lain atau meninggalkan allah untuk kepentingannya sendiri, (b) mau mendengar
nasihat/suara dari Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan bila Tuhan menasihatinya,
(c) tidak goyah dalam menjalani hidup dengan segala tantangan yang ada karena
ia yakin Tuhan selalu bersamanya, (d) bersukacita didalam Tuhan.
PENJELASAN
Mazmur
ini adalah suatu doa permohonan dan pengakuan iman yang sangat menyentuh
realitas kehidupan sehari-hari. Kita dapat melihat bagaimana kita diajari untuk
mengaplikasikan iman dalam realita kehidupan nyata. Hanya ada satu sumber
kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan kehidupan yaitu pada
Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Inilah yang
ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.
Di luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan,
keselamatan namun yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari
keselamatan dan kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan
memperbesar kesedihan (ay.4).
Harta
dan kepemilikan kita yang paling besar adalah memiliki iman kepada Tuhan Allah,
sebab bagaimana tidak, bahwa hanya karena Allah sajalah yang dapat membuat:
HATI bersukacita,
JIWA bersorak-sorak dan
TUBUH diam dengan tentram
--- Ayat 9 ---
Tidak
ada barang sesuatu apapun yang boleh membuat hidup kita seperti itu selain
karena Tuhan. Inilah harta yang paling berharga yang akan dirasakan oleh setiap
orang yang berlindung kepada Tuhan.
Hal
terbesar lagi yang boleh menguatkan kita bahwa keselamatan itu adalah untuk
selama-lamanya, bahwa orang yang beriman dan berpengharapan kepada Tuhan akan
diselamatkan dari dunia orang mati dan dari kebinasaan namun kehidupan kekal
adalah bahagiaan dari orang yang setia beriman kepada Tuhan. Sebab sengat maut
telah dipatahkan oleh Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya dari kematian, sebab: “Barangsiapa percaya kepada Anak,
ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia
tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh.
3:36).
Apapun
yang boleh kita miliki baik itu harta kekayaan emas perak uang jika kita tidak
memiliki harta yang sesungguhya tidak akan menjamin sukacita kita. Namun
kalaupun kita hanya cukup makan nasi campur garam jika kita bersama Tuhan tidak
akan menghilangkan sukacita kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita
melihat bahwa kepemilikan harta benda tidak menjamin seseorang boleh hidup
dengan tenang, nyaman dan senang justru ada sebaliknya membuat dia tidak dapat
lagi menikmati apa yang dimilikinya. Seperti yang difirmankan oleh Tuhan Yesus
bahwa jika kita menuruti perintahNya dan tinggal di dalam kasihNya maka: “Sukacita-Ku ada di dalam kamu, dan
sukacitamu menjadi penuh” (Yoh.
15: 11).
Semuanya
itu boleh nyata kepada kita jika kita dapat meniru apa yang diperbuat oleh
pemazmur ini dalam kehidupannya, yaitu penyerahan diri secara total kepada
Tuhan, bahwa ia menyerahkan hidupnya dikuasai oleh Tuhan. Dapat kita perhatikan
hidup yang dikuasai oleh Allah: Ia berdiri disebelah kananku:
Maka Aku tidak goyah. Ia depan: Ada sukacita
berlimpah-limpah Di tangan kananNya: Ada nikmat senantiasa
Tidak ada apapun yang boleh
membatasi sukacita anak-anak Allah, apapun yang boleh terjadi dalam hidup kita
tidak akan menggoyahkan kita sebab Allah bersama kita, biarpun saat ini kondisi
kita “sepiring berdua” atau apapun yang boleh terjadi baiklah kita selalu
mengingat janji Tuhan Yesus “Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat.28:20).
PENUTUP
Berita PASKAH II ini
mengingatkan kita bahwa iman yang kita miliki bukanlah iman yang hanya bersifat
dogmatis, tetapi iman yang harus dihidupi. Sebab jika tidak demikian, kita
tidak akan pernah merasakan kekuatan iman yang bekerja dalam hidup yang kita jalani
sekarang, dengan semua tantangan dan ketidakpastian yang terkait di dalamnya.
Iman kita kepada Tuhan adalah iman yang dapat diterjemahkan dalam kehidupan
sesehari dan memberikan dampak tersendiri bagi kita. Jika anda belum merasakan
peranan iman mengubahkan hidup anda, mungkin karena iman itu belum anda hidupi
dan baru sekedar anda setujui.
“Apa yang anda imani buka
sekedar untuk disetujui, tetapi untuk dihidupi”
Selamat Paskah!!!
Pdt. R. Sinaga, S.Th
Resort Pahae
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar